{إِنَّ
الَّذِينَ كَفَرُوا لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوَالُهُمْ وَلا أَوْلادُهُمْ مِنَ
اللَّهِ شَيْئًا وَأُولَئِكَ هُمْ وَقُودُ النَّارِ (10) كَدَأْبِ آلِ فِرْعَوْنَ
وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ
بِذُنُوبِهِمْ وَاللَّهُ شَدِيدُ الْعِقَابِ (11) }
Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta
benda dan anak-anak mereka sedikit pun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari
mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka, (keadaan mereka) adalah
sebagai keadaan kaum Fir'aun dan orang-orang yang sebelumnya; mereka mendustakan
ayat-ayat Kami; karena itu Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Dan
Allah sangat keras siksa-Nya.Allah Swt. memberitakan perihal orang-orang kafir, bahwa kelak mereka akan menjadi bahan bakar api neraka. Hal ini disebutkan melalui firman-Nya dalam ayat yang lain:
فَلا
تُعْجِبْكَ أَمْوالُهُمْ وَلا أَوْلادُهُمْ إِنَّما يُرِيدُ اللَّهُ
لِيُعَذِّبَهُمْ بِها فِي الْحَياةِ الدُّنْيا وَتَزْهَقَ أَنْفُسُهُمْ وَهُمْ
كافِرُونَ
(yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya
dan bagi merekalah laknat dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk.
(Al-Mu’min: 52)Semua yang diberikan kepada mereka ketika di dunia —yaitu berupa harta benda dan anak-anak— tidak ada manfaatnya bagi mereka di sisi Allah, juga tidak dapat menyelamatkan mereka dari siksa Allah yang amat pedih. Seperti yang diungkapkan oleh ayat lainnya, yaitu firman-Nya:
فَلا
تُعْجِبْكَ أَمْوالُهُمْ وَلا أَوْلادُهُمْ إِنَّما يُرِيدُ اللَّهُ
لِيُعَذِّبَهُمْ بِها فِي الْحَياةِ الدُّنْيا وَتَزْهَقَ أَنْفُسُهُمْ وَهُمْ
كافِرُونَ
Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu.
Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu
untuk menyiksa mereka dalam kehidupan dunia dan kelak akan melayang nyawa
mereka, sedangkan mereka dalam keadaan kafir. (At-Taubah: 55)Firman Allah Swt. yang mengatakan;
لَا
يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلادِ، مَتاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ
مَأْواهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمِهادُ
Jangan sekali-kali kamu teperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir
bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat
tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang
seburuk-buruknya. (Ali Imran 196-197)Sedangkan dalam ayat ini Allah Swt. berfirman:
إِنَّ
الَّذِينَ كَفَرُوا
Sesungguhnya orang-orang yang kafir. (Ali Imran: 10)Yakni orang-orang yang ingkar kepada ayat-ayat Allah, mendustakan rasul-rasul-Nya, menentang Kitab-Nya, dan tidak mengambil manfaat dari wahyu-Nya yang diturunkan kepada nabi-nabi-Nya.
لَنْ
تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوالُهُمْ وَلا أَوْلادُهُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئاً وَأُولئِكَ
هُمْ وَقُودُ النَّارِ
harta benda dan anak-anak mereka sedikit pun tidak dapat menolak (siksa)
Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka. (Ali Imran:
10)Yaitu kayu bakarnya yang digunakan untuk memperbesar api nerak; Perihalnya sama dengan makna yang disebutkan dalam ayat yang lain, yaitu firman-Nya:
إِنَّكُمْ
وَما تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ
Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah kayu
bakar Jahannam. (Al-Anbiya: 98), hingga akhir ayat.
قَالَ
ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ،
أَخْبَرَنَا ابْنُ لَهِيْعة، أَخْبَرَنِي ابْنُ الْهَادِ، عَنْ هِنْدَ بِنْتِ
الْحَارِثِ، عَنْ أُمِّ الْفَضْلِ أَمِّ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَتْ:
بَيْنَمَا نَحْنُ بِمَكَّةَ قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ من اللَّيْلِ، فَقَالَ هَلْ بَلَّغْتُ، اللَّهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ
...
" ثَلَاثًا، فَقَامَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ فَقَالَ: نَعَمْ. ثُمَّ أَصْبَحَ
فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لَيَظْهَرَنَّ
الْإِسْلَامُ حَتَّى يَرُدَّ الْكُفْرَ إِلَى مَوَاطِنِهِ، وَلَتَخُوضُنَّ
الْبِحَارَ بِالْإِسْلَامِ، وَلِيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زمان يتعلمون القرآن
ويقرؤونه، ثُمَّ يَقُولُونَ: قَدْ قَرَأْنَا وَعَلِمْنَا، فَمَنْ هَذَا الَّذِي
هُوَ خَيْرٌ مِنَّا، فَهَلْ فِي أُولَئِكَ مِنْ خَيْرٍ؟ " قَالُوا: يَا رَسُولَ
اللَّهِ، فَمَنْ أولئك؟ قال: "أولئك منكم وأولئك هم وَقُودُ
النَّارِ".
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Abu Maryam, telah menceritakan kepada kami ibnu
Luhai'ah, telah menceritakan kepadaku Ibnul Had, dari Hindun bintil Haris, dari
Ummul Fadl (yaitu Ummu Abdullah ibnu Abbas) yang menceritakan: Ketika kami
berada di Mekah, maka di suatu malam Rasulullah Saw. bangkit, lalu berseru,
"Apakah aku telah menyampaikan, ya Allah, apakah aku telah menyampaikan,"
sebanyak tiga kali. Maka Umar ibnul Khatlab r.a. bangkit, lalu menjawab, "Ya."
Kemudian pada pagi harinya Rasulullah Saw. bersabda, "Islam benar-benar akan
menang hingga kekufuran dikembalikan ke tempat asalnya, dan sesungguhnya banyak
lelaki yang menempuh laut berkat Islam. Dan benar-benar akan datang suatu masa
atas manusia, mereka mempelajari Al-Qur'an dan membacanya, kemudian
mereka mengatakan, 'Kami telah membaca dan mengetahui(nya). Maka siapakah
orang-orang yang lebih baik daripada kami ini, apakah di antara mereka terdapat
kebaikan'?" Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah mereka itu?"
Rasulullah Saw. menjawab," Mereka dari kalangan kalian, tetapi mereka adalah
bahan bakar neraka."
قَدْ
رَوَاهُ ابْنُ مَرْدَوَيْهِ مِنْ حَدِيثِ يَزِيدَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
الْهَادِ، عَنْ هِنْدَ بِنْتِ الْحَارِثِ، امْرَأَةِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَدَّادٍ،
عَنْ أُمِّ الْفَضْلِ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَامَ لَيْلَةً بِمَكَّةَ فَقَالَ: "هَلْ بَلَّغْتَ" يَقُولُهَا ثَلَاثًا، فَقَامَ
عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ -وَكَانَ أوَّاها-فَقَالَ: اللَّهُمَّ نَعَمْ، وحرصتَ
وجهدتَ ونصحتَ فَاصْبِرْ. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"لَيَظْهَرَنَّ الْإِيمَانُ حَتَّى يَرُدَّ الْكُفْرَ إِلَى مَوَاطِنِهِ،
وَلِيَخُوضُنَّ رِجَالٌ الْبِحَارَ بِالْإِسْلَامِ وَلِيَأْتِيَنَّ عَلَى الناس
زمان يقرؤون القرآن، فيقرؤونه وَيَعْلَمُونَهُ، فَيَقُولُونَ: قَدْ قَرَأْنَا،
وَقَدْ عَلِمْنَا، فَمَنْ هَذَا الَّذِي هُوَ خَيْرٌ مِنَّا؟ فَمَا فِي أُولَئِكَ
مِنْ خَيْرٍ" قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَمَنْ أُولَئِكَ؟ قَالَ: "أُولَئِكَ
مِنْكُمْ، وَأُولَئِكَ هُمْ وَقُودُ النَّارِ"
Ibnu Murdawaih meriwayatkan hadis ini melalui Yazid ibnu Abdullah ibnul Had,
dari Hindun bintil Haris (istri Abdullah ibnu Syaddad), dari Ummul Fadl yang
telah menceritakan: Bahwa Rasulullah Saw. bangkit di suatu malam di Mekah, lalu
bersabda, "Apakah aku telah menyampaikan," beliau mengucapkannya sebanyak
tiga kali. Maka bangkitlah Umar ibnul Khattab, dia orangnya sangat perasa, lalu
ia menjawab, "Ya Allah, benar, engkau telah berusaha dan telah berupaya dengan
sekuat tenaga serta telah memberi nasihat, maka bersabarlah." Maka Nabi Saw.
bersabda, "Iman benar-benar akan menang hingga kekufuran dikembalikan ke
tempat asalnya, dan banyak kaum lelaki yang menempuh laut berkat Islam. Dan
sungguh akan datang atas manusia suatu zaman, yang di zaman itu mereka
mempelajari Al-Qur'an, maka mereka membacanya dan mengajarkannya. Mereka
mengatakan, 'Kami telah pandai membaca Al-Qur'an dan kami telah berpengetahuan.
Siapakah orang yang lebih baik dari kita ini?' Tetapi di kalangan mereka tidak
ada suatu kebaikan pun." Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah mereka
itu?" Nabi Saw. menjawab, "Mereka dari kalangan kalian, mereka adalah bahan
bakar neraka."Ibnu Murdawaih meriwayatkannya pula melalui jalur Musa ibnu Ubaidah, dari Muhammad ibnu Ibrahim, dari Bintil Had, dari Al-Abbas ibnu Abdul Muttalib dengan lafaz yang semisal.
*******************
Firman Allah Swt.:
كَدَأْبِ
آلِ فِرْعَوْنَ
sebagai keadaan kaum Fir'aun. (Ali Imran: 11)Ad-Dahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud ialah seperti perbuatan kaum Fir'aun. Hal yang sama telah diriwayatkan pula dari Ikrimah, Mujahid, Abu Malik, dan Ad-Dahhak serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang. Di antara mereka ada yang mengatakan seperti sepak terjang kaum Fir'aun, seperti perbuatan kaum Fir'aun, serupa dengan kaum Fir'aun, tetapi pada garis besarnya ungkapan mereka berdekatan.
Ad-da-bu atau ad-da-abu sama wazan-nya dengan lafaz nahrun dan naharun, artinya perbuatan, keadaan, perkara, dan kebiasaan. Seperti dikatakan dalam bahasa Arab: Hal ini masih tetap menjadi kebiasaanku dan kebiasaanmu.
Umru-ul Qais, salah seorang penyair mereka, mengatakan:
وُقُوفًا بِهَا صَحْبِي عَلَيَّ مَطِيَّهُمْ ... يَقُولُونَ لَا تأسف أَسًى
وَتَجَمَّلِ
كَدَأْبِكَ مِنْ أُمِّ الْحُوَيْرِثِ قَبْلَهَا ... وَجَارَتِهَا أَمِّ الرَّبَابِ
بِمَأْسَلِ
Yang mengajak teman-temanku berhenti
di atas kendaraan mereka masing-masing karena dia. Mereka mengatakan, "Janganlah
engkau merusak dirimu dengan rasa putus asa, tetapi kuatkanlah hatimu. Seperti
kebiasaanmu dengan Ummul Huwairis sebelum dia dan tetangga wanitanya, yaitu
Ummur Rabbab di Ma-sal.
Makna da-bika dalam syair di atas ialah seperti kebiasaanmu dengan
Ummul Huwairis, ketika engkau merusak dirimu sendiri karena mencintainya, lalu
kamu menangisi rumah dan bekas-bekas yang ditinggalkannya.Makna ayat, orang-orang kafir itu tidak bermanfaat buat diri mereka harta benda dan anak-anak mereka, bahkan mereka binasa dan disiksa seperti yang pernah terjadi pada kaum Fir'aun dan orang-orang sebelumnya dari kalangan orang-orang yang mendustakan ayat: ayat Allah dan hujah-hujah-Nya yang dibawa oleh para rasul.
*******************
وَاللَّهُ
شَدِيدُ الْعِقابِ
Dan Allah sangat keras siksa-Nya. (Ali Imran: 11)Yakni pembalasan Allah sangat keras lagi siksa-Nya sangat pedih, tidak ada seorang pun yang dapat menolaknya dan tiada sesuatu pun yang luput dari-Nya. Bahkan Dia Maha Melakukan apa yang Dia kehendaki, Dia Mahamenang atas segala sesuatu. Tidak ada Tuhan yang wajib disembah selain Dia, dan tidak ada Tuhan yang berkuasa selain Dia.
0 komentar:
Posting Komentar