يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ
وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُونَ (90) إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ
الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ
ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ (91) وَأَطِيعُوا
اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَاحْذَرُوا فَإِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَاعْلَمُوا
أَنَّمَا عَلَى رَسُولِنَا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ (92) لَيْسَ عَلَى الَّذِينَ
آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جُنَاحٌ فِيمَا طَعِمُوا إِذَا مَا اتَّقَوْا
وَآمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ ثُمَّ اتَّقَوْا وَآمَنُوا ثُمَّ اتَّقَوْا
وَأَحْسَنُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (93)
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
(meminum) khamr, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji,
termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kalian
mendapat keberuntungan. Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan
permusuhan dan kebencian di antara kalian lantaran (meminum) khamr dan
berjudi itu, dan menghalangi kalian dari mengingati Allah dan salat; maka
berhentilah kalian (dari mengerjakan pekerjaan itu). Dan taatlah kalian
kepada Allah dan taatlah kalian kepada Rasul-(Nya) dan berhati-hatilah. Jika
kalian berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kewajiban Rasul Kami
hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. Tidak ada dosa bagi
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena memakan
makanan yang telah mereka makan dahulu, apabila mereka bertakwa serta beriman,
dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kemudian mereka tetap bertakwa dan
beriman, kemudian mereka (tetap juga) bertakwa dan berbuat kebajikan. Dan
Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.Allah Swt. berfirman melarang hamba-hamba-Nya yang beriman meminum khamr dan berjudi. Telah disebutkan dalam sebuah riwayat dari Amirul Mu’minin Ali ibnu Abu Talib r.a., bahwa ia pernah mengatakan catur itu termasuk judi. Begitu pula menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim, dari ayahnya, dari Isa ibnu Marhum, dari Hatim, dari Ja'far ibnu Muhammad, dari ayahnya, dari Ali r.a.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ismail Al-Ahmasi, telah menceritakan kepada kami Waki', dari Sufyan, dari Lais, dari Ata, Mujahid, dan Tawus, menurut Sufyan atau dua orang dari mereka; mereka telah mengatakan bahwa segala sesuatu yang memakai taruhan dinamakan judi, hingga permainan anak-anak yang memakai kelereng.
Telah diriwayatkan pula dari Rasyid ibnu Sa'd serta Damrah ibnu Habib hal yang semisal. Mereka mengatakan, "Hingga dadu, kelereng, dan biji juz yang biasa dipakai permainan oleh anak-anak."
Musa ibnu Uqbah telah meriwayatkan dari Nafi', dari Ibnu Umar, bahwa maisir adalah judi.
Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa maisir adalah judi yang biasa dipakai untuk taruhan di masa Jahiliah hingga kedatangan Islam. Maka Allah melarang mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk itu.
Malik telah meriwayatkan dari Daud ibnul Husain, bahwa ia pernah mendengar Sa'id ibnul Musayyab berkata, "Dahulu maisir yang dilakukan oleh orang-orang Jahiliah ialah menukar daging dengan seekor kambing atau dua ekor kambing."
Az-Zuhri telah meriwayatkan dari Al-A'raj yang mengatakan bahwa maisir ialah mengundi dengan anak panah yang taruhannya berupa harta dan buah-buahan.
Al-Qasim ibnu Muhammad mengatakan bahwa semua sarana yang melalaikan orang dari mengingati Allah dan salat dinamakan maisir.
Semua riwayat yang telah disebutkan di atas diketengahkan oleh Ibnu Abu Hatim.
قَالَ
ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنْصُورٍ الرَّمَادِيُّ،
حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، حَدَّثَنَا صَدَقَةُ، حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ
أَبِي الْعَاتِكَةِ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ يَزِيدَ، عَنِ الْقَاسِمِ، عَنْ أَبِي
أُمَامَةَ، عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "اجْتَنِبُوا هَذِهِ الكِعَاب الْمَوْسُومَةَ الَّتِي
يُزْجَرُ بِهَا زَجْرًا فَإِنَّهَا مِنَ الْمَيْسِرِ".
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Mansur
Ar-Ramadi, telah menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Ammar, telah menceritakan
kepada kami Sadaqah, telah menceritakan kepada kami Usman ibnu Abul Atikah, dari
Ali Ibnu Yazid, dari Al-Qasim, dari Abu Umamah, dari Abu Musa Al-Asy'ari, dari
Nabi Saw. yang telah bersabda: Jauhilah oleh kalian dadu-dadu yang bertanda
ini, yang dikocok-kocok, karena sesungguhnya ia termasuk maisir.Hadis ini berpredikat garib. Seakan-akan yang dimaksud dengan dadu tersebut adalah permainan nard (kerambol) yang disebutkan dalam sahih Muslim melalui Buraidah ibnu Hasib Al-Aslami yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"مَنْ
لَعِبَ بالنَّرْدَشير فَكَأَنَّمَا صَبَغ يَدَهُ فِي لَحْمِ خِنْزِيرٍ
ودَمه"
Barang siapa yang bermain nardsyir (karambol), maka seakan-akan
mencelupkan tangannya ke dalam daging dan darah babi.Di dalam kitab Muwatta' Imam Malik dan Musnad Imam Ahmad serta Sunan Abu Daud dan Sunan Ibnu Majah disebutkan sebuah hadis melalui Abu Musa Al-Asy'ari yang telah menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"مَنْ
لَعِبَ بِالنَّرْدِ فَقَدْ عَصَى اللَّهَ وَرَسُولَهُ".
Barang siapa yang bermain nard, maka ia telah durhaka terhadap Allah dan
Rasul-Nya.Telah diriwayatkan pula secara mauquf dari Abu Musa, bahwa hal tersebut merupakan perkataan Abu Musa sendiri.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا مَكِّيُّ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا الجُعَيْد،
عَنْ مُوسَى بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْخَطْمِيِّ، أَنَّهُ سَمِعَ مُحَمَّدَ بْنَ
كَعْبٍ وَهُوَ يَسْأَلُ عَبْدَ الرَّحْمَنِ يَقُولُ: أَخْبِرْنِي، مَا سَمِعْتَ
أَبَاكَ يَقُولُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ فقال
عَبْدُ الرَّحْمَنِ: سَمِعْتُ أَبِي يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "مَثَلُ الَّذِي يَلْعَبُ بِالنَّرْدِ، ثُمَّ
يَقُومُ فَيُصَلِّي، مَثَلُ الَّذِي يَتَوَضَّأُ بالقَيْح وَدَمِ الْخِنْزِيرِ
ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّي".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Maki ibnu Ibrahim,
telah menceritakan kepada kami Al-Ju'aid, dari Musa ibnu Abdur Rahman Al-Khatmi,
bahwa ia pernah mendengar perkataan Muhammad ibnu Ka'b ketika bertanya kepada
Abdur Rahman, "Ceritakanlah kepadaku apa yang telah kamu dengar dari ayahmu dari
Rasulullah Saw." Maka Abdur Rahman menjawab bahwa ia pernah mendengar ayahnya
mengatakan bahwa ia telah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Perumpamaan
orang yang bermain nard, kemudian ia bangkit dan melakukan salat, sama halnya
dengan orang yang berwudu dengan memakai nanah dan darah babi, lalu ia bangkit
dan melakukan salatnya.Adapun mengenai syatranj (catur), Abdullah ibnu Umar r.a. mengatakan bahwa permainan catur adalah perbuatan yang buruk dan termasuk permainan nard.
Dalam keterangan yang lalu telah disebutkan dari Ali r.a. bahwa permainan catur termasuk maisir. Imam Malik, Imam Abu Hanifah, dan Imam Ahmad telah menaskan keharamannya, tetapi Imam Syafii menghukuminya makruh.
Mengenai ansab, maka Ibnu Abbas, Mujahid, Ata, Sa'id ibnu Jubair, dan Al-Hasan serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang mengatakan bahwa ansab merupakan tugu-tugu terbuat dari batu yang dijadikan sebagai tempat mereka melakukan kurban di dekatnya (untuk tugu-tugu tersebut).
Adapun azlam menurut mereka ialah anak-anak panah (yang tidak diberi bulu keseimbangan dan tidak diberi ujung), alat ini biasa mereka pakai untuk mengundi nasib. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim.
****
Firman Allah Swt.:
{رِجْسٌ
مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ}
adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan setan. (Al-Maidah: 90)Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa rijsun artinya perbuatan yang dimurkai (Allah) dan termasuk perbuatan setan. Menurut Sa'id ibnu Jubair, arti rijsun ialah dosa. Sedangkan menurut Zaid ibnu Aslam disebutkan bahwa makna rijsun ialah jahat, termasuk perbuatan setan.
{فَاجْتَنِبُوهُ}
Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu. (Al-Maidah: 90)Damir yang ada pada lafaz fajtanibuhu kembali merujuk kepada lafaz ar-rijsu, yakni tinggalkanlah perbuatan yang jahat dan keji itu.
{لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُونَ}
agar kalian mendapat keberuntungan. (Al-Maidah: 90)Ayat ini mengandung makna targib (anjuran untuk memikat).
Kemudian Allah Swt. berfirman:
{إِنَّمَا
يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي
الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلاةِ
فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ}
Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kalian lantaran (meminum) khamr dan berjudi itu, dan
menghalang-halangi kalian dari mengingati Allah dan salat; maka berhentilah
kalian (dari mengerjakan pekerjaan itu). (Al-Maidah: 91)Ayat ini mengandung ancaman dan peringatan.
Hadis-hadis yang menyebutkan pengharaman khamr
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا سُرَيج حَدَّثَنَا أَبُو مَعْشَر، عَنْ أَبِي
وَهْب مَوْلَى أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: حُرِّمَتِ الْخَمْرُ
ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
الْمَدِينَةَ، وَهُمْ يَشْرَبُونَ الْخَمْرَ وَيَأْكُلُونَ الْمَيْسِرَ، فَسَأَلُوا
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْهُمَا، فَأَنْزَلَ اللَّهُ:
{يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ
وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ} إِلَى آخَرَ الْآيَةِ [الْبَقَرَةِ:219] . فَقَالَ
النَّاسُ: مَا حَرُمَ عَلَيْنَا، إِنَّمَا قَالَ: {فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ}
وَكَانُوا يَشْرَبُونَ الْخَمْرَ، حَتَّى كَانَ يَوْمًا مِنَ الْأَيَّامِ صَلَّى
رَجُلٌ مِنَ المهاجرين، أمَّ أصحابه في الْمَغْرِبِ،
خَلَطَ فِي قِرَاءَتِهِ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ [عَزَّ وَجَلَّ] آيَةً أَغْلَظَ
مِنْهَا: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلاةَ وَأَنْتُمْ
سُكَارَى حَتَّى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ} [النِّسَاءِ: 43] وَكَانَ النَّاسُ
يَشْرَبُونَ، حَتَّى يَأْتِيَ أَحَدُهُمُ الصَّلَاةَ وَهُوَ مُفِيقٌ. ثُمَّ
أُنْزِلَتْ آيَةٌ أَغْلَظُ مِنْ ذَلِكَ: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا
الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالأنْصَابُ وَالأزْلامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ
فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ} قَالُوا: انْتَهَيْنَا رَبَّنَا. وَقَالَ
النَّاسُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، نَاسٌ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ، [وَنَاسٌ]
مَاتُوا عَلَى سَرَفِهِمْ كَانُوا يَشْرَبُونَ الْخَمْرَ وَيَأْكُلُونَ
الْمُيْسِرَ، وَقَدْ جَعَلَهُ اللَّهُ رِجْسًا مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ؟
فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى: {لَيْسَ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ جُنَاحٌ فِيمَا طَعِمُوا} إِلَى آخِرِ الْآيَةِ، وَقَالَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لَوْ حَرُمَ عَلَيْهِمْ لَتَرَكُوهُ كَمَا
تَرَكْتُمْ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Syuraih, telah
menceritakan kepada kami Abu Ma'syar, dari Abu Wahb maula Abu Hurairah, dari Abu
Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa khamr diharamkan sebanyak tiga kali. Pertama
ketika Rasulullah Saw. tiba di Madinah, sedangkan mereka dalam keadaan
masih minum khamr dan makan dari hasil judi, lalu mereka menanyakan kedua
perbuatan itu kepada Rasulullah Saw. Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya:
Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah, "Pada keduanya
itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia" (Al-Baqarah:
219), hingga akhir ayat. Maka orang-orang mengatakan bahwa Allah tidak
mengharamkannya kepada kita, karena sesungguhnya yang disebutkan oleh-Nya
hanyalah: Pada keduanya itu terdapat dosa besar. (Al-Baqarah: 219)
Kebiasaan minum khamr terus berlanjut di kalangan mereka, hingga pada suatu hari
seorang lelaki dari kalangan Muhajirin salat sebagai imam teman-temannya, yaitu
salat Magrib. Lalu dalam qiraahnya ia melantur, maka Allah Swt. menurunkan ayat
yang lebih keras daripada ayat pertama, yaitu firman-Nya: hai orang-orang
yang beriman, janganlah kalian salat, sedangkan kalian dalam keadaan mabuk,
sehingga kalian mengerti apa yang kalian ucapkan. (An-Nisa: 43) Tetapi
orang-orang masih tetap minum khamr, hingga seseorang dari mereka mengerjakan
salat dalam keadaan mabuk. Kemudian turunlah ayat yang lebih keras daripada ayat
sebelumnya, yaitu firman-Nya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
(meminum) khamr, berjudi (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib
dengan panah adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kalian mendapat keberuntungan. (Al-Maidah: 90)
Maka barulah mereka mengatakan, "Wahai Tuhan kami, kini kami berhenti."
Orang-orang bertanya, "Wahai Rasulullah, ada sejumlah orang yang telah gugur di
jalan Allah, dan mereka mati dengan kemadatannya, dahulu mereka gemar minum
khamr dan makan dari hasil judi, padahal Allah telah menjadikannya sebagai
perbuatan yang keji dan termasuk perbuatan setan." Maka Allah Swt. menurunkan
firman-Nya: Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu. (Al-Maidah:
93), hingga akhir ayat. Maka Nabi Saw. bersabda: Seandainya diharamkan atas
mereka, niscaya mereka meninggalkan perbuatan itu sebagaimana kalian
meninggalkannya.Hadis diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara munfarid.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا خَلَف بْنُ الْوَلِيدِ، حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ،
عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ أَبِي مَيْسَرة، عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ [رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ] أَنَّهُ قَالَ: لَمَّا نَزَلَ تَحْرِيمُ الْخَمْرِ قَالَ:
اللَّهُمَّ بَيّن لَنَا فِي الْخَمْرِ بَيَانًا شَافِيًا. فَنَزَلَتْ هَذِهِ
الْآيَةُ التِي فِي الْبَقَرَةِ: {يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ
فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ} فَدُعي عُمَرُ فَقُرِئَتْ عَلَيْهِ، فَقَالَ: اللَّهُمَّ
بَيِّنْ لَنَا فِي الْخَمْرِ بَيَانًا شَافِيًا. فَنَزَلَتِ الْآيَةُ الَّتِي فِي
سُورَةِ النِّسَاءِ: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلاةَ
وَأَنْتُمْ سُكَارَى} فَكَانَ مُنَادِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِذَا أَقَامَ الصَّلَاةَ نَادَى: أَلَّا يَقْرَبَنَّ الصَّلَاةَ
سَكْرَانُ. فَدُعِيَ عُمَرُ فَقُرِئَتْ عَلَيْهِ، فَقَالَ: اللَّهُمَّ بَيِّنْ
لَنَا فِي الْخَمْرِ بَيَانًا شَافِيًا. فَنَزَلَتِ الْآيَةُ التِي فِي
الْمَائِدَةِ، فَدَعِي عُمَرُ فَقُرِئَتْ عَلَيْهِ فَلَمَّا بَلَغَ: {فَهَلْ
أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ} قَالَ عُمَرُ: انْتَهَيْنَا.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Khalaf ibnul Walid,
telah menceritakan kepada kami Israil, dari Abu Ishaq, dari Abu Maisarah, dari
Umar ibnul Khattab yang menceritakan bahwa ketika diturunkan wahyu yang
mengharamkan khamr, ia berkata, "Ya Allah, jelaskanlah kepada kami masalah khamr
dengan keterangan yang memuaskan." Maka turunlah ayat yang ada di dalam surat
Al-Baqarah: Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah,
"Pada keduanya itu terdapat dosa besar.” (Al-Baqarah: 219) Lalu Umar
dipanggil dan dibacakan kepadanya ayat tersebut, dan ia masih mengatakan, "Ya
Allah, jelaskanlah kepada kami tentang khamr dengan keterangan yang memuaskan."
Maka turunlah ayat yang ada di dalam surat An-Nisa: Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kalian salat, sedangkan kalian dalam keadaan mabuk.
(An-Nisa: 43) Sejak saat itu juru azan Rasulullah Saw. apabila telah
menyerukan kalimat, "Marilah kita salat," maka ia menyerukan, "Jangan
sekali-kali mengerjakan salat apabila sedang mabuk." Maka Umar dipanggil dan
dibacakan kepadanya ayat ini, tetapi ia masih mengatakan, "Ya Allah, jelaskanlah
kepada kami masalah khamr dengan penjelasan yang memuaskan." Maka turunlah ayat
yang ada di dalam surat Al-Maidah, lalu Umar dipanggil dan dibacakan kepadanya
ayat tersebut. Setelah bacaanku sampai pada firman-Nya: maka berhentilah
kalian (dari mengerjakan perbuatan itu). (Al-Maidah: 91) Maka barulah Umar
mengatakan, "Kami telah berhenti, kami telah berhenti."Imam Abu Daud dan Imam Turmuzi serta Imam Nasai meriwayatkannya melalui jalur Ismail, dari Abu Ishaq Umar ibnu Abdullah As-Subai'i dan dari Abu Maisarah yang nama aslinya ialah Amr ibnu Syurahbil Al-Hamdani, dari Umar dengan lafaz yang sama; tetapi Abu Maisarah tidak mempunyai hadis yang bersumber dari Umar selain hadis ini. Abu Zar'ah mengatakan bahwa Abu Maisarah belum pernah mendengar dari Umar. Ali ibnul Madini dan Imam Turmuzi menilai sahih hadis ini.
Di dalam kitab Sahihain disebutkan dari Umar ibnul Khattab yang dalam khotbahnya di atas mimbar Rasulullah Saw. mengatakan, "Hai manusia, sesungguhnya telah diturunkan pengharaman khamr. Khamr itu terbuat dari lima macam, yaitu dari buah anggur, kurma, madu, gandum, dan jewawut. Dan khamr merupakan minuman yang menutupi akal sehat (memabukkan)."
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Bisyr, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz ibnu Umar ibnu Abdul Aziz, telah menceritakan kepadaku Nafi', dari Ibnu Umar yang mengatakan bahwa ketika ayat pengharaman khamr diturunkan, saat itu di Madinah terdapat lima jenis minuman, tetapi tidak ada minuman yang terbuat dari anggur.
حَدِيثٌ
آخَرُ: قَالَ أَبُو دَاوُدَ الطَّيَالِسِيُّ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي
حُمَيْدٍ، عَنِ الْمِصْرِيِّ -يعني أبا طعمة قَارِئَ
مِصْرَ -قَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ يَقُولُ: نَزَلَتْ فِي الْخَمْرِ ثَلَاثُ
آيَاتٍ، فَأَوَّلُ شَيْءٍ نَزَلَ: {يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ}
الْآيَةَ [الْبَقَرَةِ: 219] فَقِيلَ: حُرِّمَتِ الْخَمْرُ. فَقَالُوا: يَا رَسُولَ
اللَّهِ، نَنْتَفِعُ بِهَا كَمَا قَالَ اللَّهُ تَعَالَى. قَالَ: فَسَكَتَ عَنْهُمْ
ثُمَّ نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ: {لَا تَقْرَبُوا الصَّلاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَى}
[النِّسَاءِ: 43] . فَقِيلَ: حُرِّمَتِ الْخَمْرُ، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ،
إِنَّا لَا نَشْرَبُهَا قُرْبَ الصَّلَاةِ، فَسَكَتَ عَنْهُمْ ثُمَّ نَزَلَتْ: {يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالأنْصَابُ
وَالأزْلامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُونَ} فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"حُرِّمَتِ الْخَمْرُ".
Hadis lain diriwayatkan oleh Abu Daud At-Tayalisi, telah menceritakan kepada
kami Muhammad ibnu Abu Ahmad, dari Al-Masri (yakni Abu Tu'mah) qari dari Mesir
yang menceritakan bahwa ia pernah mendengar Ibnu Umar mengatakan bahwa
sehubungan dengan masalah pengharaman khamr telah diturunkan tiga buah ayat.
Ayat pertama ialah firman Allah Swt.: Mereka bertanya kepadamu tentang khamr
dan judi. (Al-Baqarah: 219), hingga akhir ayat. Lalu dikatakan bahwa khamr
telah diharamkan. Tetapi mereka berkata, "Wahai Rasulullah, biarkanlah kami
mengambil manfaat dari ayat ini sebagaimana apa yang difirmankan oleh Allah
Swt." Rasulullah Saw. diam, tidak menjawab. Kemudian turunlah ayat ini:
janganlah kalian mendekati salat, sedangkan kalian dalam keadaan mabuk.
(An-Nisa: 43) Maka dikatakan bahwa khamr telah diharamkan. Tetapi mereka
berkata, "Wahai Rasulullah, kami tidak akan meminumnya bila dekat waktu salat."
Rasulullah Saw. diam, tidak menjawab. Maka turunlah firman Allah Swt.: Hai
orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan
keji, termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu.
(Al-Maidah: 90), hingga ayat berikutnya. Kemudian barulah Rasulullah Saw.
bersabda: Khamr kini telah diharamkan.
حَدِيثٌ
آخَرُ: قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَعْلَى، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
إِسْحَاقَ، عَنِ الْقَعْقَاعِ بْنِ حَكِيمٍ؛ أَنَّ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ وَعْلَة
قَالَ: سَأَلْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ عَنْ بَيْعِ الْخَمْرِ، فَقَالَ: كَانَ لِرَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَدِيقٌ مِنْ ثَقِيفٍ -أَوْ: مِنْ
دَوْسٍ-فَلَقِيَهُ يَوْمَ الْفَتْحِ بِرَاوِيَةِ خَمْرٍ يُهْدِيهَا إِلَيْهِ،
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يَا فُلَانُ، أَمَا
عَلِمْتَ أَنَّ اللَّهَ حَرَّمَهَا؟ " فَأَقْبَلَ الرَّجُلُ عَلَى غُلَامِهِ
فَقَالَ: اذْهَبْ فَبِعْهَا. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "يَا فُلَانُ، بِمَاذَا أَمَرْتَهُ؟ " فَقَالَ: أَمَرْتُهُ أَنْ
يَبِيعَهَا. قَالَ: "إِنَّ الَّذِي حَرَّمَ شُرْبَهَا حَرَّمَ بَيْعَهَا". فَأَمَرَ
بِهَا فَأُفْرِغَتْ فِي الْبَطْحَاءِ.
Hadis lain diriwayatkan oleh Imam Ahmad, telah menceritakan kepada kami
Ya'la, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ishaq, dari Al-Qa'qa' ibnu
Hakim; Abdur Rahman ibnu Wa'lah mengatakan bahwa ia pernah bertanya kepada Ibnu
Abbas mengenai masalah menjual khamr. Ibnu Abbas menjawab bahwa dahulu
Rasulullah Saw. mempunyai seorang teman dari Bani Saqif atau Bani Daus.
Rasulullah bersua dengannya pada hari kemenangan atas kota Mekah, pada waktu itu
ia membawa seguci khamr yang hendak ia hadiahkan kepada Rasulullah Saw.
Rasulullah Saw. bersabda, "Hai Fulan, tidakkah kamu mengetahui bahwa Allah
telah mengharamkannya?" Maka lelaki itu datang kepada pelayannya dan berkata
kepadanya, "Pergilah, dan juallah khamr ini." Rasulullah Saw. bersabda, "Hai
Fulan, apakah yang kamu perintahkan kepada pelayanmu?" Lelaki itu menjawab,
"Saya perintahkan dia untuk menjualnya." Maka Rasulullah Saw. bersabda:
Sesungguhnya sesuatu yang diharamkan meminumnya diharamkan pula memperjual
belikannya. Lalu Rasulullah Saw. memerintahkan agar khamr itu ditumpahkan,
kemudian ditumpahkan di Batha.Imam Muslim meriwayatkannya melalui jalur Ibnu Wahb, dari Malik, dari Zaid ibnu Aslam; dan dari jalur Ibnu Wahb pula, dari Sulaiman ibnu Bilal, dari Yahya ibnu Sa'id, keduanya dari Abdur Rahman ibnu Wa'lah, dari Ibnu Abbas dengan lafaz yang sama. Imam Nasai meriwayatkannya melalui Qutaibah, dari Malik dengan sanad yang sama.
حَدِيثٌ
آخَرُ: قَالَ الْحَافِظُ أَبُو يَعْلَى الْمَوْصِلِيُّ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
أَبِي بَكْرٍ الْمُقَدِّمِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ الْحَنَفِيُّ، حَدَّثَنَا
عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ، عَنْ شَهْر بْنِ حَوْشَب، عَنْ تَمِيمٍ
الدَّارِيِّ أَنَّهُ كَانَ يَهْدِي لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ رَاوِيَةً مِنْ
خَمْرٍ، فَلَمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ تَحْرِيمَ الْخَمْرِ جَاءَ بِهَا، فَلَمَّا
رَآهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَحِكَ وَقَالَ:
"إِنَّهَا قَدْ حُرِّمَتْ بَعْدَكَ". قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَأَبِيعُهَا
وَأَنْتَفِعُ بِثَمَنِهَا؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "لَعَنَ اللَّهُ الْيَهُودَ، حَرُمَ عَلَيْهِمْ شُحُوم الْبَقَرِ
وَالْغَنَمِ، فَأَذَابُوهُ، وَبَاعُوهُ، وَاللَّهُ حَرّم الْخَمْرَ
وَثَمَنَهَا".
Hadis yang lain diriwayatkan oleh Abu Ya'la Al-Mausuli, bahwa telah
menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abu Bakar Al-Maqdami, telah menceritakan
kepada kami Abu Bakar Al-Hanafi, telah menceritakan Kepada kami Abdul Hamid ibnu
Ja'far, dari Syahr ibnu Hausyab, dari Tamim Ad-Dari, bahwa dahulu ia sering
menghadiahkan kepada Rasulullah Saw. seguci khamr tiap tahunnya. Setelah Allah
mengharamkan khamr, Tamim Ad-Dari datang dengan membawa khamr (sebagaimana
biasanya). Ketika Rasulullah Saw. melihat khamr itu, maka beliau tersenyum dan
bersabda, "Sesungguhnya khamr telah diharamkan sesudahmu." Tamim Ad-Dari
mengatakan, "Wahai Rasulullah, kalau begitu aku akan menjualnya dan memanfaatkan
hasil jualannya." Maka Rasulullah Saw. bersabda: Semoga Allah melaknat
orang-orang Yahudi. Telah diharamkan atas mereka lemak sapi dan kambing, maka
mereka mencairkannya, lalu menjualnya. Allah telah mengharamkan khamr dan hasil
jualannya.
وَقَدْ
رَوَاهُ أَيْضًا الْإِمَامُ أَحْمَدُ فَقَالَ: حَدَّثَنَا رَوْح، حَدَّثَنَا عَبْدُ
الْحَمِيدِ بْنُ بَهْرام قَالَ: سَمِعْتُ شَهْرَ بْنَ حَوْشَبٍ قَالَ: حَدَّثَنِي
عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ غَنْم: أَنَّ الدَّارِيَّ كَانَ يهدي لرسول الله صلى الله
عليه وسلم كُلَّ عَامٍ رَاوِيَةً مِنْ خَمْرٍ، فَلَمَّا كَانَ عَامُ حُرّمت جَاءَ
بِرَاوِيَةٍ، فَلَمَّا نَظَرَ إِلَيْهِ ضَحِكَ فَقَالَ أَشْعَرْتَ أَنَّهَا
حُرِّمَتْ بَعْدَكَ؟ " فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَلَّا أَبِيعُهَا
وَأَنْتَفِعُ بِثَمَنِهَا؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "لَعَنَ اللَّهُ الْيَهُودَ، انْطَلَقُوا إِلَى مَا حُرّم عليهم من شحم
البقر والغنم فأذابوه، فباعوه به ما يأكلون، وإن الخمر حرام وَثَمَنُهَا
حَرَامٌ، وَإِنَّ الْخَمْرَ حَرَامٌ وَثَمَنُهَا حَرَامٌ، وَإِنَّ الْخَمْرَ
حَرَامٌ وَثَمَنُهَا حَرَامٌ".
Imam Ahmad telah meriwayatkan pula. Untuk itu ia mengatakan, telah
menceritakan kepada kami Rauh, telah menceritakan kepada kami Abdul Hamid ibnu
Bahram yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Syahr ibnu Hausyab berkata,
telah menceritakan kepadanya Abdur Rahman ibnu Ganam, bahwa Ad-Dari setiap
tahunnya selalu menghadiahkan seguci khamr kepada Rasulullah Saw. Pada tahun
khamr diharamkan, Ad-Dari datang dengan membawa seguci khamrnya. Ketika
Rasulullah Saw. melihatnya, beliau tersenyum dan bersabda, "Tidakkah kamu
ketahui bahwa khamr telah diharamkan sesudahmu?" Maka Ad-Dari berkata,
"Wahai Rasulullah, bolehkah aku menjualnya dan memanfaatkan hasil jualannya?"
Rasulullah Saw. bersabda: Semoga Allah melaknat orang-orang Yahudi. Mereka
memproses apa yang diharamkan atas mereka —yaitu lemak sapi dan lemak kambing—
dengan cara meleburnya (mencairkannya), lalu menjualnya; sesungguhnya
mereka tidak memakannya (secara langsung). Dan sesungguhnya khamr itu
haram dan hasil jualannya (pun) haram, sesungguhnya khamr itu haram dan
hasil jualannya (pun) haram, dan sesungguhnya khamr itu haram dan hasil
jualannya haram (pula).
حَدِيثٌ
آخَرُ: قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا
ابْنُ لَهِيعَة، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ نَافِعِ بْنِ
كَيسان أَنَّ أَبَاهُ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ كَانَ يَتَّجِرُ فِي الْخَمْرِ فِي زَمَنِ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَنَّهُ أَقْبَلَ مِنَ
الشَّامِ وَمَعَهُ خَمْرٌ فِي الزُّقَاقِ، يُرِيدُ بِهَا التِّجَارَةَ، فَأَتَى
بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ
اللَّهِ، إِنِّي جِئْتُكَ بِشَرَابٍ طَيِّبٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يَا كَيْسَانُ، إِنَّهَا قَدْ حُرِّمَتْ بَعْدَكَ".
قَالَ: فَأَبِيعُهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّهَا قَدْ حُرِّمَتْ وَحَرُمَ ثَمَنُهَا". فَانْطَلَقَ
كَيْسَانُ إِلَى الزُّقَاقِ، فَأَخَذَ بِأَرْجُلِهَا ثُمَّ
هَرَاقَهَا.
Hadis yang lain diriwayatkan oleh Imam Ahmad, telah menceritakan kepada kami
Qutaibah ibnu Sa’id, telah menceritakan kepada kami Ibnu Luhai'ah, dari Sulaiman
ibnu Abdur Rahman, dari Nafi' ibnu Kaisan; ayahnya pernah menceritakan kepadanya
bahwa dahulu di masa Rasulullah Saw. ayahnya pernah berjualan khamr. Ketika tiba
dari negeri Syam, ia membawa khamr dalam kantong-kantong kulitnya dengan tujuan
untuk dijual. Lalu ia datang dengan membawa khamr itu kepada Rasulullah Saw. dan
berkata kepadanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku datang kepadamu dengan
membawa minuman yang baik. Maka Rasulullah bersabda, "Hai Kaisan,
sesungguhnya khamr itu telah diharamkan sesudahmu." Kaisan berkata, "Wahai
Rasulullah, bagaimana kalau aku menjualnya?" Rasulullah Saw. bersabda:
Sesungguhnya khamr telah diharamkan, dan haram pula hasil jualannya. Maka
Kaisan pergi menuju ke kantong-kantong kulit yang berisikan khamr itu. Ia pegang
bagian bawahnya, lalu semua isinya ia tumpahkan.Hadis lain diriwayatkan oleh Imam Ahmad, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa'id, dari Humaid, dari Anas yang menceritakan bahwa ia pernah menyuguhkan minuman khamr kepada Abu Ubaidah ibnul Jarrah, Ubay ibnu Ka'b, Suhail ibnu Baida, dan sejumlah orang dari kalangan sahabat di rumah Abu Talhah, sehingga memabukkan sebagian dari mereka. Lalu datanglah seseorang dari kalangan kaum muslimin mewartakan, "Tidakkah kalian ketahui bahwa khamr itu telah diharamkan?" Mereka menjawab, "Akan kami lihat dan kami tanyakan." Mereka mengatakan, "Hai Anas, tumpahkanlah khamr yang masih tersisa pada wadahmu itu!" Anas mengatakan, "Demi Allah, mereka tidak meminum khamr lagi. Apa yang mereka minum hanyalah perasan anggur, buah kurma yang belum masak benar, dan buah kurma yang sudah masak; semuanya itu merupakan khamr mereka saat itu."
Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkan hadis ini di dalam kitab Sahihain melalui berbagai jalur dari Anas.
Di dalam riwayat Hammad ibnu Zaid, dari Sabit, dari Anas disebutkan bahwa Anas pernah menyuguhkan minuman khamr di rumah Abu Talhah kepada sejumlah orang, yaitu pada hari khamr diharamkan. Minuman yang mereka minum hanyalah perasan anggur, perasan kurma gemading, dan perasan kurma masak. Tiba-tiba ada seorang juru penyeru menyerukan suatu seruan. Lalu Anas berkata, "Keluarlah dan lihatlah apa yang diserukannya." Tiba-tiba seorang juru penyeru menyerukan bahwa sesungguhnya khamr telah diharamkan. Anas mengatakan, "Maka aku tumpahkan khamr yang tersisa itu di jalan Madinah."
Anas mengatakan bahwa Abu Talhah berkata kepadanya, "Keluarlah kamu dan tumpahkanlah khamr ini." Maka aku menumpahkan semuanya. Mereka atau sebagian dari mereka mengatakan bahwa si Anu dan si Anu telah mati, sedangkan khamr berada dalam perutnya. Maka Allah menurunkan firman-Nya: Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu. (Al-Maidah: 93), hingga akhir ayat.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Basysyar, telah menceritakan kepadaku Abdul Kabir ibnu Abdul Majid, telah menceritakan kepada kami Abbad ibnu Rasyid, dari Qatadah, dari Anas ibnu Malik yang mengatakan, "Ketika saya sedang menyuguhkan minuman khamr kepada Abu Talhah, Abu Ubaidah ibnul Jarrah, Abu Dujanah, Mu'az ibnu Jabal, dan Suhail ibnu Baida hingga kepala mereka tertunduk (mabuk) —minuman itu campuran dari perasan kurma gemading dan kurma masak— aku mendengar seseorang menyerukan bahwa sesungguhnya khamr telah diharamkan." Anas ibnu Malik melanjutkan kisahnya, "Setelah itu tiada seorang pun dari kami yang masuk dan yang keluar hingga kami tumpahkan minuman khamr dan memecahkan semua wadahnya. Kemudian sebagian dari kami ada yang berwudu, ada pula yang mandi, lalu kami memakai wewangian milik Ummu Sulaim. Setelah itu kami keluar menuju masjid. Tiba-tiba kami jumpai Rasulullah Saw. sedang membacakan firmanNya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu. (Al-Maidah: 90) sampai dengan firman-Nya: maka berhentilah kalian (dari mengerjakan pekerjaan itu). (Al-Maidah: 91); Seorang lelaki mengajukan pertanyaan, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah menurutmu perihal orang yang telah mati, sedangkan dulunya dia suka meminum khamr?" Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu. (Al-Maidah: 93), hingga akhir ayat. Ada seorang lelaki bertanya kepada Qatadah (perawi hadis ini), "Apakah engkau mendengarnya langsung dari Anas ibnu Malik r.a.?" Qatadah menjawab, "Ya." Ada pula lelaki lain bertanya kepada Anas ibnu Malik, "Apakah engkau sendiri mendengarnya langsung dari Rasulullah Saw.?" Anas menjawab, "Ya, atau seseorang yang tidak berdusta menceritakannya kepadaku. Kami (para sahabat) tidak pernah berdusta, dan kami tidak mengetahui apa itu dusta.
حَدِيثٌ
آخَرُ: قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ إِسْحَاقَ، أَخْبَرَنِي
يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ زَحر، عَنْ بَكْرِ بْنِ
سَوَادَةَ، عَنْ قَيْسِ بْنِ سَعْدِ بْنِ عُبَادَةَ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ رَبِّي تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَرَّمَ
عَلَيّ الْخَمْرَ، والكُوبَة، وَالْقِنِّينَ. وَإِيَّاكُمْ والغُبيراء فَإِنَّهَا
ثُلُثُ خَمْرِ الْعَالَمِ".
Hadis lain diriwayatkan oleh Imam Ahmad, telah menceritakan kepada kami Yahya
ibnu Ishaq, telah menceritakan kepadaku Yahya ibnu Ayyub, dari Ubaidillah ibnu
Zahr, dari Bakr ibnu Sawadah, dari Qais ibnu Sa'd ibnu Ubadah, bahwa Rasulullah
Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya Tuhanku Yang Mahasuci lagi Mahatinggi
telah mengharamkan khamr, al-kubah (sejenis khamr) dan al-qanin
(sejenis khamr), serta jauhilah oleh kalian al-gubaira (sejenis
khamr), karena sesungguhnya al-gubaira itu sepertiga khamr dunia.
حَدِيثٌ
آخَرُ: قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ، حَدَّثَنَا فَرَجُ بْنُ
فَضَالَةَ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ رَافِعٍ عَنْ أَبِيهِ،
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرو قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى أُمَّتِي الْخَمْرَ
وَالْمَيْسِرَ والمزْر، والكُوبة والقِنّين. وَزَادَنِي صَلَاةَ
الْوَتْرِ".
Hadis yang lain diriwayatkan oleh Imam Ahmad, telah menceritakan kepada kami
Yazid, telah menceritakan kepada kami Farj ibnu Fudalah, dari Ibrahim ibnu Abdur
Rahman ibnu Rafi', dari ayahnya, dari Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa
Rasulullah Saw. telah bersabda: Sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas
umatku khamr judi, al-Muzra, al-kubah, dan al-qanin (ketiganya sejenis khamr),
dan Allah menambahkan kepadaku salat witir (sebagai hal yang diwajibkari khusus
bagi Nabi Saw.).Yazid mengatakan bahwa al-qanin dikenal dengan nama lain al-barabit, hadis diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara munfarid.
قَالَ
أَحْمَدُ أَيْضًا: حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ -وَهُوَ النَّبِيلُ-أَخْبَرْنَا عَبْدُ
الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ أَبِي حَبِيبٍ، عَنْ عَمْرِو
بْنِ الْوَلِيدِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "مَنْ قَالَ عَلَيَّ مَا لَمْ أَقُلْ
فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ جَهَنَّمَ". قَالَ: وَسَمِعَتْ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم يقول: "إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ الْخَمْرَ
وَالْمَيْسِرَ وَالْكُوبَةَ وَالْغُبَيْرَاءَ، وَكُلُّ مُسْكِرٍ
حَرَامٌ"
Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Abu Asim (yaitu
An-Nabil), telah menceritakan kepada kami Abdul Hamid ibnu Ja'far, telah
menceritakan kepada kami Yazid ibnu Abu Habib, dari Amr ibnul Walid, dari
Abdullah ibnu Umar, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Barang siapa yang
berkata mengatasnamakan diriku hal-hal yang tidak pernah aku katakan, hendaklah
ia bersiap-siap menghuni tempatnya di neraka. Abdullah ibnu Amr melanjutkan
kisahnya bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya
Allah telah mengharamkan khamr, judi, al-kubah dan al-gubaira. dan setiap yang
memabukkan itu adalah haram.Hadis diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara munfarid pula.
حَدِيثٌ
آخَرُ: قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا وَكِيع، حَدَّثَنَا عَبْدُ
الْعَزِيزِ بْنُ عُمَرَ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ، عَنْ أَبِي طُعْمَةَ
-مَوْلَاهُمْ-وَعَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْغَافِقِيِّ
أَنَّهُمَا سَمِعَا ابْنَ عُمَرَ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لُعِنَتِ الْخَمْرُ عَلَى عَشَرَةِ وُجُوهٍ: لُعِنَتِ
الْخَمْرُ بِعَيْنِهَا وَشَارِبِهَا، وَسَاقِيهَا، وَبَائِعِهَا، ومُبتاعها،
وَعَاصِرِهَا، ومُعتصرها، وَحَامِلِهَا، وَالْمَحْمُولَةِ إِلَيْهِ، وَآكُلِ
ثَمَنِهَا"
Hadis lain diriwayatkan oleh Imam Ahmad, telah menceritakan kepada kami
Waki', telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz ibnu Umar ibnu Abdul Aziz, dari
Abu Tu'mah maula mereka, dan dari Abdur Rahman ibnu Abdullah Al-Gafiqi; keduanya
mengatakan pernah mendengar Ibnu Umar mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah
bersabda: Khamr dilaknat atas sepuluh segi; khamr itu sendiri dilaknat,
peminumnya, penyuguhnya, penjualnya, pembelinya, orang yang memerasnya, orang
yang membuatnya, orang yang membawanya (pengirimnya), penerimanya
(penadahnya), dan orang yang memakan hasil jualannya.Imam Abu Daud dan Imam Ibnu Majah meriwayatkannya melalui hadis Waki' dengan sanad yang sama.
قَالَ
أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا حَسَنٌ، حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعة، حَدَّثَنَا أَبُو طِعْمة،
سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ يَقُولُ: خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِلَى الْمِرْبَدِ، فَخَرَجْتُ مَعَهُ فَكُنْتُ عَنْ يَمِينِهِ،
وَأَقْبَلَ أَبُو بَكْرٍ فَتَأَخَّرْتُ عَنْهُ، فَكَانَ عَنْ يَمِينِهِ وَكُنْتُ
عَنْ يَسَارِهِ. ثُمَّ أَقْبَلَ عُمَرُ فَتَنَحَّيْتُ لَهُ، فَكَانَ عَنْ
يَسَارِهِ. فَأَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
الْمِرْبَدَ، فَإِذَا بِزُقَاقٍ عَلَى الْمِرْبَدِ فِيهَا خَمْرٌ -قَالَ ابْنُ
عُمَرَ-: فَدَعَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بِالْمُدْيَةِ -قَالَ ابْنُ عُمَرَ: وَمَا عَرَفْتُ الْمُدْيَةَ إِلَّا يَوْمَئِذٍ
-فَأَمَرَ بِالزِّقَاقِ فَشُقَّتْ، ثُمَّ قَالَ: "لُعِنَتِ الْخَمْرُ وَشَارِبُهَا،
وساقيها، وبائعها، ومبتاعها، وَحَامِلُهَا،
وَالْمَحْمُولَةُ إِلَيْهِ، وَعَاصِرُهَا، وَمُعْتَصِرُهَا، وَآكِلُ
ثَمَنِهَا".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasan, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Luhai'ah, telah menceritakan kepada kami Abu
Tu'mah, bahwa ia pernah mendengar Ibnu Umar mengatakan bahwa Rasulullah Saw.
keluar menuju kandang ternak, maka Ibnu Umar keluar pula mengikutinya dengan
berjalan di sebelah kanan Nabi Saw. Lalu datanglah Abu Bakar, maka Ibnu Umar
mundur dan memberikan kesempatan kepada Abu Bakar untuk mengapit Nabi Saw. di
sebelah kanannya, sedangkan Ibnu Umar sendiri berada di sebelah kiri Nabi Saw.
Kemudian datanglah Umar, maka Ibnu Umar mundur dan memberikan kesempatan kepada
Umar untuk berada di sebelah kiri Nabi Saw. Kemudian Rasulullah Saw. tiba di
kandang ternak, dan ternyata beliau menjumpai sebuah wadah dari kulit kambing
berada di bagian atas dari kandang itu, wadah tersebut berisikan khamr. Ibnu
Umar melanjutkan kisahnya, "Lalu Rasulullah Saw. memanggilku untuk mengambilkan
pisau belati. Aku belum pernah mengetahui pisau belati kecuali pada hari itu.
Rasulullah Saw. memerintahkan agar wadah tersebut dibelah, lalu wadah itu
kurobek, dan Rasulullah Saw. bersabda: “Khamr telah dilaknat, begitu pula
peminumnya, penuang (penyuguh)nya, penjualnya, pembelinya, pengirimnya,
penerimanya, pengolahnya, pemprosesnya, dan pemakan hasil jualannya.”
قَالَ
أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا الْحَكَمُ بْنُ نَافِعٍ، حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنِ أَبِي
مَرْيَمَ، عَنْ ضَمْرة بْنِ حَبِيبٍ قَالَ: قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ:
أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ آتِيَهُ
بِمُدْيَةٍ وَهِيَ الشَّفْرَةُ، فَأَتَيْتُهُ بِهَا فَأَرْسَلَ بِهَا فَأَرْهَفْتُ
ثُمَّ أَعْطَانِيهَا وَقَالَ: "اغْدُ عليَّ بِهَا". فَفَعَلْتُ فَخَرَجَ
بِأَصْحَابِهِ إِلَى أَسْوَاقِ الْمَدِينَةِ، وَفِيهَا زِقَاقُ الْخَمْرِ قَدْ
جُلِبَتْ مِنَ الشَّامِ، فَأَخَذَ الْمُدْيَةَ مِنِّي فَشَقَّ مَا كَانَ مِنْ
تِلْكَ الزِّقَاقِ بِحَضْرَتِهِ، ثُمَّ أَعْطَانِيهَا وَأَمَرَ أَصْحَابَهَ
الَّذِينَ كَانُوا مَعَهُ أَنْ يَمْضُوا مَعِي وَأَنْ يُعَاوِنُونِي، وَأَمَرَنِي
أَنْ آتِيَ الْأَسْوَاقَ كُلَّهَا فَلَا أَجِدُ فِيهَا زِقَّ خَمْرٍ إِلَّا
شَقَقْتُهُ، فَفَعَلْتُ، فَلَمْ أَتْرُكْ فِي أَسْوَاقِهَا زِقًّا إِلَّا
شَقَقْتُهُ.
Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hakam ibnu Nafi', telah
menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Abu Maryam, dari Damrah ibnu Habib yang
mengatakan bahwa Ibnu Umar pernah menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah
memerintahkan kepadanya untuk mengambilkan sebuah pisau belati yang juga dikenal
dengan pisau pengerat yang tajam. Lalu Ibnu Umar mengambilkannya, dan Nabi Saw.
menyuruh untuk mengasahnya hingga tajam. Setelah itu pisau tersebut diberikan
Nabi Saw. kepada Ibnu Umar seraya bersabda, “Bawalah pisau ini, aku akan
memerlukannya." Ibnu Umar melakukan apa yang diperintahkan kepadanya. Lalu
Nabi Saw. keluar bersama sahabat-sahabatnya menuju ke semua pasar di Madinah,
beliau mendengar di pasar banyak terdapat khamr yang baru datang dari negeri
Syam. Lalu Nabi Saw. mengambil pisau dari Ibnu Umar dan langsung merobek wadah
berisi khamr yang ada di depannya, kemudian pisau itu dikembalikan lagi kepada
Ibnu Umar. Lalu Nabi Saw. memerintahkan kepada semua sahabat yang bersamanya
untuk pergi dengan Ibnu Umar. Nabi Saw. memerintahkan Ibnu Umar untuk pergi
mengelilingi semua pasar. Maka Ibnu Umar berangkat, dan tidak sekali-kali ia
menjumpai wadah yang berisikan khamr melainkan dirobeknya, sehingga tiada suatu
wadah khamr pun di pasar itu yang tertinggal.
حَدِيثٌ
آخَرُ: قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهب: أَخْبَرَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ
شُرَيْح، وَابْنُ لَهِيعة، وَاللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ خَالِدِ بْنِ يَزِيدَ،
عَنْ ثَابِتِ بْنِ يَزِيدَ الْخَوْلَانِيِّ أَخْبَرَهُ: أَنَّهُ كَانَ لَهُ عَمٌّ
يَبِيعُ الْخَمْرَ، وَكَانَ يَتَصَدَّقُ، فَنَهَيْتُهُ عَنْهَا فَلَمْ يَنْتَهِ،
فَقَدِمْتُ الْمَدِينَةَ فَتَلَقَّيْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ، فَسَأَلَتْهُ عَنِ
الْخَمْرِ وَثَمَنِهَا، فَقَالَ: هِيَ حَرَامٌ وَثَمَنُهَا حَرَامٌ. ثُمَّ قَالَ
ابْنُ عَبَّاسٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: يَا مَعْشَرَ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ، إِنَّهُ
لَوْ كَانَ كِتَابٌ بَعْدَ كِتَابِكُمْ، وَنَبِيٌّ بَعْدَ نَبِيِّكُمْ، لَأُنْزِلَ
فِيكُمْ كَمَا أُنْزِلَ فِيمَنْ قَبْلَكُمْ، وَلَكِنْ أَخَّرَ ذَلِكَ مِنْ
أَمْرِكُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، ولَعمري لَهُوَ أَشُدُّ عَلَيْكُمْ، قَالَ
ثَابِتٌ: فَلَقِيتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ فَسَأَلَتْهُ عَنْ ثَمَنِ
الْخَمْرِ، فَقَالَ: سَأُخْبِرُكَ عَنِ الْخَمْرِ، إِنِّي كُنْتُ عِنْدَ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَسْجِدِ، فَبَيْنَمَا هُوَ
مُحْتَبٍ حَلّ حُبْوَته ثُمَّ قَالَ: "مَنْ كَانَ عِنْدَهُ مِنْ هَذِهِ الْخَمْرِ
فَلْيَأْتِنَا بِهَا". فَجَعَلُوا يَأْتُونَهُ، فَيَقُولُ أَحَدُهُمْ: عِنْدِي
رَاوِيَةٌ. وَيَقُولُ الْآخَرُ: عِنْدِي زقٌّ أَوْ: مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ
عِنْدَهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "اجْمَعُوهُ
بِبَقِيعِ كَذَا وَكَذَا ثُمَّ آذِنُونِي". فَفَعَلُوا، ثُمَّ آذَنُوهُ فَقَامَ
وَقُمْتُ مَعَهُ، فَمَشَيْتُ عَنْ يَمِينِهِ وَهُوَ مُتَّكِئٌ عَلَيَّ،
فَأَلْحَقَنَا أَبُو بَكْرٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، فَأَخَّرَنِي رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَعَلَنِي عَنْ شِمَالِهِ، وَجَعَلَ أَبَا
بَكْرٍ فِي مَكَانِي. ثُمَّ لَحِقَنَا عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ، رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ فَأَخَّرَنِي، وَجَعَلَهُ عَنْ يَسَارِهِ، فَمَشَى بَيْنَهُمَا. حَتَّى
إِذَا وَقَفَ عَلَى الْخَمْرِ قَالَ لِلنَّاسِ: "أَتَعْرِفُونَ هَذِهِ قَالُوا:
نَعَمْ، يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَذِهِ الْخَمْرُ. قَالَ: "صَدَقْتُمْ". قَالَ:
"فَإِنَّ اللَّهَ لَعَنَ الْخَمْرَ وَعَاصِرَهَا وَمُعْتَصِرَهَا، وَشَارِبَهَا
وَسَاقِيَهَا، وَحَامِلَهَا وَالْمَحْمُولَةَ إِلَيْهِ، وَبَائِعَهَا
وَمُشْتَرِيَهَا وَآكِلَ ثَمَنِهَا". ثُمَّ دَعَا بِسِكِّينٍ فَقَالَ:
"اشْحَذُوهَا". فَفَعَلُوا، ثُمَّ أَخَذَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرِقُ بِهَا الزِّقَاقَ، قَالَ: فَقَالَ النَّاسُ: فِي
هَذِهِ الزِّقَاقِ مَنْفَعَةٌ، قَالَ: "أَجَلْ، وَلَكِنِّي إِنَّمَا أَفْعَلُ
ذَلِكَ غَضَبًا لِلَّهِ، عَزَّ وَجَلَّ، لِمَا فِيهَا مِنْ سَخَطِهِ". فَقَالَ
عُمَرُ: أَنَا أَكْفِيكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: "لَا".
Hadis lain diriwayatkan oleh Abdullah ibnu Wahb, telah menceritakan
kepadanya Abdur Rahman ibnu Syuraih dan ibnu Luhai'ah serta Al-Lais ibnu Sa'd,
dari Khalid ibnu Zaid, dari Sabit, bahwa Yazid Al-Khaulani telah menceritakan
kepadanya bahwa dahulu ia pernah mempunyai seorang paman penjual khamr, padahal
ia orang yang suka bersedekah. Lalu Yazid Al-Khaulani melarang pamannya
berjualan khamr, tetapi pamannya tidak mau berhenti berjualan khamr. Kemudian
Yazid Al-Khaulani datang ke Madinah dan bersua dengan Ibnu Abbas, lalu bertanya
mengenai khamr dan uang hasil penjualannya. Maka Ibnu Abbas menjawab, "Khamr itu
haram, begitu pula hasil penjualannya." Kemudian Ibnu Abbas r.a. berkata, "Hai
semua umat Muhammad, sesungguhnya seandainya masih ada kitab sesudah kitab
(Al-Qur'an) kalian dan masih ada nabi sesudah nabi kalian, niscaya akan
diturunkan kepada kalian kitab itu sebagaimana diturunkan kepada orang-orang
sebelum kalian, tetapi Al-Qur'an merupakan akhir dari perkara kalian sampai hari
kiamat. Dan demi umurku, sesungguhnya Al-Qur'an itu terasa amat berat atas
kalian." Sabit mengatakan bahwa lalu ia menjumpai Abdullah ibnu Umar dan
menanyakan kepadanya tentang hasil jualan khamr. Maka Ibnu Umar nengatakan, "Aku
akan menceritakan sebuah hadis mengenai khamr kepadamu. Ketika aku sedang
bersama Rasulullah Saw. di dalam masjid —saat itu Rasulullah Saw. sedang duduk
bcr-ihtiba seraya menyelimuti dirinya dengan kain— Rasulullah Saw.
bersabda, 'Barang siapa yang mempunyai sisa khamr, hendaklah ia
mendatangkannya kepadaku'." Mereka berdatangan kepada Nabi Saw., dan
salah seorang dari mereka ada yang mengatakan, "Saya mempunyai seguci khamr."
Yang lainnya mengatakan, "Saya mempunyai sekendi khamr," masing-masing
menyebutkan sisa khamr yang ada padanya. Maka Rasulullah Saw. bersabda,
"Kumpulkanlah khamr itu di tanah lapang anu, kemudian beri tahukanlah
kepadaku." Mereka melakukan apa yang diperintahkan, lalu mereka memberi tahu
Nabi Saw. Kemudian Nabi Saw. bangkit, dan Ibnu Umar bangkit pula bersamanya. Aku
berjalan di sebelah kanannya, sedangkan beliau bersandar kepadaku. Lalu kami
disusul oleh Abu Bakar r.a. Maka Rasulullah Saw. memundurkan diriku dan
menyuruhku berada di sebelah kirinya, sedangkan Abu Bakar menggantikan posisiku.
Kemudian kami disusul oleh Umar ibnul Khattab r.a. Maka Rasulullah Saw.
memundurkan diriku dan menjadikan Umar berada di sebelah kirinya, sehingga
Rasulullah Saw. berjalan dengan diapit oleh keduanya. Setelah beliau sampai pada
tumpukan khamr, maka beliau bersabda kepada orang-orang yang hadir, "Tahukah
kalian apakah ini?" Mereka menjawab, "Ya, wahai Rasulullah, ini adalah
khamr." Rasulullah Saw. bersabda, "Kalian benar." Kemudian Rasulullah
Saw. bersabda: Sesungguhnya Allah telah melaknat khamr, orang yang
membuatnya, orang yang memprosesnya, peminumnya, penyuguhnya, pengirimnya,
penerimanya, penjualnya, pembelinya, dan orang yang memakan hasil penjualannya.
Lalu beliau meminta sebuah pisau dan bersabda, "Kumpulkanlah semuanya
menjadi satu." Mereka melakukannya, kemudian Rasulullah Saw. mengambil pisau
dan merobek semua wadahnya. Orang-orang ada yang mengatakan bahwa wadah-wadahnya
masih dapat dimanfaatkan. Maka Rasulullah Saw. bersabda: Memang benar, tetapi
aku lakukan demikian hanyalah karena marah demi karena Allah Swt. mengingat apa
yang ada di dalamnya membuat Allah murka. Umar r.a. berkata, "Biarlah aku
yang melakukannya, wahai Rasulullah Saw." Rasulullah Saw. menjawab,
"Jangan." Ibnu Wahb mengatakan bahwa sebagian dari para perawi ada yang
menambahkan kisah hadis lebih dari sebagian yang lainnya. Hadis diriwayatkan
oleh Imam Baihaqi.Hadis lain diriwayatkan oleh Abu Bakar Al-Baihaqi, telah menceritakan kepada kami Abul Husain ibnu Bisyr, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Muhammad As-Saffar, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ubaidillah Al-Munadi, telah menceritakan kepada kami Wahb ibnu Jarir, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Sammak, dari Musab ibnu Sa'd, dari Sa'd yang menceritakan bahwa sehubungan dengan masalah khamr telah diturunkan empat buah ayat, lalu ia menceritakan hadis selengkapnya. Sa'd mengatakan, "Seorang lelaki dari kalangan Ansar membuat sebuah jamuan makan, lalu ia memanggil kami, kemudian kami meminum khamr —sebelum khamr diharamkan— hingga kami mabuk, lalu kami saling membanggakan diri. Orang-orang Ansar mengatakan, 'Kami lebih utama.' Orang-orang Quraisy mengatakan, ‘Kami lebih utama.' Lalu seorang lelaki dari kalangan Ansar mengambil rahang unta dan memukulkannya ke arah hidung Sa'd hingga robek. Sejak saat itu hidung Sa'd robek." Maka turunlah firman-Nya: Sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi. (Al-Maidah: 90) sampai dengan firman-Nya: maka berhentilah kalian (dari mengerjakan perbuatan itu). (Al-Maidah: 91)
Imam Muslim mengetengahkannya melalui hadis Syu'bah.
Hadis lain diriwayatkan oleh Imam Baihaqi, telah menceritakan kepada kami Abu Nasr ibnu Qatadah, telah menceritakan kepada kami Abu Ali Ar-Rafa, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Abdul Aziz, telah menceritakan kepada kami Al-Hajjaj Ibnu Minhal, telah menceritakan kepada kami Rabi'ah ibnu Kalsum, telah menceritakan kepadaku ayahku, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa sesungguhnya ayat mengenai haramnya khamr diturunkan berkenaan dengan dua kabilah dari kalangan Ansar yang melakukan minum-minum. Ketika mereka mulai mabuk, sebagian dari mereka berbuat seenaknya terhadap sebagian yang lain. Dan saat mereka sadar dari mabuknya, seseorang melihat bekas pada wajah, kepala, dan janggutnya, lalu ia berkata, "Yang melakukan ini kepadaku adalah saudaraku, yaitu si Fulan." Padahal mereka bersaudara, tiada rasa dengki dan iri dalam hati mereka terhadap sesamanya. Lalu lelaki itu berkata, "Demi Allah, seandainya dia sayang dan kasihan kepadaku, niscaya dia tidak akan melakukan ini terhadap diriku." Hingga pada akhirnya timbullah rasa dengki dan iri dalam hati mereka terhadap sesamanya. Maka Allah Swt. menurunkan ayat ini: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan setan. (Al-Maidah: 90) sampai dengan firman-Nya: Maka berhentilah kalian (dari mengerjakan perbuatan itu). (Al-Maidah: 91) Lalu ada sebagian orang yang memaksakan diri bertanya, "Khamr adalah najis, sedangkan khamr berada di dalam perut si Fulan yang telah gugur dalam Perang Uhud." Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu. (Al-Maidah: 93)
Imam Nasai meriwayatkannya di dalam kitab tafsir melalui Muhammad ibnu Abdur Rahim, yaitu Sa'iqah, dari Hajjaj ibnu Minhal.
Hadis lain diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Khalaf, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Muhammad Al-Harami, dari Abu Namilah, dari Salam maula Hafs Abul Qasim, dari Abu Buraidah, dari ayahnya yang menceritakan, "Kami sedang duduk meminum minuman kami di atas sebuah bukit pasir, saat itu kami berjumlah tiga atau empat orang. Di hadapan kami terdapat sebuah wadah besar yang berisikan khamr. Ketika itu meminum khamr belum diharamkan. Kemudian aku bangkit dan pergi hingga sampai kepada Rasulullah saw., lalu aku masuk Islam kepadanya, bertepatan dengan turunnya ayat yang mengharamkan khamr,*yaitu firman-Nya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi. (Al-Maidah: 90) sampai dengan firman-Nya: maka berhentilah kalian (dari mengerjakan perbuatan itu). (Al-Maidah: 91) Lalu aku (ayah Abu Buraidah) kembali kepada kaumku dan membacakan kepada mereka ayat ini sampai dengan firman-Nya: maka berhentilah kalian (dari mengerjakan perbuatan itu). (Al-Maidah: 91) Saat itu di tangan sebagian kaum masih ada minumannya, sebagian telah diminum, sedangkan sebagian masih ada di dalam wadahnya. Ayah Abu Buraidah menceritakan hal ini seraya mengisyaratkan dengan memakai wadah yang ia tempelkan pada bagian bawah bibir atasnya, dengan isyarat seperti yang dilakukan oleh tukang hijamah. Kemudian mereka menumpahkan khamr yang ada pada wadah besar mereka seraya berkata, "Kami berhenti, wahai Tuhan kami."
Hadis lain diriwayatkan oleh Imam Bukhari, telah menceritakan kepada kami Sadqah ibnul Fadl, telah menceritakan kepada kami Ibnu Uyaynah, dari Amr,dari Jabir yang menceritakan bahwa sejumlah orang minum khamr di pagi hari Perang Uhud, dan akhirnya pada hari itu juga mereka gugur semuanya sebagai syuhada. Hal tersebut terjadi sebelum khamr diharamkan. Demikianlah menurut riwayat Imam Bukhari di dalam kitab tafsir dari kitab Sahih-nya.
Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar telah meriwayatkan di dalam kitab Musnad-nya bahwa telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abdah, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Amr ibnu Dinar, bahwa ia pernah mendengar Jabir ibnu Abdullah mengatakan, "Pada suatu pagi hari ada sejumlah sahabat Nabi Saw. minum khamr, kemudian mereka semuanya gugur sebagai syuhada, yaitu dalam Perang Uhud.” Kemudian orang-orang Yahudi mengatakan, "Telah gugur sebagian orang-orang yang berperang, sedangkan dalam perut mereka terdapat khamr." Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu. (Al-Maidah: 93)
Kemudian Al-Bazzar mengatakan bahwa sanad hadis ini sahih dan hadis ini memang sahih, tetapi dalam konteksnya terdapat ke-gharib-an (keanehan).
Hadis lain diriwayatkan oleh Abu Daud At-Tayalisi, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Abi Ishaq, dari Al-Barra ibnu Azib yang menceritakan bahwa ketika ayat yang mengharamkan khamr diturunkan, mereka mengatakan "Bagaimanakah dengan orang-orang yang gemar meminumnya dahulu sebelum khamr diharamkan?" Maka turunlah firman-Nya: Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu. (Al-Maidah: 93), hingga akhir ayat.
Imam Turmuzi meriwayatkannya melalui Bandar, dari Gundar, dari Syu'bah dengan lafaz yang semisal, dan Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.
حَدِيثٌ
آخَرُ: قَالَ الْحَافِظُ أَبُو يُعْلَى الْمَوْصِلِيُّ: حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ
حُمَيْدٍ الْكُوفِيُّ، حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ الْقُمِّيُّ، عَنْ عِيسَى بْنِ
جَارِيَةَ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: كَانَ رَجُلٌ يَحْمِلُ
الْخَمْرَ مِنْ خَيْبَرَ إِلَى الْمَدِينَةِ فَيَبِيعُهَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ،
فَحُمِّلَ مِنْهَا بِمَالٍ فَقَدِمَ بِهَا الْمَدِينَةَ، فَلَقِيَهُ رَجُلٌ مِنَ
الْمُسْلِمِينَ فَقَالَ: يَا فُلَانُ، إِنَّ الْخَمْرَ قَدْ حَرُمَتْ فَوَضَعَهَا
حَيْثُ انْتَهَى عَلَى تَلّ، وَسَجَّى عَلَيْهَا بِأَكْسِيَةٍ، ثُمَّ أَتَى
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ،
بَلَغَنِي أَنَّ الْخَمْرَ قَدْ حُرِّمَتْ؟ قَالَ: "أَجَلْ" قَالَ: لِي أَنْ
أَرُدَّهَا عَلَى مَنِ ابْتَعْتُهَا مِنْهُ؟ قَالَ: "لَا يَصْلُحُ رَدُّهَا".
قَالَ: لِي أَنْ أُهْدِيَهَا إِلَى مَنْ يُكَافِئُنِي مِنْهَا؟ قَالَ: "لَا".
قَالَ: فَإِنَّ فِيهَا مَالًا لِيَتَامَى فِي حِجْرِي؟ قال: "إذ أَتَانَا مَالُ
الْبَحْرِينِ فَأْتِنَا نعوّضُ أَيْتَامَكَ مِنْ مَالِهِمْ". ثُمَّ نَادَى
بِالْمَدِينَةِ، فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، الْأَوْعِيَةُ نَنْتَفِعُ
بِهَا؟. قَالَ: "فَحُلُّوا أَوْكِيَتَهَا". فَانْصَبَّتْ
حَتَّى اسْتَقَرَّتْ فِي بَطْنِ الْوَادِي
Hadis lain diriwayatkan oleh Al-Hafiz Abu Ya'la Al-Mausuli, telah
menceritakan kepada kami Ja'far ibnu Humaid Al-Kufi, telah menceritakan kepada
kami Ya'qub Al-Qummi, dari Isa ibnu Jariyah, dari Jabir ibnu Abdullah yang
menceritakan bahwa dahulu ada seorang lelaki yang biasa membawa khamr dari
Khaibar untuk dijual kepada kaum muslim di Madinah. Pada suatu hari ia membawa
khamr yang telah ia kulak dengan sejumlah harta, lalu ia datangkan ke Madinah,
kemudian ia bersua dengan seorang lelaki dari kalangan kaum muslim. Lelaki
muslim itu berkata kepadanya, "Hai Fulan, sesungguhnya khamr telah diharamkan."
Lalu ia meletakkan khamr di tempat yang jauh —yaitu di atas sebuah lereng bukit—
dan ia tutupi dengan kain kelambu. Kemudian ia sendiri datang kepada Nabi Saw.
dan berkata, "Wahai Rasulullah, telah sampai kepadaku berita bahwa khamr telah
diharamkan." Rasulullah Saw. menjawab, "Memang benar." Ia berkata,
"Bolehkah aku kembalikan kepada orang yang aku membeli darinya?" Rasulullah Saw.
menjawab, "Tidak layak untuk dikembalikan." Ia berkata, "Aku akan
menghadiahkannya kepada orang yang mau memberiku imbalan yang sesuai dengan
harga khamr ini." Rasulullah Saw. bersabda, "Tidak boleh." Ia berkata,
"Sesungguhnya khamr ini aku beli dari harta anak-anak yatim yang ada di dalam
pemeliharaanku." Rasulullah Saw. bersabda: Apabila datang kepada kami harta
dari Bahrain, maka datanglah kamu kepadaku, niscaya kami akan mengganti harta
anak-anak yatimmu itu. Kemudian diserukan kepada penduduk Madinah (bahwa
khamr telah diharamkan). Maka ada seorang lelaki berkata, "Wahai Rasulullah,
wadah-wadahnya dapat kami manfaatkan." Rasulullah Saw. bersabda, "Kalau
begitu, bukalah semua penutupnya." Maka khamr ditumpahkan hingga sampai ke
bagian bawah lembah. Hadis ini garib.
حَدِيثٌ
آخَرُ: قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا وَكِيع، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ
السُّدِّي، عَنْ أَبِي هُبيرة -وَهُوَ يَحْيَى بْنُ عَبَّاد الْأَنْصَارِيُّ-عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ؛ أَنَّ أَبَا طَلْحَةَ سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ أَيْتَامٍ فِي حِجْرِهِ وَرِثُوا خَمْرًا فَقَالَ:
"أَهْرِقْهَا". قَالَ: أَفَلَا نَجْعَلُهَا خَلًّا؟ قَالَ: "لَا".
Hadis lain diriwayatkan oleh Imam Ahmad, telah menceritakan kepada kami
Waki', telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari As-Saddi, dari Abu Hubairah
(yaitu Yahya ibnu Abbad Al-Ansari), dari Anas ibnu Malik, bahwa Abu Talhah
pernah bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang anak-anak yatim yang ada di dalam
pemeliharaannya, mereka mewarisi khamr. Maka Rasulullah Saw. bersabda,
"Tumpahkanlah khamr itu." Abu Talhah bertanya, "Bolehkah kami
menjadikannya cuka?" Rasulullah Saw. menjawab, "Tidak boleh."Imam Muslim, Imam Abu Daud, dan Imam Turmuzi meriwayatkannya melalui hadis As-Sauri dengan lafaz yang semisal.
Hadis lain diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Raja, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz ibnu Salamah, telah menceritakan kepada kami Hilal ibnu Abu Hilal, dari Ata ibnu Yasar, dari Abdullah ibnu Amr yang menceritakan bahwa ayat berikut ada dalam Al-Qur'an, yaitu firman-Nya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kalian mendapat keberuntungan. (Al-Maidah: 90) Menurut Abdullah ibnu Amr, di dalam kitab Taurat perihal khamr disebutkan seperti berikut, "Sesungguhnya Allah menurunkan perkara yang hak untuk melenyapkan perkara yang batil dengannya, juga untuk melenyapkan permainan yang tak berguna, seruling, tarian, dosa-dosa besar (yakni khamr barabit), gendang, tambur, syair dan khamr sekali, bagi orang yang meminumnya. Allah bersumpah dengan menyebut nama-Nya Yang Mahaagung, 'Barang siapa yang meminumnya sesudah Kuharamkan, Aku benar-benar akan membuatnya kehausan di hari kiamat. Dan barang siapa yang meninggalkannya sesudah Kuharamkan, Aku benar-benar akan memberinya minum khamr di hadapan-Ku Yang Mahasuci'."
Sanad asar ini sahih.
حَدِيثٌ
آخَرُ: قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْب: أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الحارث؛ أَنَّ
عَمْرَو بْنَ شُعَيب حَدَّثَهُمْ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو
بْنِ الْعَاصِ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
"مَنْ تَرَكَ الصَّلَاةَ سُكْرًا مَرَّةً وَاحِدَةً، فَكَأَنَّمَا كَانَتْ لَهُ
الدُّنْيَا وَمَا عَلَيْهَا فَسُلِبَهَا، وَمَنْ تَرَكَ الصَّلَاةَ سُكْرًا
أَرْبَعَ مَرَّاتٍ، كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يَسْقِيَهُ مِنْ طينة
الْخَبَالِ". قِيلَ: وَمَا طِينَةُ الْخَبَالِ؟ قَالَ: "عُصَارَةُ أَهْلِ
جَهَنَّمَ".
Hadis lain diriwayatkan oleh Abdullah ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku
Amr ibnul Haris; Amr ibnu Syu'aib pernah menceritakan kepada mereka bahwa
ayahnya pernah menceritakan dari Abdullah ibnu Amr ibnul As, dari Rasulullah
Saw. yang telah bersabda: Barang siapa yang meninggalkan salat sekali karena
mabuk, maka seakan-akan dia memiliki dunia dan semua isinya, lalu dirampas
darinya. Dan barang siapa yang meninggalkan salat sebanyak empat kali karena
mabuk, maka sudah seharusnya bagi Allah memberinya minum dari tinatul khabal.
Ketika ditanyakan, "Apakah tinatul khabal itu?" Rasulullah Saw.
menjawab: Perasan keringat penduduk neraka Jahannam.Imam Ahmad meriwayatkannya melalui jalur Amr ibnu Syu'aib.
حَدِيثٌ
آخَرُ: قَالَ أَبُو دَاوُدَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، حَدَّثَنَا
إِبْرَاهِيمُ بْنُ عُمَرَ الصَّنْعَانِيُّ، قَالَ: سَمِعْتُ النُّعْمَانَ -هُوَ
ابْنُ أَبِي شَيْبَةَ الجَنَدي-يَقُولُ عَنْ طَاوُسٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "كُلُّ مَخمَّر خَمْر،
وَكُلُّ مُسْكِر حَرَام، وَمَنْ شَرِبَ مُسْكِرًا بُخِسَتْ صَلَاتُهُ أَرْبَعِينَ
صَبَاحًا، فَإِنْ تَابَ تَابَ اللَّهُ عَلَيْهِ، فَإِنْ عَادَ الرَّابِعَةَ كَانَ
حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُسقيه مِنْ طِينة الخَبَال". قيل: وما طينة الْخَبَالِ
يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: "صَدِيدُ أَهْلِ النَّارِ، وَمَنْ سَقَاهُ صَغِيرًا لَا
يَعْرِفُ حَلَالَهُ مِنْ حَرَامِهِ، كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يَسْقِيَهُ
مِنْ طينة الخبال"
Hadis lain diriwayatkan oleh Abu Daud, telah menceritakan kepada kami
Muhammad ibnu Rafi', telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Umar As-San'ani
yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar An-Nu'man (yaitu Ibnu Abu Syaibah
Al-Jundi) meriwayatkan dari Tawus, dari Ibnu Abbas, dari Nabi Saw. yang telah
bersabda: Semua minuman yang dibuat melalui proses peragian adalah khamr, dan
semua yang memabukkan hukumnya haram. Barang siapa yang meminum minuman yang
memabukkan, maka hapuslah (pahala) salatnya selama empat puluh pagi
(hari); dan jika ia bertobat, Allah menerima tobatnya. Dan jika ia
kembali lagi minum untuk keempat kalinya, maka pastilah Allah akan memberinya
minum dari tinatul khabal. Ketika ditanyakan, "Apakah tinatul khabal
itu, wahai Rasulullah? Rasulullah saw. menjawab: Nanah penghuni neraka,
dan barang siapa yang memberikan minuman yang memabukkan kepada anak kecil yang
belum mengetahui halal dan haramnya, maka Allah pasti akan memberinya minuman
dari tinatul khabal.Hadis diriwayatkan oleh Abu Daud secara munfarid.
حَدِيثٌ
آخَرُ: قَالَ الشَّافِعِيُّ، رَحِمَهُ اللَّهُ: أَنْبَأَنَا مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ،
عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ: "مَنْ شَرِبَ الْخَمْرَ فِي الدُّنْيَا، ثُمَّ لَمْ يَتُبْ مِنْهَا حُرمها
فِي الْآخِرَةِ".
Hadis lain diriwayatkan oleh Imam Syafii rahimahullah, telah
menceritakan kepada kami Malik, dari Nafi', dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah
Saw. telah bersabda: Barang siapa yang meminum khamr di dunia, kemudian ia
tidak bertobat dari perbuatannya itu, Allah mengharamkan khamr baginya kelak di
akhirat.Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkannya melalui hadis Malik dengan sanad yang sama.
وَرَوَى
مُسْلِمٌ عَنْ أَبِي الرَّبِيعِ، عَنْ حَمَّادِ بْنِ زَيْدٍ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ
نَافِعٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "كُلُّ مُسكر خَمْرٌ، وَكُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ، وَمَنْ شَرِبَ
الْخَمْرَ فَمَاتَ وَهُوَ يُدْمنها وَلَمْ يَتُبْ مِنْهَا لَمْ يَشْرَبْهَا فِي
الْآخِرَةِ".
Imam Muslim telah meriwayatkan dari Abu Rafi', dari Hammad ibnu Zaid, dari
Ayyub, dari Nafi', dari Ibnu Umar yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda: Setiap yang memabukkan adalah khamr, dan setiap yang memabukkan
adalah haram. Dan barang siapa minum khamr, lalu mati dalam keadaan masih
kecanduan khamr dan belum bertobat dari perbuatannya itu, maka kelak di akhirat
ia tidak dapat meminum khamr (surga).
حَدِيثٌ
آخَرُ: قَالَ ابْنُ وَهْب: أَخْبَرَنِي عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ يَسار؛ أنه سمع سالم بن عَبْدِ
اللَّهِ يَقُولُ: قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "ثَلَاثَةٌ لَا يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَيْهِمْ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ الْعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ، والمُدْمِن الْخَمْرَ، والمنَّان بِمَا
أَعْطَى".
Hadis lain diriwayatkan oleh Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadanya Umar
ibnu Muhammad, dari Abdullah ibnu Yasar; ia pernah mendengar Salim ibnu Abdullah
menceritakan bahwa Abdullah ibnu Umar menceritakan bahwa Rasulullah Saw. telah
bersabda: Ada tiga macam orang yang Allah tidak memandang mereka (dengan
pandangan rahmat) kelak di hari kiamat, yaitu orang yang menyakiti kedua
orang tuanya, orang yang kecanduan khamr. dan orang yang menyebut-nyebut
pemberian yang telah diberikannya.Imam Nasai meriwayatkan dari Amr ibnu Ali, dari Yazid ibnu Zurai', dari Umar ibnu Muhammad Al-Umari dengan sanad yang sama.
وَرَوَى
أَحْمَدُ، عَنْ غُنْدَر، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي زِيَادٍ، عَنْ
مُجَاهِدٍ، عَنِ أَبِي سَعِيدٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ: "لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ منَّان وَلَا عَاقٌّ، وَلَا مُدْمِن
خَمْرٍ".
Imam Ahmad telah meriwayatkan dari Gundar, dari Syu'bah, dari Yazid ibnu Abu
Ziyad, dari Mujahid, dari Abu Sa'id, dari Nabi Saw. yang telah bersabda:
Tidak dapat masuk surga orang yang suka menyebut-nyebut pemberiannya, dan
orang yang suka menyakiti (kedua orang tuanya), dan tidak (pula)
orang yang kecanduan khamr.Imam Ahmad telah meriwayatkannya pula dari Abdus Samad, dari Abdul Aziz ibnu Aslam, dari Yazid ibnu Abu Ziyad, dari Mujahid dengan lafaz yang sama; juga dari Marwan ibnu Syuja', dari Khasif, dari Mujahid dengan lafaz yang sama.
Imam Nasai meriwayatkannya dari Al-Qasim ibnu Zakaria, dari Husain Al-Ju'fi, dari Zaidah, dari Yazid ibnu Abu Ziyad, dari Salim ibnu Abul Ja'd dan Mujahid; keduanya dari Abu Sa'id dengan lafaz yang sama.
حَدِيثٌ
آخَرُ: قَالَ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ
مَنْصُورٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ جَابَانَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ عَمْرٍو، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "لَا
يَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَاقٌّ، وَلَا مُدْمِن خَمْرٍ، وَلَا منَّان، وَلَا وَلَدُ
زنْيَة".
Hadis lain diriwayatkan oleh Imam Ahmad, telah menceritakan kepada kami Abdur
Razzaq, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Mansur, dari Salim ibnu Abul
Ja'd, dari Jaban, dari Abdullah ibnu Amr, dari Nabi Saw. yang telah bersabda:
Tidak dapat masuk surga orang yang menyakiti (kedua orang tuanya),
orang yang kecanduan khamr, orang yang suka menyebut-nyebut pemberiannya, dan
tidak (pula), anak zina.Hal yang sama telah diriwayatkan pula dari Yazid, dari Hammam, dari Mansur, dari-Salim, dari Jaban, dari Abdullah ibnu Amr dengan lafaz yang sama.
وَقَدْ
رَوَاهُ أَيْضًا عَنْ غُنْدر وَغَيْرِهِ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ
سَالِمٍ، عَنْ نُبَيْط بْنِ شُرَيط، عَنْ جَابَانَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
عَمْرٍو، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "لَا يَدْخُلُ
الْجَنَّةَ مَنَّانٌ، وَلَا عَاقٌّ وَالِدَيْهِ، وَلَا مُدْمِنُ
خَمْرٍ".
Imam Ahmad telah meriwayatkan pula dari Gundar dan lain-lainnya, dari
Syu'bah, dari Mansur, dari Salim, dari Nabit ibnu Syarit, dari Jaban, dari
Abdullah ibnu Amr, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Tidak dapat masuk
surga orang yang suka menyebut-nyebut pemberiannya, orang yang suka menyakiti
kedua orang tuanya, dan tidak (pula) pecandu khamr.Imam Nasai meriwayatkannya melalui hadis Syu'bah dengan lafaz yang sama, kemudian ia mengatakan, "Kami belum pernah mengetahui seseorang yang menghubungkan Syu'bah dengan Nabit ibnu Syarit"
Imam Bukhari mengatakan bahwa Jaban belum pernah diketahui mendengar dari Abdullah. Salim pun belum pernah diketahui pernah mendengar, baik dari Jaban maupun dari Nabit.
Hadis ini telah diriwayatkan pula melalui jalur Mujahid, dari Ibnu Abbas; juga melalui Mujahid, dari Abu Hurairah.
Az-Zuhri mengatakan, telah menceritakan kepadanya Abu Bakar ibnu Abdur Rahman ibnul Haris ibnu Hisyam; ayahnya pernah mengatakan bahwa ia pernah mendengar Usman ibnu Affan mengatakan, "Jauhilah khamr, karena sesungguhnya khamr itu biangnya kejahatan. Dahulu kala pernah ada seorang lelaki dari kalangan orang-orang sebelum kalian, kerjanya hanya beribadah dan mengucilkan diri dari keramaian manusia. Tetapi pada akhirnya ia disukai oleh seorang wanita tuna susila. Wanita tuna susila itu menyuruh pelayan wanitanya memanggil lelaki itu untuk menghadiri suatu persaksian. Maka lelaki itu masuk bersamanya, dan si wanita tuna susila itu mulai memasang perangkapnya; setiap kali lelaki itu memasuki pintu, maka ia menutupnya, hingga lelaki itu bersua dengan seorang wanita yang cantik, di sisinya terdapat seorang bayi dan seguci khamr. Kemudian wanita cantik itu berkata,' Sesungguhnya aku, demi Allah, tidak sekali-kali mengundangmu untuk menyaksikan suatu persaksian, melainkan aku mengundangmu kemari agar kamu mau menyetubuhi diriku, atau membunuh bayi ini, atau minum khamr ini.' Akhirnya wanita itu memberinya minuman satu gelas. Dan lelaki itu berkata, 'Tambahkanlah kepadaku.' Ia tidak berhenti dari minum khamr hingga pada akhirnya ia menyetubuhi wanita itu dan membunuh si bayi. Karena itu, jauhilah khamr, karena sesungguhnya tidak sekali-kali khamr dapat berkumpul dengan iman selama-lamanya melainkan salah satunya keluar dari diri pelakunya dalam waktu yang dekat."
Asar ini diriwayatkan oleh Imam Baihaqi, dan sanad asar ini sahih.
Abu Bakar ibnu Abud Dunya telah meriwayatkannya di dalam kitab Zammul Muskiri (Bab "Celaan terhadap Pemabuk"), dari Muhammad ibnu Abdullah ibnu Bazi', dari Al-Fudail ibnu Sulaiman An-Numiri, dari Umar ibnu Sa'id, dari Az-Zuhri dengan lafaz yang sama secara marfu, tetapi yang mauquf lebih sahih.
Asar ini mempunyai bukti yang menguatkannya di dalam kitab Sahihain, dari Rasulullah Saw. Disebutkan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:
"لَا
يَزْنِي الزَّانِي حِينَ يَزْنِي وَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَلَا يَسْرِقُ سَرِقَةً حِينَ
يَسْرِقُهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَلَا يَشْرَبُ الْخَمْرَ حِينَ يَشْرَبُهَا وَهُوَ
مُؤْمِنٌ".
Tidak sekali-kali seseorang melakukan perbuatan zina, sedang ia dalam
keadaan beriman. Tidak sekali-kali seseorang mencuri, sedang dia dalam keadaan
beriman: dan tidak sekali-kali seseorang minum khamr, sedang dia dalam keadaan
beriman.Imam Ahmad ibnu Hambal mengatakan, telah menceritakan kepada kami Aswad ibnu Amir, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Sammak, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa ketika khamr diharamkan, orang-orang berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah dengan teman-teman kami yang telah meninggal, sedangkan mereka meminumnya?" Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu. (Al-Maidah: 93), hingga akhir ayat. Dan ketika kiblat dipindahkan, orang-orang berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah dengan teman-teman kami yang telah meninggal dunia, sedangkan salat mereka menghadap ke Baitul Maqdis?" Maka Allah menurunkan firman-Nya: dan Allah tidak akan menyia-nyiakan iman kalian. (Al-Baqarah: 143)
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا دَاوُدُ بْنُ مِهْران الدَّبَّاغُ، حَدَّثَنَا
دَاوُدُ -يَعْنِي الْعَطَّارَ-عَنِ ابْنِ خُثَيْم، عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَب، عَنْ
أَسْمَاءَ بِنْتِ يَزِيدَ، أَنَّهَا سَمِعَتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ: "من شَرِبَ الْخَمْرَ لَمْ يَرْضَ اللَّهُ عَنْهُ أَرْبَعِينَ
لَيْلَةً، إِنْ مَاتَ مَاتَ كَافِرًا، وَإِنْ تَابَ تَابَ اللَّهُ عَلَيْهِ. وَإِنْ
عَادَ كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يَسْقِيَهُ من طِينة الخَبَال". قَالَتْ:
قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا طِينَةُ الْخَبَالِ؟ قَالَ: "صَدِيدُ أَهْلِ
النَّارِ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Daud ibnu Mahran
Ad-Dabbag, telah menceritakan kepada kami Daud (yakni Al-Attar), dari Abu
Khaisam, dari Syahr ibnu Hausyab, dari Asma binti Yazid, bahwa ia pernah
mendengar Nabi Saw. bersabda: Barang siapa meminum khamr, Allah tidak rela
kepadanya selama empat puluh malam; jika ia mati, maka ia mati dalam keadaan
kafir; dan jika ia bertobat, maka Allah menerima tobatnya. Dan jika ia kembali
minum khamr, maka pastilah Allah akan memberinya minuman dari tinatul khabal.
Asma binti Yazid bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah tinatul khabal
itu?" Rasulullah Saw. menjawab, "Nanah penduduk neraka."
وَقَالَ
الْأَعْمَشُ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
مَسْعُودٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَمَّا
نَزَلَتْ: {لَيْسَ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جُنَاحٌ
فِيمَا طَعِمُوا إِذَا مَا اتَّقَوْا وَآمَنُوا} فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "قِيلَ لِي: أَنْتَ مِنْهُمْ".
Al-A'masy telah meriwayatkan dari Ibrahim, dari Alqamah, dari Abdullah ibnu
Mas'ud, bahwa Nabi Saw. ketika ayat ini diturunkan, yaitu firman-Nya: Tidak
ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh karena memakan
makanan yang telah mereka makan dahulu, apabila mereka bertakwa dan beriman.
(Al-Maidah: 93) beliau Saw. bersabda (ditujukan kepada Ibnu Mas'ud r.a.):
Dikatakan kepadaku bahwa engkau termasuk dari mereka.Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam Turmuzi, dan Imam Nasai melalui jalurnya (yakni Al-A'masy).
قَالَ
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْإِمَامِ أَحْمَدَ: قَرَأْتُ عَلَى أَبِي، حَدَّثَنَا
عَلِيُّ بْنُ عَاصِمٍ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ الْهِجْرِيِّ، عَنْ أَبِي
الْأَحْوَصِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِيَّاكُمْ وَهَاتَانِ الْكَعْبَتَانِ
الْمُوَسَّمَتَانِ اللتان تزجران زجرًا،
فإنهما مَيْسِر العَجَم".
Abdullah ibnu Imam Ahmad mengatakan, ia belajar dari ayahnya yang mengatakan
bahwa telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Asim, telah menceritakan kepada
kami Ibrahim Al-Hijri, dari Abul Ahwas, dari Abdullah ibnu Mas'ud yang
menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Jauhilah oleh kalian
kedua jenis dadu yang diberi tanda ini yang keduanya dikocok-kocok, karena
sesungguhnya keduanya adalah sarana maisir orang-orang 'ajam.
0 komentar:
Posting Komentar