وَقَالُوا
لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ آيَةٌ مِنْ رَبِّهِ قُلْ إِنَّ اللَّهَ قَادِرٌ عَلَى
أَنْ يُنَزِّلَ آيَةً وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (37) وَمَا مِنْ
دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلَّا أُمَمٌ
أَمْثَالُكُمْ مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ
يُحْشَرُونَ (38) وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا صُمٌّ وَبُكْمٌ فِي
الظُّلُمَاتِ مَنْ يَشَإِ اللَّهُ يُضْلِلْهُ وَمَنْ يَشَأْ يَجْعَلْهُ عَلَى
صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (39)
Dan mereka berkata, "Mengapa tidak diturunkan
kepadanya (Muhammad) suatu mukjizat dari
Tuhannya?” Katakanlah, "Sesungguhnya Allah kuasa menurunkan suatu mukjizat,
tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” Dan tiadalah binatang-binatang yang
ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan
umat-umat (juga) seperti kalian. Tiadalah Kami lupakan sesuatu pun di dalam
Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. Dan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu, dan berada dalam gelap gulita.
Barang siapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya
disesatkan-Nya. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya
petunjuk), niscaya Dia menjadikannya berada di atas jalan yang
lurus.Allah Swt. berfirman menceritakan perihal orang-orang musyrik, bahwa mereka pernah bertanya, "Mengapa tidak diturunkan kepadanya suatu mukjizat dari Tuhannya?" Mukjizat ini diungkapkan dengan istilah ayat yang artinya peristiwa yang bertentangan dengan hukum alam yang biasa mereka dapati, termasuk di antaranya ialah seperti apa yang mereka katakan dalam firman-Nya:
{لَنْ
نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّى تَفْجُرَ لَنَا مِنَ الأرْضِ يَنْبُوعًا}
Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air
dari bumi untuk kami. (Al-Isra: 90), hingga beberapa ayat berikutnya.Firman Allah Swt.:
{قُلْ
إِنَّ اللَّهَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنزلَ آيَةً وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا
يَعْلَمُونَ}
Katakanlah, "Sesungguhnya Allah kuasa menurunkan suatu mukjizat, tetapi
kebanyakan mereka tidak mengetahui.”(Al-An'am:37)Yakni Allah Swt. mampu untuk melakukan hal itu. Tetapi karena suatu hikmah (kebijaksanaan) dari-Nya, maka sengaja Dia menangguhkan hal itu. Karena sesungguhnya jikalau Allah menurunkan mukjizat seperti yang mereka minta, kemudian ternyata mereka tidak beriman, niscaya Allah akan menyegerakan siksaan-Nya terhadap mereka, seperti yang telah Allah lakukan terhadap umat-umat terdahulu. Allah Swt. telah berfirman:
{وَمَا
مَنَعَنَا أَنْ نُرْسِلَ بِالآيَاتِ إِلا أَنْ كَذَّبَ بِهَا الأوَّلُونَ
وَآتَيْنَا ثَمُودَ النَّاقَةَ مُبْصِرَةً فَظَلَمُوا بِهَا وَمَا نُرْسِلُ
بِالآيَاتِ إِلا تَخْوِيفًا}
Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan
(kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena
tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu. Dan telah Kami berikan
kepada Samud unta betina itu (sebagai mukjizat) yang dapat dilihat,
tetapi mereka menganiaya unta betina itu. Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu
melainkan untuk menakuti. (Al-Isra: 59)
{إِنْ
نَشَأْ نُنزلْ عَلَيْهِمْ مِنَ السَّمَاءِ آيَةً فَظَلَّتْ أَعْنَاقُهُمْ لَهَا
خَاضِعِينَ}
Jika Kami kehendaki, niscaya Kami menurunkan kepada mereka mukjizat dari
langit, maka senantiasa kuduk-kuduk mereka tunduk kepadanya. (Asy-Syu'ara:
4)Adapun firman Allah Swt.:
{وَمَا
مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرْضِ وَلا طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلا أُمَمٌ
أَمْثَالُكُمْ}
Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang
terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kalian.
(Al-An'am: 38)Menurut Mujahid, makna umamun ialah berbagai macam jenis yang nama-namanya telah dikenal. Menurut Qatadah, burung-burung adalah umat, manusia adalah umat, begitu pula jin.
As-Saddi mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Melainkan umat-umat (juga) seperti kalian. (Al-An'am: 38) Yakni makhluk juga, sama seperti kalian.
****
Firman Allah Swt.:
{مَا
فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ}
Tiadalah Kami lupakan sesuatu pun di dalam Al-Kitab. (Al-An'am:
38)Maksudnya, semuanya ada berdasarkan pengetahuan dari Allah, tiada sesuatu pun dari semuanya yang dilupakan oleh Allah rezeki dan pengaturannya, baik ia sebagai hewan darat ataupun hewan laut.
Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah dalam ayat lain:
{وَمَا
مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرْضِ إِلا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا
وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ}
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang
memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat
penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).
(Hud: 6)Yakni tertulis nama-namanya, bilangannya, serta tempat-tempatnya, dan semua gerakan serta diamnya terliputi semuanya dalam tulisan itu. Allah Swt. telah berfirman pula:
{وَكَأَيِّنْ
مِنْ دَابَّةٍ لَا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ وَهُوَ
السَّمِيعُ الْعَلِيمُ}
Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa
(mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan
kepada kalian, dan Dia Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al-Ankabut:
60)
قَالَ
الْحَافِظُ أَبُو يَعْلَى: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، حَدَّثَنَا
عُبَيْدُ بْنُ وَاقِدٍ الْقَيْسِيُّ أَبُو عَبَّادٍ، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ
عِيسَى بْنِ كَيْسَانَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ المُنْكَدِر، عَنْ جَابِرِ بْنِ
عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: قَلّ الْجَرَادُ فِي سَنَةٍ مِنْ سِني عُمَرَ، رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ، الَّتِي وَلِيَ فِيهَا، فَسَأَلَ عَنْهُ فَلَمْ يُخْبَرْ بِشَيْءٍ،
فَاغْتَمَّ لِذَلِكَ. فَأَرْسَلَ رَاكِبًا إِلَى كَذَا، وَآخَرَ إِلَى الشَّامِ،
وَآخَرَ إِلَى الْعِرَاقِ يَسْأَلُ: هَلْ رُؤِيَ مِنَ الْجَرَادِ شَيْءٌ أَمْ لَا؟
فَأَتَاهُ الرَّاكِبُ الَّذِي مِنْ قِبَلِ الْيَمَنِ بِقَبْضَةٍ جَرَادٍ
فَأَلْقَاهَا بَيْنَ يَدَيْهِ، فَلَمَّا رَآهَا كَبَّرَ ثَلَاثًا، ثُمَّ قَالَ:
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم يقول: "خَلَق اللَّهُ،
عَزَّ وَجَلَّ، أَلْفَ أُمَّة، مِنْهَا سِتُّمِائَةٍ فِي الْبَحْرِ،
وَأَرْبَعُمِائَةٍ فِي البرِّ. وَأَوَّلُ شَيْءٍ يَهْلِكُ مِنْ هَذِهِ الْأُمَمِ
الْجَرَادُ، فَإِذَا هَلَكَتْ تَتَابَعَتْ مِثْلَ النِّظَامِ إِذَا قُطِعَ
سِلْكُهُ
Al-Hafizh Abu Ya'la mengatakan,- telah menceritakan kepada kami Muhammad
ibnul Musanna, telah menceritakan kepada kami Ubaid ibnu Waqid Al-Qaisi Abu
Abbad, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Isa ibnu Kaisan, telah
menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Munkadir, dari Jabir ibnu Abdullah yang
menceritakan bahwa belalang jarang didapat dalam masa satu tahun dari
tahun-tahun masa pemerintahan Khalifah Umar r.a. Kemudian Umar bertanya-tanya
mengenai hal itu, tetapi sia-sia, tidak mendapat suatu berita pun. Dia sedih
karena hal tersebut, lalu ia mengirimkan seorang penunggang kuda (penyelidik)
dengan tujuan tempat anu, seorang lagi ke negeri Syam, dan seorang lagi menuju
negeri Irak. Masing-masing ditugaskan untuk memeriksa keberadaan belalang di
tempat-tempat tersebut. Kemudian datang kepadanya penunggang kuda dari negeri
Yaman dengan membawa segenggam belalang, lalu semuanya ditaruh di hadapannya.
Ketika ia (Umar) melihatnya, maka ia mengucapkan takbir tiga kali, kemudian
berkata bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Allah Swt. telah
menciptakan seribu umat (jenis makhluk), enam ratus umat di antaranya
berada di laut dan yang empat ratusnya berada di daratan. Mula-mula umat yang
binasa dari seluruhnya ialah belalang. Apabila belalang telah musnah, maka
merembet ke yang lainnya seperti halnya untaian kalung apabila talinya
terputus.
****
Firman Allah Swt.:
{ثُمَّ
إِلَى رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ}
kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (Al-An'am: 38)Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Abu Na'im, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari ayahnya, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (Al-An'am: 38) Bahwa penghimpunannya ialah bila telah mati.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir melalui jalur Israil, dari Sa'id, dari Masruq, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas; disebutkan bahwa matinya hewan-hewan merupakan saat penghimpunannya. Hal yang sama telah diriwayatkan pula oleh Al-Aufi, dari Ibnu Abbas.
Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa telah diriwayatkan dari Mujahid dan Ad-Dahhak hal yang semisal.
Pendapat yang kedua mengatakan, penghimpunannya ialah saat hari berbangkit, yaitu di hari kiamat nanti, berdasarkan firman Allah Swt.:
{وَإِذَا
الْوُحُوشُ حُشِرَتْ}
Dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan. (At-Takwir: 5)
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حدثنا شعبة، عَنْ
سُلَيْمَانَ، عَنْ مُنْذِر الثَّوْرِيِّ، عَنْ أَشْيَاخٍ لَهُمْ، عَنْ أَبِي ذرٍّ؛
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى شَاتَيْنِ
تَنْتَطِحَانِ، فَقَالَ: "يَا أَبَا ذَرٍّ، هَلْ تَدْرِ فِيمَ تَنْتَطِحَانِ؟ "
قَالَ: لَا. قَالَ "لَكِنَّ اللَّهَ يَدْرِي، وَسَيَقْضِي
بَيْنَهُمَا"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far,
telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Sulaiman, dari Munzir As-Sauri,
dari guru-guru mereka, dari Abu Zar, bahwa Rasulullah Saw. melihat dua ekor
domba yang sedang adu tanduk (bertarung), lalu Rasulullah Saw. bersabda: Hai
Abu Zar, tahukah kamu mengapa keduanya saling menanduk?” Abu Zar menjawab,
"Tidak " Nabi Saw. bersabda, "Tetapi Allah mengetahui, dan Dia kelak akan
melakukan peradilan di antara keduanya."
وَرَوَاهُ
عَبْدُ الرَّزَّاقِ، عَنْ مَعْمَر، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَمَّنْ ذَكَرَهُ عَنْ أَبِي
ذَرٍّ قَالَ: بَيْنَا أَنَا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِذِ انْتَطَحَتْ عَنزان، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أَتُدْرُونَ فِيمَ انْتَطَحَتَا؟ " قَالُوا: لَا نَدْرِي.
قَالَ: "لَكِنَّ اللَّهَ يَدْرِي، وَسَيَقْضِي بَيْنَهُمَا".
Abdur Razzaq meriwayatkannya dari Ma'mar, dari Al-A'masy, dari orang yang
disebutkannya, dari Abu Zar yang menceritakan bahwa ketika para sahabat sedang
berada di hadapan Rasulullah Saw., tiba-tiba ada dua kambing jantan saling
menanduk (berlaga). Maka Rasulullah Saw. bersabda: ‘Tahukah kalian mengapa
keduanya tanduk-menanduk?” Mereka (para sahabat) menjawab, "Kami tidak
tahu.” Rasulullah Saw. bersabda, "Tetapi Allah mengetahui, dan kelak Dia akan
mengadakan peradilan di antara keduanya.”Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir. Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkannya pula melalui jalur Munzir As-Sauri, dari Abu Zar, lalu ia menyebutkannya, tetapi ditambahkan bahwa Abu Zar berkata, "Dan sesungguhnya Rasulullah Saw. meninggalkan kami, sedangkan tidak sekali-kali ada seekor burung mengepakkan sayapnya di langit melainkan beliau Saw. menceritakan kepada kami pengetahuan mengenainya."
قَالَ
عَبْدُ اللَّهِ ابْنُ الْإِمَامِ أَحْمَدَ فِي مُسْنَدِ أَبِيهِ: حَدَّثَنِي
عَبَّاسُ بْنُ مُحَمَّدٍ وَأَبُو يَحْيَى الْبَزَّارُ قَالَا حَدَّثَنَا حَجَّاجُ
بْنُ نُصير، حَدَّثَنَا شُعْبَة، عَنِ العَوَّام بْنِ مَراجم -مِنْ بَنِي قَيْسِ
بْنِ ثَعْلَبَةَ -عَنْ أَبِي عُثْمَانَ النَّهْدي، عَنْ عُثْمَانَ، رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ
الجَمَّاء لَتَقْتَصُّ مِنَ الْقُرَنَاءِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ"
Abdullah ibnu Imam Ahmad telah mengatakan di dalam kitab musnad ayahnya,
bahwa telah menceritakan kepadaku Abbas ibnu Muhammad dan Abu Yahya Al-Bazzar;
keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hajjaj ibnu Nasir, telah
menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Al-Awwam ibnu Muzahim, dari Bani Qais
ibnu Sa'labah, dari Abu Usman An-Nahdi, dari Usman r.a., bahwa Rasulullah Saw.
telah bersabda: Sesungguhnya hewan yang tidak bertanduk benar-benar akan
menuntut hukum qisas terhadap hewan yang bertanduk (yang telah menanduknya)
kelak di hari kiamat.Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Ja'far ibnu Barqan, dari Yazid ibnul Asam, dari Abu Hurairah sehubungan dengan firman-Nya: melainkan umat-umat (juga) seperti kalian. Tiadalah Kami lupakan sesuatu pun di dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (Al-An'am: 38) Bahwa semua makhluk kelak di hari kiamat dihimpunkan, termasuk semua binatang ternak, binatang-binatang lainnya, burung-burung, dan semua makhluk. Kemudian keadilan Allah pada hari itu menaungi semuanya sehingga hewan yang tidak bertanduk mengqisas hewan bertanduk yang pernah menanduknya. Setelah itu Allah berfirman, "Jadilah kamu sekalian tanah." Karena itulah orang kafir (pada hari itu) mengatakan, seperti yang disitir oleh firman-Nya: Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah. (An-Naba: 40)
Hal ini telah diriwayatkan secara marfu’ di dalam hadis yang menceritakan sur (sangkakala).
****
Firman Allah Swt.:
{وَالَّذِينَ
كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا صُمٌّ وَبُكْمٌ فِي الظُّلُمَاتِ}
Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu, dan
berada dalam gelap gulita. (Al-An'am: 39)Yakni perumpamaan mereka dalam kejahilannya dan keminiman ilmunya serta ketiadaan pengertiannya sama dengan orang yang tuli tidak dapat mendengar, bisu tidak dapat bicara, dan selain itu berada dalam kegelapan tanpa dapat melihat. Maka orang yang seperti itu mustahil mendapat petunjuk ke jalan yang benar atau dapat keluar dari apa yang mengungkungnya. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya, menggambarkan keadaan mereka, yaitu:
{مَثَلُهُمْ
كَمَثَلِ الَّذِي اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهُ ذَهَبَ
اللَّهُ بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُمَاتٍ لَا يُبْصِرُونَ * صُمٌّ بُكْمٌ
عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ}
Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah
api itu menerangi sekelilingnya, Allah hilangkan cahaya (yang menyinari)
mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. Mereka
tuli, bisu, dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang
benar). (Al-Baqarah: 17-18)Sama pula dengan apa yang digambarkan oleh Allah Swt. dalam firman lainnya:
{أَوْ
كَظُلُمَاتٍ فِي بَحْرٍ لُجِّيٍّ يَغْشَاهُ مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ مَوْجٌ مِنْ
فَوْقِهِ سَحَابٌ ظُلُمَاتٌ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍ إِذَا أَخْرَجَ يَدَهُ لَمْ
يَكَدْ يَرَاهَا وَمَنْ لَمْ يَجْعَلِ اللَّهُ لَهُ نُورًا فَمَا لَهُ مِنْ
نُورٍ}
Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak,
yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita
yang tindih-menindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat
melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk)
oleh Allah, tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun. (An-Nur: 40)Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:
{مَنْ
يَشَأِ اللَّهُ يُضْلِلْهُ وَمَنْ يَشَأْ يَجْعَلْهُ عَلَى صِرَاطٍ
مُسْتَقِيمٍ}
Dan barang siapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya
disesatkan-Nya. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya
petunjuk), niscaya Dia menjadikannya berada di atas jalan yang lurus.
(Al-An'am: 39)Yakni Dialah yang mengatur makhluk-Nya menurut apa yang dikehendakinya
0 komentar:
Posting Komentar