Jumat, 04 Desember 2015

Ibrahim, ayat 49-51

{وَتَرَى الْمُجْرِمِينَ يَوْمَئِذٍ مُقَرَّنِينَ فِي الأصْفَادِ (49) سَرَابِيلُهُمْ مِنْ قَطِرَانٍ وَتَغْشَى وُجُوهَهُمُ النَّارُ (50) لِيَجْزِيَ اللَّهُ كُلَّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ (51) }
Dan kamu akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu di ikat bersama-sama dengan belenggu. Pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan muka mereka ditutup oleh api neraka, agar Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia usahakan. Sesungguhnya Allah Mahacepat hisab-Nya.
Firman Allah Swt.:
{يَوْمَ تُبَدَّلُ الأرْضُ غَيْرَ الأرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ}
pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain, dan (begitu pula) langit. (Ibrahim: 48)
dan semua makhluk menghadap kepada Tuhan yang, akan memberi pembalasan. Engkau Muhammad, akan melihat pada hari itu keadaan orang-orang yang berdosa, disebabkan oleh kekafiran dan kerusakan mereka.
{مُقَرَّنِينَ}
diikat bersama-sama. (Ibrahim: 49)
Yakni sebagian dari mereka diikat bersama-sama dengan sebagian yang lain menjadi satu, masing-masing dari mereka adakalanya digabungkan dengan orang-orang yang setara dengan keadaan mereka, atau adakalanya masing-masing dari mereka disatukan dengan orang yang sejenis dengan keadaan dirinya; jelasnya masing-masing golongan diikat bersama-sama dengan golongannya.
Dalam ayat yang lain disebutkan melalui firman-Nya:
{احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ}
(kepada malaikat diperintahkan), "Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka." (Ash-Shaffat: 22)
{وَإِذَا النُّفُوسُ زُوِّجَتْ}
dan apabila roh-roh dipertemukan (dengan tubuh). (At-Takwir: 7)
{وَإِذَا أُلْقُوا مِنْهَا مَكَانًا ضَيِّقًا مُقَرَّنِينَ دَعَوْا هُنَالِكَ ثُبُورًا}
Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan. (Al-Furqan; 13)
{وَالشَّيَاطِينَ كُلَّ بَنَّاءٍ وَغَوَّاصٍ وَآخَرِينَ مُقَرَّنِينَ فِي الأصْفَادِ}
Dan (Kami tundukkan pula kepada Sulaiman) setan-setan semuanya ahli bangunan dan penyelam, dan setan yang lain yang terikat dalam belenggu. (Shad: 37-38)
Al-asfad artinya belenggu-belenggu, menurut Ibnu Abbas, Sa'id ibnu Jubair, Al-A'masy, dan Abdur Rahman ibnu Zaid, dan inilah menurut dialek yang terkenal. Seorang penyair bernama Amr ibnu Kalsum dalam bait syairnya mengatakan,
فَآبُوا بِالثِّيَابِ وَبِالسَّبَايَا وأُبْنَا بالمُلُوك مُصَفّدينا
"Mereka menolak pakaian-pakaian dan para tawanan, dan hanya memilih raja-raja dalam keadaan terbelenggu."
*******************
Firman Allah Swt.:
{سَرَابِيلُهُمْ مِنْ قَطِرَانٍ}
Pakaian mereka adalah dari ter. (Ibrahim: 50)
Maksudnya pakaian yang dikenakan oleh ahli neraka terbuat dari ter (aspal) yang biasanya digunakan untuk mengobati penyakit kulit unta.
Qatadah mengatakan bahwa ter merupakan suatu bahan yang mudah terbakar.
Lafaz qatiran dikatakan pula qatran, seperti yang dikatakan oleh seorang penyair bernama Abun Najm dalam salah satu bait syairnya,
كَأَنَّ قِطْرانًا إذَا تَلاهَا ... تَرْمي بِهِ الرِّيحُ إِلَى مَجْراها
"Apabila unta itu dipoles dengan ter, ia seakan-akan bagaikan angin yang bertiup ke arah yang ditujunya (karena kepanasan)."
Ibnu Abbas mengatakan bahwa qatiran adalah tembaga yang dilebur, dan adakalanya dia membaca ayat ini dengan bacaan berikut:
"سَرَابيلهم مِنْ قَطِران"
Pakaian mereka adalah dari ter. (Ibrahim: 50)
Makna yang dimaksud ialah tembaga yang dilebur, kemudian panasnya telah mereda. Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Ikrimah, Sa’id ibnu Jubair, Al-Hasan, dan Qatadah.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَتَغْشَى وُجُوهَهُمُ النَّارُ}
dan muka mereka ditutup oleh api neraka. (Ibrahim: 50)
Ayat ini maknanya sama dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{تَلْفَحُ وُجُوهَهُمُ النَّارُ وَهُمْ فِيهَا كَالِحُونَ}
Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat. (Al-Mu’minun: 104)
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ، رَحِمَهُ اللَّهُ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ إِسْحَاقَ، أَنْبَأَنَا أَبَانُ بْنُ يَزِيدَ، عن يحيى بن أبي كَثِيرٍ، عَنْ زَيْدٍ، عَنْ أَبِي سَلَّامٍ، عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْعَرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أَرْبَعٌ مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ لَا يُتْرَكن الْفَخْرُ بِالْأَحْسَابِ، وَالطَّعْنُ فِي الْأَنْسَابِ، وَالِاسْتِسْقَاءُ بِالنُّجُومِ، وَالنِّيَاحَةُ، وَالنَّائِحَةُ إِذَا لَمْ تَتُبْ قَبْلَ مَوْتِهَا، تُقَامُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَعَلَيْهَا سِرْبَالٌ مِنْ قَطِرَانٍ، ودرْع مِنْ جَرَب".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Ishaq, telah menceritakan kepada kami Aban ibnu Yazid, dari Yahya ibnu Abu kasir, dari Zaid, dari Abu Salam, dari Abu Malik Al-Asy'ari yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Ada empat perkara di dalam umatku termasuk perkara Jahiliah yang masih belum mereka tinggalkan, yaitu membangga-banggakan diri dengan kedudukan, mendiskreditkan nasab (keturunan), meminta hujan melalui bintang-bintang, dan niyahah (menangis ala Jahiliah) karena ditinggal mati. Wanita yang ber-niyahah bila masih belum tobat sebelum matinya, kelak di hari kiamat dibangkitkan dengan memakai pakaian dari ter dan baju kurung dari penyakit kurap.
Hadis diketengahkan oleh Imam Muslim secara munfarid.
Di dalam hadis Al-Qasim, dari Abu Umamah r.a., disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"النَّائِحَةُ إِذَا لَمْ تَتُبْ، تُوقَفُ فِي طَرِيقٍ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ، وَسَرَابِيلُهَا مِنْ قَطِرَانٍ، وَتَغْشَى وَجْهَهَا النَّارُ"
Wanita yang ber-niyahah jika (mati dalam keadaan) belum bertobat, akan diberdirikan di tengah jalan antara surga dan neraka, pakaian­nya adalah dari ter, sedangkan mukanya ditutupi oleh api neraka.
*******************
Firman Allah Swt.:
لِيَجْزِيَ اللَّهُ كُلَّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ
Agar Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia usahakan. (Ibrahim: 51)
Yaitu kelak di hari kiamat, seperti halnya yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى}
Supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang mereka kerjakan. (An-Najm: 31), hingga akhir ayat.
Mengenai firman Allah Swt.:
{إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ}
Sesungguhnya Allah Mahacepat hisab (perhitungan)-Nya. (Ibrahim: 51)
Makna ayat ini dapat ditafsirkan seperti pengertian yang terkandung di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُعْرِضُونَ}
Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedangkan mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (darinya). (Al-Anbiya: 1)
Dapat pula ditafsirkan dengan pengertian 'dalam menghisab amal perbuatan hamba-hamba-Nya, Allah sangat cepat perhitungan-Nya, karena Dia mengetahui segala sesuatu, tiada sesuatu pun yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya, dan sesungguhnya semua makhluk menurut kekuasaan Allah sama halnya dengan seseorang dari mereka', seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:
{مَا خَلْقُكُمْ وَلا بَعْثُكُمْ إِلا كَنَفْسٍ وَاحِدَةٍ}
Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kalian (dari kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa. (Luqman: 28)
Hal ini sama dengan inti sari dari pendapat Mujahid, bahwa makna firman-Nya:
{سَرِيعُ الْحِسَابِ}
Mahacepat hisab-Nya. (Ibrahim: 51)
Yakni perhitungan-Nya. Tetapi dapat pula dikatakan bahwa masing-masing dari kedua pendapat dapat dijadikan sebagai tafsirnya.

0 komentar:

Posting Komentar