{سَلْ
بَنِي إِسْرَائِيلَ كَمْ آتَيْنَاهُمْ مِنْ آيَةٍ بَيِّنَةٍ وَمَنْ يُبَدِّلْ
نِعْمَةَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُ فَإِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
(211) زُيِّنَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَيَسْخَرُونَ مِنَ
الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ اتَّقَوْا فَوْقَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَاللَّهُ
يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ (212) }
Tanyakanlah kepada Bani Israil, "Berapa
banyaknya tanda-tanda (kebenaran) yang nyata, yang telah Kami berikan kepada
mereka." Dan barang siapa yang menukar nikmat Allah setelah datang nikmat itu
kepadanya, maka sesungguhnya Allah sangat keras siksa-Nya. Kehidupan dunia
dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina
orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia
daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang
dikehendaki-Nya tanpa batas.Allah Swt. menceritakan perihal kaum Bani Israil, sudah berapa banyak mereka melihat mukjizat yang jelas dari Nabi Musa a.s. Yang dimaksud dengan ayatin bayyinah ialah hujah yang membuktikan kebenaran Nabi Musa a.s. dalam menyampaikan kepada mereka apa yang telah diturunkan kepadanya, seperti tangan Nabi Musa, tongkatnya, terbelahnya laut, batu yang ia pukul, awan yang menaungi mereka di panas yang sangat terik, dan diturunkan-Nya manna dan salwa serta lain-lainnya yang menunjukkan adanya Tuhan yang berbuat demikian dalam keadaan tak terpaksa, dan kebenaran dari orang yang menyebabkan timbulnya hal-hal yang bertentangan dengan hukum alam tersebut. Tetapi sekalipun demikian, banyak dari kalangan mereka yang berpaling dari tanda-tanda yang jelas itu, dan mereka menggantikan nikmat Allah dengan kekufuran, yakni mereka membalas iman kepada hal-hal tersebut dengan keingkaran terhadapnya. Maka Allah mengancam mereka dengan siksa-Nya yang amat keras, seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:
{وَمَنْ
يُبَدِّلْ نِعْمَةَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُ فَإِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ
الْعِقَابِ}
Dan barang siapa yang menukar nikmat Allah setelah datang nikmat itu
kepadanya, maka sesungguhnya Allah sangat keras siksa-Nya. (Al-Baqarah:
211)Perihalnya sama dengan makna yang terkandung di dalam firman-Nya yang menceritakan perihal orang-orang kafir Quraisy, yaitu:
{أَلَمْ
تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ
دَارَ الْبَوَارِ * جَهَنَّمَ يَصْلَوْنَهَا وَبِئْسَ الْقَرَارُ}
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah
dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan? Yaitu neraka
Jahannam; mereka masuk ke dalamnya, dan itulah seburuk-buruk tempat
kediaman. (Ibrahim: 28-29)Kemudian Allah menyebutkan perhiasan kehidupan duniawi yang diberikan-Nya kepada orang-orang kafir, yaitu mereka yang merasa puas dengannya dan merasa tenang bergelimang di dalamnya serta berupaya menghimpun harta benda, tetapi mereka tidak mau membelanjakannya ke jalan-jalan yang diperintahkan kepada mereka untuk mengeluarkannya, yaitu jalan-jalan yang diridai oleh Allah Swt. Bahkan mereka mencemoohkan orang-orang beriman yang berpaling dari kesenangan duniawi, yaitu mereka yang membelanjakan sebagian apa yang mereka peroleh dari harta benda itu untuk ketaatan kepada Tuhan mereka. Mereka membelanjakannya demi memperoleh rida Allah. Karena itu, mereka beroleh kedudukan paling bahagia dan bagian yang berlimpah di hari mereka kembali pada hari kiamat nanti.
Kelak di hari kiamat keadaan orang-orang mukmin tersebut berada di atas mereka, baik di tempat mereka semua dihimpun —ketika mereka dibangunkan dari kuburnya masing-masing, dalam perjalanan mereka (hisabnya)— maupun tempat kembalinya. Orang-orang yang beriman akan menetap pada kedudukan yang paling tinggi di dalam surga, sedangkan orang-orang kafir berada di bagian paling bawah dari neraka- Jahannam dengan kekal dan untuk selama-lamanya. Karena itulah Allah Swt. berfirman:
{وَاللَّهُ
يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ}
Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa
batas. (Al-Baqarah: 212)Yakni Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya dari kalangan makhluk-Nya dan memberinya pemberian yang banyak lagi berlimpah tanpa batas dan tanpa hitungan, baik di dunia maupun di akhirat. Seperti yang dinyatakan di dalam sebuah hadis berikut:
"ابْنَ
آدَمَ، أَنْفقْ أُنْفقْ عَلَيْكَ"
Hai anak Adam, berinfaklah, niscaya Aku akan menggantikannya
kepadamu.Nabi Saw. pernah bersabda:
"أَنْفِقْ
بِلَالُ وَلَا تَخْشَ مِنْ ذِي الْعَرْشِ إِقْلَالَا"
Infakkanlah terus, hai Bilal, janganlah kamu merasa takut kekurangan dari
Tuhan Yang mempunyai Arasy.Firman Allah Swt. yang mengatakan:
وَما
أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ
Dan barang apa saja yang kalian nafkahkan (belanjakan), maka Allah akan
menggantinya. (Saba': 39)Di dalam kitab sahih disebutkan seperti berikut:
«أَنَّ
مَلَكَيْنِ يَنْزِلَانِ من السماء صبيحة كل يوم فيقول أَحَدُهُمَا: اللَّهُمَّ
أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا، وَيَقُولُ الْآخَرُ: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا
تَلَفًا»
Bahwa ada dua malaikat yang turun dari langit di setiap pagi hari. Salah
satunya mengatakan, "Ya Allah, berikanlah kepada orang yang berinfak
penggantinya." Sedangkan yang lainnya mengatakan, "Ya Allah, timpakanlah
kerusakan kepada orang yang kikir.”Di dalam hadis sahih disebutkan:
«يَقُولُ
ابْنُ آدَمَ: مَالِي مَالِي. وَهَلْ لَكَ مِنْ مَالِكَ إِلَّا مَا أَكَلْتَ
فَأَفْنَيْتَ، وَمَا لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ، وَمَا تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ، وَمَا
سِوَى ذَلِكَ فَذَاهِبٌ وَتَارِكُهُ لِلنَّاسِ»
Anak Adam mengatakan, "Hartaku, hartaku." Tetapi tiada bagianmu dari
hartamu kecuali apa yang telah kamu makan, lalu kamu lenyapkan; dan apa yang
kamu pakai, lalu kamu rusakkan; apa yang kamu sedekahkan, maka kamu akan memetik
hasilnya nanti, sedangkan hal-hal yang selain itu bakal lenyap dan menjadi
peninggalan untuk orang lain.Di dalam kitab Musnad Imam Ahmad disebutkan sebuah hadis, bahwa Nabi Saw. pernah bersabda:
«الدُّنْيَا
دَارُ مَنْ لَا دَارَ لَهُ، وَمَالُ مَنْ لَا مَالَ لَهُ، وَلَهَا يَجْمَعُ مَنْ لا
عقل له»
Dunia adalah rumah bagi orang yang tidak mempunyai rumah, dan harta bagi
orang yang tidak memiliki harta, dan untuk dunialah orang yang tak berakal
menghimpunnya.
0 komentar:
Posting Komentar