Sabtu, 16 Mei 2015

Yunus, ayat 53-54

{وَيَسْتَنْبِئُونَكَ أَحَقٌّ هُوَ قُلْ إِي وَرَبِّي إِنَّهُ لَحَقٌّ وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ (53) وَلَوْ أَنَّ لِكُلِّ نَفْسٍ ظَلَمَتْ مَا فِي الأرْضِ لافْتَدَتْ بِهِ وَأَسَرُّوا النَّدَامَةَ لَمَّا رَأَوُا الْعَذَابَ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ (54) }
Dan mereka menanyakan kepadamu, "Benarkah (azab yang dijanjikan) itu?" Katakanlah, "Ya, demi Tuhanku, sesungguhnya azab itu adalah benar dan kalian sekali-kali tidak dapat luput (darinya).” Dan kalau setiap diri yang zalim (musyrik) itu mempunyai segala apa yang ada di bumi ini, tentu dia menebus dirinya dengan itu, dan mereka menyembunyikan penyesalannya ketika mereka telah menyaksikan azab itu. Dan telah diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedangkan mereka tidak dianiaya.
Allah Swt. menyebutkan bahwa mereka akan bertanya kepadamu, Muhammad:
{أَحَقٌّ هُوَ}
Benarkah (azab yang dijanjikan) itu? (Yunus: 53)
Yakni tentang benarkah kiamat dan hari berbangkit dari kubur itu, padahal tubuh-tubuh ini telah menjadi tanah?
{قُلْ إِي وَرَبِّي إِنَّهُ لَحَقٌّ وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ}
Katakanlah, "Ya, demi Tuhanku, sesungguhnya azab itu adalah be­nar; dan kalian sekali-kali tidak dapat luput (darinya). (Yunus: 53)
Maksudnya, keadaan kalian yang telah menjadi tanah bukanlah merupakan halangan bagi Allah untuk mengembalikan kalian menjadi hidup kembali seperti halnya Dia menciptakan kalian dari ketiadaan. Allah telah berfirman dalam ayat lainnya, yaitu:
{إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ}
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu ha­nyalah berkata padanya, "Jadilah!" Maka terjadilah ia. (Yasin: 82)
Ayat ini tidak ada yang menyamainya dalam Al-Qur’an kecuali dua ayat lainnya, yaitu dalam surat Saba dalam kaitan Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya untuk bersumpah dengan menyebut nama-Nya terhadap orang-orang yang ingkar akan adanya hari berbangkit, yaitu melalui firman-Nya:
{وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَأْتِينَا السَّاعَةُ قُلْ بَلَى وَرَبِّي لَتَأْتِيَنَّكُمْ}
Dan orang-orang yang kafir berkata, "Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami.” Katakanlah, "Pasti datang, demi Tuhanku." (Saba: 3)
Dalam surat At-Taghabun juga disebutkan melalui firman-Nya:
{زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ لَنْ يُبْعَثُوا قُلْ بَلَى وَرَبِّي لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ وَذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ}
Orang-orang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah, ”Tidak demikian, demi Tuhanku, kalian benar-benar akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan.” Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (At-Taghabun: 7)
Kemudian Allah Swt. menyebutkan bahwa apabila hari kiamat telah terjadi, maka orang kafir sangat berkeinginan seandainya saja dia dapat menebus dirinya dari siksa Allah dengan emas sepenuh bumi sekalipun.
{وَأَسَرُّوا النَّدَامَةَ لَمَّا رَأَوُا الْعَذَابَ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ}
dan mereka menyembunyikan penyesalannya ketika mereka telah menyaksikan azab itu, dan telah diberi keputusan di antara mereka dengan adil. (Yunus: 54)
Yakni dengan hak.
{وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ}
sedangkan mereka tidak dianiaya. (Yunus: 54) 
continue reading Yunus, ayat 53-54

Yunus, ayat 48-52

{وَيَقُولُونَ مَتَى هَذَا الْوَعْدُ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (48) قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي ضَرًّا وَلا نَفْعًا إِلا مَا شَاءَ اللَّهُ لِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ إِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ فَلا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلا يَسْتَقْدِمُونَ (49) قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَتَاكُمْ عَذَابُهُ بَيَاتًا أَوْ نَهَارًا مَاذَا يَسْتَعْجِلُ مِنْهُ الْمُجْرِمُونَ (50) أَثُمَّ إِذَا مَا وَقَعَ آمَنْتُمْ بِهِ آلآنَ وَقَدْ كُنْتُمْ بِهِ تَسْتَعْجِلُونَ (51) ثُمَّ قِيلَ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا ذُوقُوا عَذَابَ الْخُلْدِ هَلْ تُجْزَوْنَ إِلا بِمَا كُنْتُمْ تَكْسِبُونَ (52) }
Mereka mengatakan, "Bilakah (datangnya) ancaman itu, jika memang kalian orang-orang yang benar?” Katakanlah, "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudaratan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah.” Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sedikit pun dan tidak (pula) mendahulukannya. Katakanlah, "Terangkanlah kepadaku, jika datang kepada kamu sekalian siksaan-Nya di waktu malam atau di siang hari, apakah orang-orang yang berdosa itu minta disegerakan juga?” Kemudian apakah setelah terjadinya (azab itu), lalu kalian baru mempercayainya? Apakah sekarang (baru kalian mempercayai), padahal sebelumnya kalian selalu meminta supaya disegerakan? Kemudian dikatakan kepada orang-orang yang zalim (musyrik) itu, "Rasakanlah, oleh kalian siksaan yang kekal, kalian tidak diberi balasan melainkan dengan apa yang telah kalian kerjakan."
Allah Swt. menceritakan tentang kekufuran orang-orang musyrik itu dalam permintaan mereka yang memohon agar azab disegerakan kepada mereka, demikian pula permintaan mereka mengenai waktu datangnya siksaan itu sebelum ditentukan, yang hal tersebut tiada faedahnya sama sekali bagi mereka. Hal ini disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat yang lain melalui firman-Nya:
{يَسْتَعْجِلُ بِهَا الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِهَا وَالَّذِينَ آمَنُوا مُشْفِقُونَ مِنْهَا وَيَعْلَمُونَ أَنَّهَا الْحَقُّ}
Orang-orang yang tidak beriman kepada hari kiamat meminta supaya hari itu segera didatangkan, dan orang-orang yang beriman merasa takut kepadanya dan mereka yakin bahwa kiamat itu adalah benar (akan terjadi). (Asy-Syura: 18)
Yakni pasti akan terjadi dan tidak dapat ditawar-tawar lagi, sekalipun mereka tidak mengetahui waktunya secara tepat. Karena itulah Allah Swt. memberikan petunjuk kepada Rasul-Nya dalam menjawab ucapan orang-orang musyrik itu melalui firman-Nya:
{قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي ضَرًّا وَلا نَفْعًا إِلا مَا شَاءَ اللَّهُ}
Katakanlah, "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudaratan dan tidak(pula) kemanfaatan kepada diriku.” (Yunus: 49), hingga akhir ayat.
Maksudnya, aku tidak mengatakan kecuali apa yang telah diajarkan­Nya kepadaku, dan aku tidak mempunyai kemampuan terhadap sesuatu yang pengetahuannya hanya ada pada sisi Allah, kecuali bila Allah memperlihatkannya kepadaku. Aku adalah hamba dan utusan-Nya kepada kalian. Aku telah memberitakan kepada kalian akan kedatangan hari kiamat, bahwa hari kiamat itu pasti terjadi, dan Allah tidak memperlihatkan kepadaku mengenai waktunya, tetapi:
{لِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ}
tiap-tiap umat mempunyai ajal. (Yunus: 49)
Setiap generasi mempunyai batas usia yang telah ditentukan bagi mereka, dan apabila batas usia itu telah habis masanya:
{فَلا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلا يَسْتَقْدِمُونَ}
Maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukannya. (Yunus: 49)
Perihalnya sama dengan yang disebutkan oleh Allah dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا}
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. (Al-Munafiqun: 11), hingga akhir ayat.
Kemudian Allah Swt. memberitahukan bahwa azab Allah pasti akan datang menimpa mereka dengan sekonyong-konyong. Untuk itu, Allah Swt. berfirman:
{قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَتَاكُمْ عَذَابُهُ بَيَاتًا أَوْ نَهَارًا}
Katakanlah.”Terangkan kepadaku, jika datang kepada kamu sekalian siksaan-Nya di waktu malam atau di siang hari. (Yunus: 50)
Yang dimaksud dengan bayatan ialah di waktu malam hari.
{مَاذَا يَسْتَعْجِلُ مِنْهُ الْمُجْرِمُونَ أَثُمَّ إِذَا مَا وَقَعَ آمَنْتُمْ بِه}
apakah orang-orang yang berdosa itu minta disegerakan juga? Kemudian apakah setelah terjadinya (azab itu), lalu kalian baru mempercayainya? Apakah sekarang (baru kalian mempercayai), padahal sebelumnya kalian selalu meminta supaya disegerakan? (Yunus: 50-51)
Yakni manakala azab datang menimpa mereka, maka mereka mengatakan seperti yang disebutkan dalam ayat lainnya:
{رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ}
Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar. (As-Sajdah: 12), hingga akhir ayat.
{فَلَمَّا رَأَوْا بَأْسَنَا قَالُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَحْدَهُ وَكَفَرْنَا بِمَا كُنَّا بِهِ مُشْرِكِينَ فَلَمْ يَكُ يَنْفَعُهُمْ إِيمَانُهُمْ لَمَّا رَأَوْا بَأْسَنَا سُنَّةَ اللَّهِ الَّتِي قَدْ خَلَتْ فِي عِبَادِهِ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْكَافِرُونَ}
Maka tatkala mereka melihat azab Kami. mereka berkata, "Kami beriman hanya kepada Allah saja dan kami kafir kepada sembahan-sembahan yang telah kami mempersekutukan (nya) dengan Allah.” Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami. Itulah sunnah Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. Dan di waktu itu binasalah orang-orang kafir. (Al-Mu’min: 84-85)
*******************
Adapun firman Allah Swt.:
{ثُمَّ قِيلَ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا ذُوقُوا عَذَابَ الْخُلْدِ}
Kemudian dikatakan kepada orang-orang yang zalim (musyrik) itu, "Rasakanlah oleh kalian siksaan yang kekal.” (Yunus: 52)
Pada hari kiamat dikatakan kata-kata tersebut kepada mereka sebagai kecaman dan cemoohan buat mereka. Sama halnya dengan apa yang disebutkan dalam firman lainnya, yaitu:
{يَوْمَ يُدَعُّونَ إِلَى نَارِ جَهَنَّمَ دَعًّا * هَذِهِ النَّارُ الَّتِي كُنْتُمْ بِهَا تُكَذِّبُونَ * أَفَسِحْرٌ هَذَا أَمْ أَنْتُمْ لَا تُبْصِرُونَ * اصْلَوْهَا فَاصْبِرُوا أَوْ لَا تَصْبِرُوا سَوَاءٌ عَلَيْكُمْ إِنَّمَا تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ}
Pada hari mereka didorong ke neraka Jahanam dengan sekuat-kuatnya. (Dikatakan kepada mereka), "Inilah neraka yang dahulu kalian selalu mendustakannya.” Maka apakah ini sihir? Ataukah kalian tidak melihat? Masuklah kalian ke dalamnya (rasakanlah kepanasan apinya), maka baik kalian bersabar atau tidak, sama saja bagi kalian; kalian diberi balasan terhadap apa yang telah kalian kerjakan. (Ath-Thur: 13-16)
continue reading Yunus, ayat 48-52

Yunus, ayat 46-47

{وَإِمَّا نُرِيَنَّكَ بَعْضَ الَّذِي نَعِدُهُمْ أَوْ نَتَوَفَّيَنَّكَ فَإِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ ثُمَّ اللَّهُ شَهِيدٌ عَلَى مَا يَفْعَلُونَ (46) وَلِكُلِّ أُمَّةٍ رَسُولٌ فَإِذَا جَاءَ رَسُولُهُمْ قُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ (47) }
Dan jika Kami perlihatkan kepadamu sebagian dari (siksa) yang Kami ancamkan kepada mereka, (tentulah kamu akan melihatnya) atau (Jika) Kami wafatkan kamu (sebelum itu), maka kepada Kami jualah mereka kembali, dan Allah menjadi saksi atas apa yang mereka kerjakan. Tiap-tiap umat mempunyai rasul, maka apabila telah datang rasul mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil dan mereka (sedikit pun) tidak dianiaya.
Allah Swt. ber-khitab kepada Rasul-Nya melalui firman-Nya:
{وَإِمَّا نُرِيَنَّكَ بَعْضَ الَّذِي نَعِدُهُمْ}
Dan jika Kami perlihatkan kepadamu sebagian dari (siksa) yang Kami ancamkan kepada mereka. (Yunus: 46)
Yakni Kami menimpakan pembalasan kepada mereka di masa kamu masih hidup, agar hatimu merasa puas terhadap mereka.
{أَوْ نَتَوَفَّيَنَّكَ فَإِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ}
atau (Jika) Kami wafatkan kamu (sebelum itu), maka kepada Kami jualah mereka kembali (Yunus :46)
Maksudnya, kepada Kamilah mereka akan dikembalikan dan dipulangkan. Allah Maha Menyaksikan atas semua perbuatan mereka sesudah kamu tiada.
قَالَ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ، حَدَّثَنَا عُقْبَةُ بْنُ مَكْرَمٍ، حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ الْحَنَفِيُّ، حَدَّثَنَا دَاوُدُ بْنُ الْجَارُودِ، عَنْ أَبِي الطُّفَيْلِ عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ أَسِيدٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "عُرضت عَلَيَّ أُمَّتِي الْبَارِحَةَ لَدَى هَذِهِ الْحُجْرَةِ، أَوَّلُهَا وَآخِرُهَا. فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، عُرِضَ عَلَيْكَ مَنْ خُلِق، فَكَيْفَ مَنْ لَمْ يُخْلَقْ؟ فَقَالَ: "صُوِّروا لِي فِي الطِّينِ، حَتَّى إِنِّي لأعْرَفُ بِالْإِنْسَانِ مِنْهُمْ مِنْ أَحَدِكُمْ بِصَاحِبِهِ".
Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ahmad. telah menceritakan kepada kami Uqbah ibnu Makram, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar Al-Hanafi, telah menceritakan kepaca kami Daud ibnul Jarud, dari Abu Tufail. dari Huzaifah ibnu Usaid. dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Telah ditampakkan kepadaku perihal umatku tadi malam, dari yang pertama hingga yang terakhir, pada (dinding) kamar ini. Maka seorang lelaki bertanya, "Wahai Rasulullah, telah ditampakkan kepadamu manusia yang telah diciptakan. Maka bagaimanakah dengan manusia (dari kalangan umatmu) yang belum diciptakan?" Rasulullah Saw. menjawab: Gambar mereka ditampilkan kepadaku pada tembok tanah liat ini, sehingga aku lebih mengenal seorang demi seorang dari mereka daripada seseorang di antara kalian terhadap temannya.
Imam Tabrani meriwayatkannya pula dari Muhammad ibnu Usman ibnu Abu Syaibah, dari Uqbah ibnu Makram, dari Yunus ibnu Bukair, dari Ziyad ibnul Munzir, dari Abut Tufail, dari Huzaifah ibnu Usaid dengan sanad yang sama dan lafaz yang semisal.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَلِكُلِّ أُمَّةٍ رَسُولٌ فَإِذَا جَاءَ رَسُولُهُمْ}
Tiap-tiap umat mempunyai rasul; maka apabila telah datang rasul mereka. (Yunus: 47)
Menurut Mujahid, makna yang dimaksud ialah hari kiamat.
{قُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ}
diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil. (Yunus: 47), hingga akhir ayat.
Sama halnya dengan firman Allah Swt. yang mengatakan:
{وَأَشْرَقَتِ الأرْضُ بِنُورِ رَبِّهَا }
Dan terang-benderanglah bumi (Padang Mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya. (Az-Zumar: 69). hingga akhir ayat.
Setiap umat akan ditampilkan oleh Allah di hadapan rasulnya masing-masing, sedangkan kitab catatan amal perbuatan mereka —yang baik dan yang buruk— diberikan kepada mereka sebagai saksinya dan para malaikat pencatat amal perbuatan ikut menjadi saksi pula. Demikianlah diberlakukan terhadap semua umat, satu umat demi satu umat. Dan umat Nabi Muhammad yang mulia ini, sekalipun merupakan umat yang terakhir penciptaannya, tetapi mereka merupakan umat yang paling dulu tampil di hari kiamat nanti, lalu diselesaikanlah keputusan hukum di antara mereka; seperti yang disebutkan di dalam kitab Sahihain, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:
"نحن الْآخِرُونَ السَّابِقُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، الْمَقْضِيُّ لَهُمْ قَبْلَ الْخَلَائِقِ"
Sesungguhnya kami adalah umat yang paling akhir, tetapi umat yang paling terdahulu kelak di hari kiamat yang beroleh keputusan hukum bagi mereka sebelum umat-umat lainnya.
Sesungguhnya umat Nabi Muhammad Saw. memperoleh kemuliaan ini hanyalah berkat kemuliaan Rasul-Nya, semoga salawat dan salam Allah terlimpahkan kepadanya sampai hari kiamat nanti.
continue reading Yunus, ayat 46-47

Yunus, ayat 45

{وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ كَأَنْ لَمْ يَلْبَثُوا إِلا سَاعَةً مِنَ النَّهَارِ يَتَعَارَفُونَ بَيْنَهُمْ قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ اللَّهِ وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ (45) }
dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) hanya sesaat di siang hari, (di waktu itu) mereka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan Pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk
Allah Swt. mengingatkan manusia akan terjadinya hari kiamat dan dibangkitkan mereka dari kuburannya masing-masing, lalu digiring menuju pelataran Mahsyar di hari kiamat.
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ
Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka. (Yunus: 45), hingga akhir ayat.
Ayat ini semakna dengan ayat lain yang disebutkan melalui firman-Nya:
كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا سَاعَةً مِنْ نَهَارٍ
Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Al-Ahqaf: 35)
{كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا إِلا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا}
Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saj a) di waktu sore atau pagi hari. (An-Nazi'at: 46)
{يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ وَنَحْشُرُ الْمُجْرِمِينَ يَوْمَئِذٍ زُرْقًا * يَتَخَافَتُونَ بَيْنَهُمْ إِنْ لَبِثْتُمْ إِلا عَشْرًا * نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَقُولُونَ إِذْ يَقُولُ أَمْثَلُهُمْ طَرِيقَةً إِنْ لَبِثْتُمْ إِلا يَوْمًا}
(Yaitu) di hari (yang di waktu itu) ditiup sangkakala dan Kami akan mengumpulkan pada hari itu orang-orang yang berdosa dengan muka yang biru muram, mereka berbisik-bisik di antara mereka, "Kalian tidak berdiam (di dunia) melainkan hanyalah sepuluh (hari).” Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan, ketika berkata orang yang paling lurus jalannya di antara mereka.”Kalian tidak berdiam (di dunia) melainkan hanyalah sehari saja. (Thaha: 102-104)
وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ يُقْسِمُ الْمُجْرِمُونَ مَا لَبِثُوا غَيْرَ سَاعَةٍ
Dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa, "Mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat (saja).” (Ar-Rum: 55), hingga akhir ayat-ayat berikuuwa.
Semua ayat tersebut menunjukkan betapa pendeknya hidup di dunia bila dibandingkan dengan kehidupan di akhirat, seperti halnya yang disebut­kan oleh firman-Nya:
{قَالَ كَمْ لَبِثْتُمْ فِي الأرْضِ عَدَدَ سِنِينَ * قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ فَاسْأَلِ الْعَادِّينَ * قَالَ إِنْ لَبِثْتُمْ إِلا قَلِيلا لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ}
Allah bertanya, "Berapa tahunkah lamanya kalian tinggal di bumi?” Mereka menjawab, "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.” Allah berfirman, "Kalian tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kalian sesungguhnya mengetahui.”(Al-Mu’minun: 112-114)
*******************
Adapun firman Allah Swt.:
{يَتَعَارَفُونَ بَيْنَهُمْ}
Mereka saling mengenal (Yunus: 45)
Maksudnya, anak mengenal orang tuanya, dan kaum kerabat sebagian dari mereka mengenal sebagian yang lainnya, sebagaimana keadaan mereka ketika hidup di dunia; tetapi pada hari itu masing-masing orang sibuk dengan keadaannya sendiri, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
{فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلا أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلا يَتَسَاءَلُونَ}
Apabila sangkakala ditiup, maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka (Al-Mu’minun: 101), hingga akhir ayat.
وَلا يَسْأَلُ حَمِيمٌ حَمِيمًا
Dan tidak ada seorang teman akrab pun menanyakan temannya. (Al-Ma'arij: 10), hingga beberapa ayat berikutnya.
*******************
Mengenai firman Allah Swt.:
{قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ اللَّهِ وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ}
Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk (Yunus: 45)
Surat di atas sama halnya dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat lain:
{وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ}
Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. (Al-Mursalat: 15)
Demikian itu karena diri mereka dan keluarga mereka mengalami kerugian di hari kiamat. Bukankah hal itu merupakan kerugian yang jelas? Tiada kerugian yang lebih parah daripada kerugian yang diderita oleh orang-orang yang dipisahkan dari keluarga dan kekasih-kekasihnya di hari penyesalan dan kekecewaan, yaitu hari kiamat.
continue reading Yunus, ayat 45

Yunus, ayat 41-44

{وَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقُلْ لِي عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ أَنْتُمْ بَرِيئُونَ مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ (41) وَمِنْهُمْ مَنْ يَسْتَمِعُونَ إِلَيْكَ أَفَأَنْتَ تُسْمِعُ الصُّمَّ وَلَوْ كَانُوا لَا يَعْقِلُونَ (42) وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْظُرُ إِلَيْكَ أَفَأَنْتَ تَهْدِي الْعُمْيَ وَلَوْ كَانُوا لَا يُبْصِرُونَ (43) إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْئًا وَلَكِنَّ النَّاسَ أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ (44) }
Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah.”Bagiku pekerjaanku, dan bagi kalian pekerjaan kalian. Kalian berlepas diri dari apa yang aku kerjakan, dan aku berlepas diri terhadap apa yang kalian kerjakan.” Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkanmu. Apakah kamu dapat menjadikan orang-orang tuli itu mendengar, walaupun mereka tidak mengerti. Dan di antara mereka ada orang yang melihat kepadamu, apakah dapat kamu memberi petunjuk kepada orang-orang yang buta. walaupun mereka tidak dapat memperhatikan. Sesungguhnya Allah tidak sedikit pun berbuat zalim kepada manusia, tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri.
Allah Swt. berfirman kepada Nabi-Nya, bahwa jika orang-orang musyrik itu mendustakan kamu, maka berlepas dirilah kamu dari mereka, juga dari amal perbuatan mereka.
{فَقُلْ لِي عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ}
maka katakanlah, "Bagiku pekerjaanku, dan bagi kalian pekerjaan kalian.” (Yunus: 41)
Ayat ini semakna dengan firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:
{قُلْ يَاأَيُّهَا الْكَافِرُونَ * لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ * وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ * وَلا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ * وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ * لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِين}
Katakanlah, "Hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah.” (Al-Kafirun: 1 -2), hingga akhir surat.
Dan Nabi Ibrahim Al-Khalil beserta para pengikutnya berkata kepada kaumnya yang musyrik, seperti yang disitir oleh firman-Nya:
{إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ}
Sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian dan dari apa yang kalian sembah selain Allah. (Al-Mumtahanah: 4), hingga akhir ayat.
*******************
Adapun firman Allah Swt.:
{وَمِنْهُمْ مَنْ يَسْتَمِعُونَ إِلَيْكَ}
Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkanmu. (Yunus: 42)
Yakni mendengarkan ucapanmu yang bagus dan mendengar Al-Qur'an, serta hadis-hadis sahih yang fasih lagi bermanfaat bagi hati, agama, dan diri pendengarnya. Sebenarnya usaha itu sudah cukup besar, tetapi hal tersebut bukan merupakan tanggung jawabmu, juga tidak dibebankan kepada mereka. Karena sesungguhnya kamu tidak akan dapat memperdengarkan orang yang tuli. Kamu pun tidak akan dapat memberi petunjuk kepada mereka kecuali jika Allah menghendakinya,
{وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْظُرُ إِلَيْكَ}
Dan  di antara mereka ada orang-orang yang melihat kepadamu. (Yunus: 43)
Maksudnya, memandangmu dan memandang apa yang telah dianugerahkan oleh Allah kepadamu berupa ketenangan, sifat yang baik, dan akhlak yang agung; serta dalil yang jelas yang membuktikan kenabianmu bagi orang-orang yang mempunyai akal dan pandangan hati. Mereka memandang kepadamu sebagaimana orang lain memandangmu, tetapi selain mereka tidaklah memperoleh hidayah sedikit pun, berbeda keadaannya dengan apa yang mereka peroleh. Bahkan orang-orang mukmin memandangmu dengan pandangan yang mengandung pengagungan, sedangkan orang-orang kafir itu memandang kepada­mu dengan pandangan menghina, seperti yang disebutkan dalam ayat lain:
وَإِذَا رَآكَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ يَتَّخِذُونَكَ إِلَّا هُزُوًا
Dan apabila orang-orang kafir itu melihat kamu, niscaya mereka tidak lain hanyalah membuat kamu menjadi olok-olok (Al-Anbiya: 36), hingga akhir ayat.
Kemudian Allah Swt. menyebutkan bahwa Dia tidaklah menganiaya seorang pun, sekalipun dia telah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, membuat melihat orang yang tadinya buta, membuka mata yang tadinya terkatup, membuka telinga yang tadinya tuli, membuka hati yang tadinya tertutup rapat, dan membuat orang yang selain mereka sesat dari jalan keimanan. Karena Dia adalah Penguasa Yang Maha Mengatur segala sesuatu yang ada di dalam kerajaan­Nya, sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya. Dialah Tuhan yang tidak ada seorang pun meminta pertanggungjawaban-Nya dari apa yang telah dtperbuat-Nya, sedangkan mereka pasti dimintai pertanggung­jawabannya. Demikian itu berkat ilmu-Nya, kebijaksanaan-Nya, dan keadilan-Nya. Karena itulah dalam firman berikutnya disebutkan:
{إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْئًا وَلَكِنَّ النَّاسَ أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ}
Sesungguhnya Allah tidak berbuat aniaya kepada manusia sedikit pun, tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri. (Yunus: 44)
Di dalam sebuah hadis dari Abu Zar, dari Nabi Saw., dalam hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Nabi Saw. dari Tuhannya disebutkan:
"يَا عِبَادِي، إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي، وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوا
Hai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan perbuatan aniaya atas diri-Ku, dan Aku menjadikannya haram pula di antara kalian. Maka janganlah kalian saling berbuat aniaya.
Dan pada akhir hadis Qudsi ini disebutkan:
يَا عِبَادِي، إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ، ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا، فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدِ اللَّهَ، ومن وجد غير ذلك فلا يَلُومَنَّ إلا نَفْسَهُ"
Hai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya ini adalah hasil amal per­buatan kalian yang Aku catatkan untuk kalian, kemudian Aku membalaskannya kepada kalian secara penuh Maka barang siapa yang menjumpai kebaikan (pada catatan amal perbuatannya), hendaklah ia memuji kepada Allah; dan barang siapa yang menjumpai(nya) selain dari itu, maka janganlah ia mencela kecuali dirinya sendiri.
Hadis ini secara panjang lebar diriwayatkan oleh Imam Muslim. 
continue reading Yunus, ayat 41-44

Yunus, ayat 37-40

{وَمَا كَانَ هَذَا الْقُرْآنُ أَنْ يُفْتَرَى مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ الْكِتَابِ لَا رَيْبَ فِيهِ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (37) أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِثْلِهِ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (38) بَلْ كَذَّبُوا بِمَا لَمْ يُحِيطُوا بِعِلْمِهِ وَلَمَّا يَأْتِهِمْ تَأْوِيلُهُ كَذَلِكَ كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الظَّالِمِينَ (39) وَمِنْهُمْ مَنْ يُؤْمِنُ بِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ لَا يُؤْمِنُ بِهِ وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِالْمُفْسِدِينَ (40) }
Tidaklah mungkin Al-Qur’an ini dibuat-buat oleh selain Allah; akan tetapi (Al-Qur'an itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam. Atau (patutkah) mereka mengatakan, "Muhammad membuat-buatnya.” Katakanlah, "(Kalau benar yang kalian katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kalian panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kalian orang-orang yang benar.” Yang sebenarnya, mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna, padahal belum datang kepada mereka penjelasannya. Demikianlah orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul). Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim itu. Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al-Qur’an, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.
Ayat ini menjelaskan tentang mukjizat yang terkandung di dalam Al-Qur'an, bahwa tidak ada seorang manusia pun yang mampu membuat hal yang semisal dengan Al Qur'an, tidak pula dengan sepuluh suratnya, serta tidak pula satu surat darinya. Karena dengan kefasihan bahasanya, paramasastranya, keringkasannya, keindahannya, dan kandungannya yang mencakup makna-makna yang jarang tetapi berlimpah dan bermanfaat di dunia dan akhirat, maka Al-Qur'an tiada lain kecuali datang dari sisi Allah, yang tiada sesuatu pun serupa dengan Dia dalam Zat, sifat, perbuatan, dan ucapan-Nya. Kalam atau firman Allah tidaklah seperti ucapan makhluk. Karena itu, di dalam firman-Nya disebutkan:
{وَمَا كَانَ هَذَا الْقُرْآنُ أَنْ يُفْتَرَى مِنْ دُونِ اللَّهِ}
Tidaklah mungkin Al-Qur'an ini dibuat-buat oleh selain Allah. (Yunus: 37)
Yakni hal yang semisal dengan Al-Qur'an ini tidaklah layak kecuali dari sisi Allah. Isi Al-Qur'an tidaklah sama dengan hasil kreasi manusia.
{وَلَكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ}
akan tetapi (Al-Qur'an itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya. (Yunus: 37)
Yaitu kitab-kitab sebelum Al-Qur'an dan batu ujian terhadap kitab-kitab itu serta mengandung keterangan tentang apa yang terjadi pada kitab-kitab sebelumnya menyangkut perubahan, penggantian, dan penakwilan yang ada padanya.
Firman Allah Swt.:
{وَتَفْصِيلَ الْكِتَابِ لَا رَيْبَ فِيهِ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ}
dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam. (Yunus: 37)
Yakni penjelasan mengenai hukum-hukum, halal dan haram dengan penjelasan yang memuaskan, cukup lagi benar, tiada keraguan padanya dari sisi Allah Tuhan semesta alam. Seperti yang telah disebutkan dalam hadis Al-Haris Al-A'war, dari Ali ibnu Abu Talib, bahwa di dalam Al-Qur'an terkandung berita umat-umat sebelum kalian, berita apa yang akan terjadi sesudah kalian, dan keputusan hukum di antara sesama kalian. Dengan kata lain, Al-Qur'an mengandung berita tentang masa lalu dan masa mendatang, serta hukum bagi apa yang terjadi di kalangan manusia, yaitu berupa syariat yang telah disukai dan diridai oleh Allah.
*******************
Firman Allah Swt.:
{أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِثْلِهِ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ}
Atau (patutkah) mereka mengatakan, "Muhammad membuat-buatnya.” Katakanlah, "(Kalau benar yang kalian katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kalian panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kalian orang-orang yang benar.” (Yunus: 38)
Artinya, jika kalian menuduh, mendustakan, dan meragukan bahwa Al-Qur'an itu dari sisi Allah; kalian pun mengatakannya dusta dan buat-buatan yang telah direkayasa oleh Muhammad dari dirinya sendiri. Muhammad itu adalah manusia, sama dengan kalian. Dan dia—menurut dakwaan kalian— telah mampu mendatangkan Al-Qur'an ini, maka buatlah oleh kalian satu surat saja yang semisal dengannya, yakni yang sejenis dengan Al-Qur'an; dan mintalah tolong untuk itu kepada semua orang yang kalian mampu memanggilnya dari kalangan manusia dan jin.
Hal ini merupakan tantangan pada tahap yang ketiga, karena sebelumnya Allah telah menantang mereka dan menyeru mereka jika mereka benar dalam tuduhannya yang mengatakan bahwa Al-Qur'an itu dibuat oleh Muhammad sendiri. Maka silakan mereka menentangnya dengan hal yang semisal secara utuh dengan apa yang didatangkan olehnya. Dan hendaklah mereka meminta bantuan kepada siapa pun yang mereka kehendaki untuk membuat yang semisal dengannya. Lalu Allah Swt menyebutkan bahwa mereka sama sekali tidak akan mampu melakukannya dan tiada jalan bagi mereka untuk itu.
Allah Swt. telah berfirman:
{قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الإنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا}
Katakanlah. Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.” (Al-Isra: 88)
Kemudian tantangan terhadap mereka diperkecil menjadi sepuluh surat dari Al-Qur'an, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya dalam permulaan surat Hud, yaitu:
{أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ}
Bahkan mereka mengatakan, "Muhammad telah membuat-buat Al-Qur’an itu.” Katakanlah, "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kalian sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kalian memang orang-orang yang benar.” (Hud: 13)
Lalu tantangan diturunkan lagi menjadi satu surat yang semisal dengan surat Al-Qur'an. Maka dalam surat ini Allah Swt. berfirman:
{أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِثْلِهِ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ}
Atau (patutkah) mereka mengatakan, "Muhammad membuat-buatnya." Katakanlah, "(Kalau benar yang kalian katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kalian panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kalian orang-orang yang benar.” (Yunus: 38)
Demikian pula yang disebutkan di dalam surat Al-Baqarah. yaitu surat Madaniyyah. Allah menantang mereka untuk mendatangkan suatu surat yang semisal, dan Allah menyebutkan bahwa mereka selamanya tidak akan mampu melakukan hal tersebut, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
{فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ}
Maka jika kalian tidak dapat membuat(nya) dan pasti kalian tidak akan dapat membuat(nya). (Al-Baqarah: 24), hingga akhir ayat.
Padahal kefasihan saat itu merupakan pembawaan mereka dan syair-syair mereka telah sampai pada puncak keemasannya, tetapi Nabi Muhammad Saw. menyampaikan kepada mereka sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun. Karena itulah sebagian dari mereka ada yang beriman karena mengakui ketinggian paramasastra dalam Al-Qur'an, keindahannya, kemudahannya, kandungan makna yang ada di dalamnya serta kecemerlangannya. Mereka adalah orang-orang yang paling menguasai dalam bab ini, paling mengerti, paling menggemarinya, dan paling memujanya. Perihalnya sama dengan pengakuan para ahli sihir Fir'aun yang mengetahui semua jenis ilmu sihir, bahwa apa yang dilakukan oleh Musa a.s. itu tidaklah keluar kecuali dari seseorang yang dikuatkan, dan dibimbing serta diutus dari sisi Allah. Dan bahwa apa yang dilakukannya itu tidak akan mampu dilakukan oleh manusia kecuali dengan seizin Allah.
Demikian pula halnya Isa a.s. Allah mengutusnya di masa ketenaran ilmu tabib dan pengobatan terhadap berbagai macam penyakit. Isa dapat meyembuhkan orang yang buta, orang yang berpenyakit supak, bahkan dapat menghidupkan orang yang telah mati dengan seizin Allah. Hal seperti itu tidak ada kaitannya dengan pengobatan dan obat-obatan. Maka sebagian dari mereka ada yang mengakui dan beriman bahwa Isa adalah hamba dan utusan Allah.
Di dalam sebuah hadis sahih, dari Nabi Saw., disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"مَا مِنْ نَبِيٍّ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ إِلَّا وَقَدْ أُوتِيَ مِنَ الْآيَاتِ مَا آمَنَ عَلَى مِثْلِهِ الْبَشَرُ، وَإِنَّمَا كَانَ الَّذِي أُوتِيتُهُ وَحْيًا أَوْحَاهُ اللَّهُ إِلَيَّ، فَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَكْثَرَهُمْ تَابِعًا
Tidak ada seorang nabi di antara nabi-nabi kecuali telah dianugerahi mukjizat yang semisal dengan apa yang sedang tenar di kalangan umatnya. Dan sesungguhnya apa yang diberikan kepadaku hanyalah berupa wahyu yang diturunkan oleh Allah kepadaku, maka aku berharap semoga akulah nabi yang paling banyak pengikutnya.
*******************
Firman Allah Swt.:
{بَلْ كَذَّبُوا بِمَا لَمْ يُحِيطُوا بِعِلْمِهِ وَلَمَّا يَأْتِهِمْ تَأْوِيلُهُ}
Yang sebenarnya mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna, padahal belum datang kepada mereka penjelasannya. (Yunus: 39)
Yakni sebenarnya mereka mendustakan Al-Qur'an, tidak memahaminya, serta tidak mau mengenalnya.
{وَلَمَّا يَأْتِهِمْ تَأْوِيلُهُ}
padahal belum datang kepada mereka penjelasannya. (Yunus: 39)
Artinya, mereka masih belum memahami hidayah dan agama yang benar yang terkandung di dalamnya, tetapi mereka terlanjur mendustakannya karena kebodohan dan kepandiran mereka sendiri.
{كَذَلِكَ كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ}
Demikianlah orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan, (rasul). (Yunus: 39)
Yaitu umat-umat yang terdahulu mendustakan Rasul-Nya.
{فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الظَّالِمِينَ}
Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim itu. (Yunus: 39)
Maksudnya, perhatikanlah bagaimana Kami binasakan mereka karena kedustaan mereka kepada rasul-rasul Kami secara aniaya, congkak, kafir, ingkar, dan bodoh. Maka hati-hatilah, hai orang-orang yang mendustakan rasul; kalian pasti akan tertimpa apa yang pernah menimpa mereka.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَمِنْهُمْ مَنْ يُؤْمِنُ بِهِ}
Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al-Qur'an. (Yunus: 40)
Di antara mereka yang engkau diutus kepada mereka, hai Muhammad, ada orang-orang yang beriman kepada Al-Qur'an ini dan mengikutimu serta beroleh manfaat dari risalah yang disampaikan olehmu.
وَمِنْهُمْ مَنْ لَا يُؤْمِنُ بِهِ
dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. (Yunus: 40)
Bahkan mereka mati dalam kekafirannya dan kelak akan dibangkitkan dalam keadaan kafir.
وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِالْمُفْسِدِينَ
Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan. (Yunus: 40)
Dia mengetahui siapa yang berhak mendapat hidayah, lalu diberi-Nya hidayah; dan Dia mengetahui siapa yang berhak sesat, lalu Dia menyesat­kannya. Dia Mahaadil dan tidak pernah zalim, bahkan Dia memberi kepada masing-masingnya sesuai dengan apa yang berhak ia terima. Mahasuci, Mahatinggi lagi Mahaagung Allah, tidak ada Tuhan selain Dia.
continue reading Yunus, ayat 37-40

Yunus, ayat 34-36

{قُلْ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ قُلِ اللَّهُ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ (34) قُلْ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ قُلِ اللَّهُ يَهْدِي لِلْحَقِّ أَفَمَنْ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ أَحَقُّ أَنْ يُتَّبَعَ أَمْ مَنْ لَا يَهِدِّي إِلا أَنْ يُهْدَى فَمَا لَكُمْ كَيْفَ (35) وَمَا يَتَّبِعُ أَكْثَرُهُمْ إِلا ظَنًّا إِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ (36) }
Katakanlah, "Apakah di antara sekutu-sekutu kalian ada yang dapat memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya (meng­hidupkannya) kembali?” Katakanlah, "Allah-lah yang memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali; maka bagaimanakah kalian dipalingkan (kepada menyembah yang selain Allah)?” Katakanlah, "Apakah di antara sekutu-sekutu kalian ada yang menunjukkan kepada kebenaran?” Katakanlah, "Allah-lah yang menunjuki kepada kebenaran." Maka apakah orang-orang yang menunjuki kepada kebenaran itu lebih berhak diikuti ataukah orang yang tidak dapat memberi petunjuk kecuali (bila) diberi petunjuk? Mengapa kalian (berbuat demikian)? Bagaimanakah kalian mengambil keputusan? Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali prasangka saja. Sesungguhnya per­sangkaan itu tidak sedikit pun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Ayat ini merupakan bantahan yang membatalkan apa yang mereka akui dalam penyembahan mereka kepada selain Allah yang mereka persekutukan dengan-Nya, yaitu berupa berhala-berhala dan tandingan-tandingan.
{قُلْ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ}
Katakanlah, "Apakah di antara sekutu-sekutu kalian ada yang dapat memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali?” (Yunus: 34)
Yakni siapakah yang memulai penciptaan langit dan bumi ini, kemudian mengadakan semua makhluk yang terdapat di antara keduanya, lalu menebarkan semua makhluk yang ada di langit dan di bumi. Dia pulalah yang menggantikan semua makhluk yang ada pada keduanya setelah semuanya binasa, kemudian Dia mengulangi kembali penciptaan-Nya, yakni ciptaan yang baru.
{قُلِ اللَّهُ}
Katakanlah, "Allah-lah.” (Yunus: 34)
Dialah yang berbuat semua itu, dan hanya Dia sendirilah yang melaku­kannya, tiada sekutu bagi-Nya.
{فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ}
maka bagaimanakah kalian dipalingkan? (Yunus: 34)
Artinya, bagaimana kalian dapat dipalingkan dari jalan yang benar hingga menempuh jalan yang batil?
{قُلْ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ قُلِ اللَّهُ يَهْدِي لِلْحَقِّ}
Katakanlah, "Apakah di antara sekutu-sekutu kalian ada yang menunjukkan kepada kebenaran?” Katakanlah, "Allah-lah yang menunjuki kepada kebenaran.” (Yunus: 35)
Dengan kata lain, kalian telah mengetahui bahwa sekutu-sekutu kalian itu tidak dapat memberikan petunjuk kepada orang yang sesat. Sesungguhnya yang dapat memberikan petunjuk kepada orang yang bimbang dan sesat dan yang dapat membolak-balikkan hati dari sesat hingga menjadi benar hanyalah Allah semata-mata, tidak ada Tuhan selain Dia.

{أَفَمَنْ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ أَحَقُّ أَنْ يُتَّبَعَ أَمَّنْ لَا يَهِدِّي إِلا أَنْ يُهْدَى}
Maka apakah orang yang menunjuki kepada kebenaran itu lebih berhak diikuti ataukah orang yang tidak dapat memberi petunjuk kecuali (bila) diberi petunjuk? (Yunus: 35)
Yaitu apakah lebih baik mengikuti hamba yang memberi petunjuk kepada kebenaran dan membukakan penglihatan sesudah buta, ataukah mengikuti orang yang tidak dapat memberi petunjuk apa pun kecuali dia sendiri mendapat petunjuk dari kebutaan dan ketubannya. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan di dalam firman Allah Swt. yang menceritakan perkataan Nabi Ibrahim a.s., yaitu:
{يَا أَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لَا يَسْمَعُ وَلا يُبْصِرُ وَلا يُغْنِي عَنْكَ شَيْئًا}
Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat menolong kamu sedikit pun. (Maryam: 42)
Dan perkataan Ibrahim lainnya yang disitir oleh firman-Nya:
{أَتَعْبُدُونَ مَا تَنْحِتُونَ وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُون}
Apakah kalian menyembah patung-patung yang kalian pahat itu? Padahal Allah-lah yang menciptakan kalian dan apa yang kalian perbuat itu.' (Ash-Shaffat: 95-96)
Serta masih banyak ayat lainnya yang semisal.
*******************
Firman Allah Swt.:
{فَمَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ}
Mengapa kalian (berbuat demikian)? Bagaimanakah kalian mengambil keputusan? (Yunus: 35)
Yakni apakah yang kalian lakukan sehingga akal kalian dikesampingkan? Mengapa kalian menyamakan antara Allah dan makhluk-Nya, lalu kalian meninggalkan Allah dan menyembah selain-Nya? Waraskah kalian ini? Mengapa kalian tidak mengesakan Allah Yang Maha Memiliki, Maha Menguasai lagi Maha Memberi Petunjuk dari kesesatan, yaitu dengan menyembah-Nya semata? Mengapa pula kalian tidak mengikhlaskan diri hanya kepada-Nya dalam berdoa dan memohon ampunan kepada-Nya.
Kemudian Allah Swt. menjelaskan bahwa mereka —dalam mengikuti agama mereka itu— sama sekali tidak berdasarkan kepada dalil ataupun bukti, melainkan hanya berdasarkan dugaan dari diri mereka sendiri, yakni berdasarkan ilusi dan bayangan mereka sendiri. Hal seperti itu tidak dapat menolong mereka barang sedikit pun.
{إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ}
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (Yunus: 36)
Di dalam ayat ini terkandung makna ancaman dan peringatan yang keras untuk mereka, karena Allah Swt. memberitahukan bahwa Dia kelak akan membalas perbuatan mereka itu dengan pembalasan yang sempurna.
continue reading Yunus, ayat 34-36

Yunus, ayat 31-33

 {قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ أَمْ مَنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الأمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَفَلا (31) فَذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمُ الْحَقُّ فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلا الضَّلالُ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ (32) كَذَلِكَ حَقَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ عَلَى الَّذِينَ فَسَقُوا أَنَّهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (33) }
Katakanlah, "Siapakah yang memberi rezeki kepada kalian dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab, "Allah.” Maka katakanlah, "Maka apakah kalian tidak bertakwa (kepada-Nya)?” Maka (Dzat yang demikian) itulah Allah Tuhan kalian yang sebenarnya; maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan, maka bagaimanakah kalian dipalingkan (dari kebenaran)?” Demikianlah telah tetap hukuman Tuhanmu terhadap orang-orang yang fasik, karena sesungguhnya mereka tidak beriman.
Allah Swt. mengemukakan hujah-Nya terhadap orang-orang musyrik, bahwa sebenarnya mereka mengakui akan keesaan Allah dan ketunggalan-Nya sebagai Tuhan Yang Maha Esa. Untuk itu, Allah Swt. berfirman:
{قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ}
Katakanlah, "Siapakah yang memberi rezeki kepada kalian dari langit dan bumi." (Yunus: 31)
Yakni siapakah yang menurunkan hujan dari langit dan menumbuhkan tanam-tanaman dari bumi. Bumi itu terbelah dengan kekuasaan dan kehendak-Nya, lalu keluarlah darinya biji-bijian, anggur, batang-batang pohon, zaitun, kurma, dan taman-taman yang subur serta buah-buahan dan rumput-rumputan; apakah ada Tuhan selain Allah? Mereka pasti menjawab bahwa yang melakukan semuanya itu adalah Allah. Sama halnya seperti yang dinyatakan dalam ayat lain:
{أَمَّنْ هَذَا الَّذِي يَرْزُقُكُمْ إِنْ أَمْسَكَ رِزْقَهُ}
Atau siapakah dia ini yang memberi kalian rezeki jika Allah menahan rezekiNya (Al Mulk- 21)
Adapun firman Allah Swt.:
{أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ}
atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan. (Yunus: 31)
Maksudnya. Dialah Allah yang telah memberikan kepada kalian indera pendengaran dan penglihatan. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia melenyapkannya dan mencabutnya dari kalian. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam firman Allah Swt.:
{قُلْ هُوَ الَّذِي أَنْشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ وَالأفْئِدَةَ قَلِيلا مَا تَشْكُرُونَ}
Katakanlah, "Dialah yang menciptakan kalian dan menjadikan bagi kalian pendengaran dan penglihatan.” (Al-Mulk: 23), hingga akhir ayat.
{قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَخَذَ اللَّهُ سَمْعَكُمْ وَأَبْصَارَكُمْ وَخَتَمَ عَلَى قُلُوبِكُمْ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِهِ}
Katakanlah, "Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan kalian.” (Al-An'am: 46)
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ}
dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yunus: 31)
Yakni berkat kekuasaan-Nya Yang Mahabesar dan karunia-Nya yang menyeluruh. Dalam pembahasan terdahulu telah disebutkan adanya perbedaan pendapat mengenai hal ini dan bahwa makna ayat ini bersifat umum mencakup semuanya.
Firman Allah Swt.:
{وَمَنْ يُدَبِّرُ الأمْرَ}
dan siapakah yang mengatur segala urusan. (Yunus: 31)
Yakni siapakah yang memiliki kekuasaan atas segala sesuatu serta yang memilikinya; dan yang memberikan perlindungan, sedangkan Dia tidak memerlukan perlindungan. Siapakah pula yang mengatur dan yang memutuskan hukum tanpa ada akibat pertanyaan bagi keputusan hukum­Nya; serta tiada yang menanyakan tentang apa yang diperbuat-Nya, sedangkan mereka akan dimintai pertanggungjawabannya? Seperti yang disebutkan dalam ayat lainnya, yaitu:
{يَسْأَلُهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ}
Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminia kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan. (Ar-Rahman: 29)
Seluruh alam semesta —baik yang di atas maupun yang di bawah— serta semua yang ada pada keduanya dari kalangan malaikat, manusia, dan jin berhajat kepada-Nya, sebagai hamba-hamba-Nya dan tunduk kepada-Nya.
{فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ}
Maka mereka pasti menjawab, "Allah." (Yunus: 31)
Yakni mereka mengetahui hal tersebut dan mengakuinya.
*******************
Firman Allah Swt.:
{فَقُلْ أَفَلا تَتَّقُونَ}
Maka apakah kalian tidak bertakwa (kepada-Nya). (Yunus: 31)
Yakni apakah kalian tidak takut kepada Allah bila kalian menyembah Dia dengan selain-Nya atas dasar pendapat kalian sendiri yang bodoh.
*******************
Firman Allah Swt.:
{فَذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمُ الْحَقُّ فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلا الضَّلالُ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ}
Maka (Dzat yang demikian) itulah Allah, Tuhan kalian yang sebenarnya. (Yunus: 32). hingga akhir ayat.
Yaitu Tuhan yang kalian akui sebagai pelaku dari kesemuanya itu adalah Rabb dan Tuhan kalian yang sebenarnya. Dialah yang berhak diesakan dalam ibadah kalian.
{فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلا الضَّلالُ}
maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. (Yunus: 32)
Artinya, semua sembahan yang selain-Nya adalah batil, tidak ada Tuhan selain Dia, Maha Esa lagi tidak ada sekutu bagi-Nya.
{فَأَنَّى تُصْرَفُونَ}
bagaimanakah kalian dipalingkan (dari kebenaran)? (Yunus: 32)
Maksudnya, mengapa kalian dipalingkan dari menyembah-Nya, lalu kalian menyembah selain-Nya, padahal kalian mengetahui bahwa Dialah Tuhan yang menciptakan segala sesuatu dan yang mengatur segala sesuatu.
*******************
Firman Allah Swt.:
{كَذَلِكَ حَقَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ عَلَى الَّذِينَ فَسَقُوا أَنَّهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ}
Demikianlah telah tetap hukuman Tuhanmu terhadap orang-orang yang fasik. (Yunus: 33), hingga akhir ayat.
Yakni seperti halnya telah kafir orang-orang musyrik dan berkelanjutan dalam kemusyrikannya serta penyembahannya kepada selain Allah, padahal mereka mengakui bahwa Allah-lah yang menciptakan, yang memberi rezeki lagi yang mengatur keadaan semesta alam ini. dan Dialah semata yang mengutus rasul-rasul-Nya dengan membawa ajaran tauhid. Karena itulah telah pasti atas mereka ketetapan dari Allah, bahwa mereka adalah orang-orang yang celaka dan termasuk penghuni neraka yang tetap. Ayat ini semakna dengan firman-Nya:
{قَالُوا بَلَى وَلَكِنْ حَقَّتْ كَلِمَةُ الْعَذَابِ عَلَى الْكَافِرِينَ}
Mereka menjawab, "Benar (telah datang).” Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir. (Az-Zumar: 71)
continue reading Yunus, ayat 31-33

Yunus, ayat 28-30

{وَيَوْمَ نَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا ثُمَّ نَقُولُ لِلَّذِينَ أَشْرَكُوا مَكَانَكُمْ أَنْتُمْ وَشُرَكَاؤُكُمْ فَزَيَّلْنَا بَيْنَهُمْ وَقَالَ شُرَكَاؤُهُمْ مَا كُنْتُمْ إِيَّانَا تَعْبُدُونَ (28) فَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ إِنْ كُنَّا عَنْ عِبَادَتِكُمْ لَغَافِلِينَ (29) هُنَالِكَ تَبْلُو كُلُّ نَفْسٍ مَا أَسْلَفَتْ وَرُدُّوا إِلَى اللَّهِ مَوْلاهُمُ الْحَقِّ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَفْتَرُونَ (30) }
(Ingatlah) suatu hari (ketika itu) Kami mengumpulkan mereka semuanya, kemudian Kami berkata kepada orang-orang yang mempersekutukan Tuhan "Tetaplah kalian dan sekutu-sekutu kalian di tempat kalian itu.” Lalu Kami pisahkan mereka dan berkatalah sekutu-sekutu mereka, "Kalian sekali-kali tidak pernah menyembah kami. Dan cukuplah Allah menjadi saksi antara kami dengan kalian, bahwa kami tidak tahu-menahu tentang penyembahan kalian (kepada kami).” Di tempat itu (Padang Mahsyar), tiap-tiap diri merasakan pembalasan dari apa yang telah dikerjakannya dahulu; dan mereka dikembalikan kepada Allah — Pelindung mereka yang sebenarnya— dan lenyaplah dari mereka apa yang mereka ada-adakan.
Firman Allah Swt.:
{وَيَوْمَ نَحْشُرُهُمْ}
(Ingatlah) suatu hari (ketika itu) Kami mengumpulkan mereka. (Yunus: 28)
Yakni semua penduduk bumi dari kalangan jin dan manusia, baik yang bertakwa maupun yang durhaka; sama halnya dengan yang disebutkan oleh ayat lain melalui firman-Nya:
{وَحَشَرْنَاهُمْ فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَدًا}
dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka. (Al-Kahfi: 47)
Firman Allah Swt.:
{ثُمَّ نَقُولُ لِلَّذِينَ أَشْرَكُوا مَكَانَكُمْ أَنْتُمْ وَشُرَكَاؤُكُمْ}
kemudian Kami berkata kepada orang-orang yang mempersekutu­kan (Tuhan). (Yunus: 28), hingga akhir ayat.
"Tetaplah kalian bersama mereka di suatu tempat yang tertentu, dan memisahlah kalian dari orang-orang mukmin." Sama halnya dengan yang disebutkan oleh firman-Nya:
{وَامْتَازُوا الْيَوْمَ أَيُّهَا الْمُجْرِمُونَ}
Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir), "Berpisahlah kalian (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, hai orang-orang yang berbuat jahat." (Yasin: 59)
{وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ يَوْمَئِذٍ يَتَفَرَّقُونَ}
Dan pada hari terjadinya kiamat, di hari itu mereka (manusia) bergolong-golongan. (Ar-Rum: 14)
Dan dalam ayat lainnya lagi disebutkan oleh firman-Nya:
{يَوْمَئِذٍ يَصَّدَّعُونَ}
Pada hari itu mereka terpisah-pisah. (Ar-Rum: 43)
Yakni mereka menjadi terpisah-pisah. Hal ini terjadi bila Tuhan datang untuk memutuskan peradilan di antara mereka. Sebelum itu orang-orang mukmin meminta syafaat kepada Allah Swt. agar Dia datang untuk memutuskan perkara dan membebaskan mereka dari Padang Mahsyar yang menyengsarakan itu.
Di dalam suatu hadis disebutkan:
"نَحْنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ على كَوْم فوق الناس.
Kami pada hari kiamat berada di atas bukit di atas semua manusia.
Melalui ayat ini Allah menceritakan bahwa di hari kiamat kelak Dia berseru kepada orang-orang musyrik dan berhala-berhala mereka, yaitu:
{مَكَانَكُمْ أَنْتُمْ وَشُرَكَاؤُكُمْ فَزَيَّلْنَا بَيْنَهُمْ وَقَالَ شُرَكَاؤُهُمْ مَا كُنْتُمْ إِيَّانَا تَعْبُدُونَ}
Tetaplah kalian dan sekutu-sekutu kalian di tempat kalian itu. Lalu Kami pisahkan mereka. Yunus: 28 , hingga akhir ayat.
Lalu sekutu-sekutu itu mengingkari penyembahan mereka dan berlepas diri dari penyembahan mereka, seperti yang disebutkan oleh ayat lain melalui firman-Nya:
{ [كَلا] سَيَكْفُرُونَ بِعِبَادَتِهِمْ وَيَكُونُونَ عَلَيْهِمْ ضِدًّا} الْآيَةَ.
sekali-kali tidak. Kelak mereka (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya. (Maryam: 82). hingga akhir ayat.
{إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا}
(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya. (Al-Baqarah: 166)
{وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَنْ لَا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُونَ وَإِذَا حُشِرَ النَّاسُ كَانُوا لَهُمْ أَعْدَاءً وَكَانُوا بِعِبَادَتِهِمْ كَافِرِينَ}
Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenan­kan (doa)nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka? Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat), niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka. (Al-Ahqaf: 5-6), hingga akhir ayat.
Firman Allah Swt. dalam ayat surat ini menceritakan perkataan sekutu-sekutu itu dalam jawabannya terhadap pengakuan yang diutarakan oleh para pemujanya, yaitu:
{فَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ إِنْ كُنَّا عَنْ عِبَادَتِكُمْ لَغَافِلِينَ}
Maka cukuplah Allah menjadi saksi antara kami dengan kalian (Yunus: 29), hingga akhir ayat.
Dengan kata lain, kami tidak merasakan adanya penyembahan kalian kepada kami dan kami tidak mengetahuinya; karena sesungguhnya kalian menyembah kami hanyalah di saat kami tidak mengetahui apa yang kalian perbuat. Maka cukuplah Allah sebagai saksi antara kami dan kalian, bahwa kami sekali-kali tidak pernah menyeru kalian untuk menyembah kami, tidak pernah pula kami memerintahkan kepada kalian untuk itu, tidak pula kami rela bila kalian melakukannya terhadap kami.
Di dalam kandungan makna ayat ini terkandung pengertian kecaman yang keras terhadap orang-orang musyrik, yaitu mereka yang me­nyembah Allah dengan yang lain-Nya, padahal selain Allah itu tidak dapat mendengar, tidak dapat melihat, dan tidak dapat membela dirinya dari mereka barang sedikit pun. Allah sama sekali tidak memerintahkan mereka untuk melakukan persekutuan itu, tidak meridainya, tidak pula menghendakinya. Bahkan sembahan-sembahan itu sendiri berlepas diri dari perbuatan mereka di saat mereka sangat memerlukan pengakuannya.
Mereka meninggalkan penyembahan kepada Tuhan Yang Maha-hidup lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya, lagi Maha Mendengar, Maha Melihat, Mahakuasa atas segala sesuatu, dan Maha Mengetahui segala sesuatu. Dia telah mengutus rasul-rasul-Nya dan menurunkan kitab-kitab-Nya yang isinya memerintahkan penyembahan kepada-Nya semata, tiada sekutu bagi-Nya; dan Dia melarang penyembahan kepada selain-Nya, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
{وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلالَةُ}
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Tagut itu." Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. (An-Nahl: 36)
{وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاعْبُدُونِ}
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, "Bahwasannya tidak ada Tuhan melainkan Aku. maka sembahlah oleh kalian akan Aku.” (Al-Anbiya: 25)
{وَاسْأَلْ مَنْ أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رُسُلِنَا أَجَعَلْنَا مِنْ دُونِ الرَّحْمَنِ آلِهَةً يُعْبَدُونَ}
Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum kamu, "Adakah Kami menentukan tuhan-tuhan untuk disembah selain Allah Yang Maha Pemurah?” (Az-Zukhruf: 45)
Orang-orang musyrik itu bermacam-macam golongannya, mereka terdiri atas berbagai golongan. Allah telah menyebutkan mereka di dalam Kitab­Nya, juga menjelaskan sepak terjang serta ucapan-ucapan mereka, dan Allah menjawab mereka dengan jawaban yang mematahkan semua alasan mereka.
*******************
Firman Allah Swt.:
{هُنَالِكَ تَبْلُو كُلُّ نَفْسٍ مَا أَسْلَفَتْ}
Di tempat itu (Padang Mahsyar) tiap-tiap diri merasakan pem­balasan dari apa yang telah dikerjakannya dahulu. (Yunus: 30)
Yakni di Padang Mahsyar tempat mereka berhenti menjalani hisab di hari kiamat, setiap diri diuji dan mengetahui semua amal perbuatan yang telah dikerjakannya dahulu, amal baik dan amal buruknya. Ayat ini sama dengan yang disebutkan oleh firman-Nya:
{يَوْمَ تُبْلَى السَّرَائِرُ}
Pada hari ditampakkan segala rahasia. (Ath-Thariq: 9)

{يُنَبَّأُ الإنْسَانُ يَوْمَئِذٍ بِمَا قَدَّمَ وَأَخَّرَ}
Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya. (Al-Qiyamah: 13)
{وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا يَلْقَاهُ مَنْشُورًا اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا}
Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya dengan terbuka, "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu.” (Al-Isra: 13-14)
Sebagian ulama ada yang telah membacanya dengan bacaan berikut:
{هُنَالِكَ تَتْلُو كُلُّ نَفْسٍ مَا أَسْلَفَتْ}
Di tempat itu (Padang Mahsyar) tiap-tiap diri membaca dari apa yang telah dikerjakannya dahulu. (Yunus: 30)
Sebagian ulama menafsirkannya dengan pengertian membaca (yakni buku catatan amal perbuatannya). Sedangkan sebagian ulama lain menafsirkannya dengan pengertian 'mengikuti', yakni mengikuti amal baik dan amal buruk yang telah dikerjakannya. Dan sebagian ulama lainnya lagi menafsirkannya dengan hadis yang mengatakan:
"تَتْبَعُ كُلُّ أُمَّةٍ مَا كَانَتْ تعبد، فيتبع من كَانَ يَعْبُدُ الشَّمْسَ الشَّمْسَ، وَيَتْبَعُ مَنْ كَانَ يَعْبُدُ الْقَمَرَ الْقَمَرَ، وَيَتْبَعُ مَنْ كَانَ يَعْبُدُ الطَّوَاغِيتَ الطَّوَاغِيتَ"
Sungguh setiap umat akan mengikuti apa yang biasa disembahnya. Maka orang yang menyembah matahari akan menyikuti matahari, orang yang menyembah bulan akan mengikuti bulan, dan orang yang dulunya menyembah Tagut akan mengikuti Tagut, hingga akhir hadis.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَرُدُّوا إِلَى اللَّهِ مَوْلاهُمُ الْحَقِّ}
dan mereka dikembalikan kepada Allah, Pelindung mereka yang sebenarnya. (Yunus: 30)
Artinya, semua urusan dikembalikan kepada Allah, Hakim Yang Mahaadil. Maka Dialah yang akan memutuskannya dan memasukkan ahli surga ke dalam surga dan ahli neraka ke dalam neraka.
{وَضَلَّ عَنْهُمْ}
dan lenyaplah dari mereka. (Yunus: 30)
Yakni lenyaplah dari orang-orang musyrik itu.
{مَا كَانُوا يَفْتَرُونَ}
apa yang mereka ada-adakan. (Yunus: 30)
Maksudnya, segala sesuatu yang dahulu mereka sembah selain Allah sebagai kedustaan yang mereka ada-adakan terhadap Allah.
continue reading Yunus, ayat 28-30

Yunus, ayat 27

{وَالَّذِينَ كَسَبُوا السَّيِّئَاتِ جَزَاءُ سَيِّئَةٍ بِمِثْلِهَا وَتَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ مَا لَهُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ عَاصِمٍ كَأَنَّمَا أُغْشِيَتْ وُجُوهُهُمْ قِطَعًا مِنَ اللَّيْلِ مُظْلِمًا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (27) }
Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan (mendapat) balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dari (azab) Allah, seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gulita. Mereka itulah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
Setelah Allah menceritakan perihal orang-orang yang berbahagia, yaitu mereka yang dilipatgandakan amal-amal baiknya dan diberi tambahan selain dari itu, maka Allah mengiringinya dengan kisah tentang orang-orang yang celaka.
Melalui ayat ini Allah menyebutkan perihal keadilan-Nya terhadap mereka, dan bahwa Dia memberikan balasan kejahatan mereka dengan pembalasan yang setimpal tanpa dilebihkan dan tanpa dilipatgandakan.
وَتَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ
dan mereka ditutupi oleh kehinaan. (Yunus: 27)
Yakni kehinaan menyelimuti diri mereka karena perbuatan maksiat mereka dan karena ketakutan mereka terhadap perbuatan maksiatnya sendiri, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{وَتَرَاهُمْ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا خَاشِعِينَ مِنَ الذُّلِّ يَنْظُرُونَ مِنْ طَرْفٍ خَفِيٍّ}
Dan kamu akan melihat mereka dihadapkan ke neraka dalam ke­adaan tunduk karena (merasa) hina. (Asy-Syura: 45), hingga akhir ayat.
{وَلا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الأبْصَارُ * مُهْطِعِينَ مُقْنِعِي رُءُوسِهِمْ لَا يَرْتَدُّ إِلَيْهِمْ طَرْفُهُمْ وَأَفْئِدَتُهُمْ هَوَاءٌ * وَأَنْذِرِ النَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيهِمُ الْعَذَاب}
Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak, mereka datang bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mengangkat kepalanya. (Ibrahim: 42-43). hingga akhir ayat.
*******************
Adapun firman Allah Swt.:
{مَا لَهُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ عَاصِمٍ}
Tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dari (azab) Allah. (Yunus: 27)
Artinya, tiada pelindung dan tiada pembela yang menyelamatkan mereka dari azab Allah. Ayat ini semakna dengan yang disebutkan oleh firman-Nya:
  {يَقُولُ الإنْسَانُ يَوْمَئِذٍ أَيْنَ الْمَفَرُّ * كَلا لَا وَزَرَ * إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمُسْتَقَرُّ}
Pada hari itu manusia berkata, "Ke mana tempat lari?” Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung! Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali. (Al-Qiyamah: 10-12)
*******************
Firman Allah Swt.:
{كَأَنَّمَا أُغْشِيَتْ وُجُوهُهُمْ قِطَعًا مِنَ اللَّيْلِ مُظْلِمًا}
Seakan-akan muka mereka ditutupi. (Yunus: 27), hingga akhir ayat.
Hal ini menceritakan tentang hitamnya wajah mereka kelak di hari kemudian, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lainnya, yaitu:
{يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ فَأَمَّا الَّذِينَ اسْوَدَّتْ وُجُوهُهُمْ أَكَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ * وَأَمَّا الَّذِينَ ابْيَضَّتْ وُجُوهُهُمْ فَفِي رَحْمَةِ اللَّهِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ}
Pada hari yang di waktu itu ada muka yang menjadi putih berseri, ada pula muka yang menjadi hitam muram. Adapun orang-orang yang menjadi hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan ”Mengapa kalian kafir sesudah kalian beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiran kalian itu.”Adapun orang-orang yang menjadi putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga), mereka kekal di dalamnya. (Ali Imran: 106-107)
{وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ مُسْفِرَةٌ ضَاحِكَةٌ مُسْتَبْشِرَةٌ وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ عَلَيْهَا غَبَرَةٌ تَرْهَقُهَا قَتَرَةٌ أُولَئِكَ هُمُ الْكَفَرَةُ الْفَجَرَةُ}
Banyak muka pada hari itu berseri-seri, tertawa, dan gembira ria; dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu ('Abasa: 38-40)
continue reading Yunus, ayat 27

Yunus, ayat 26

{لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ وَلا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلا ذِلَّةٌ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (26) }
Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.
Allah Swt. memberitahukan pahala bagi orang yang berbuat baik dalam amalnya selama di dunia ini, yaitu beriman dan beramal saleh, bahwa mereka mendapat balasan yang baik di negeri akhirat nanti. Perihalnya sama dengan yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{هَلْ جَزَاءُ الإحْسَانِ إِلا الإحْسَانُ}
Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). (Ar-Rahman: 60)
Adapun firman Allah Swt.:
{وَزِيَادَة}
dan tambahannya. (Yunus: 26)
Maksudnya, pahala amal yang baik itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat kebaikan sampai dengan tujuh ratus kali lipat, bahkan lebih dari itu. Balasan kebaikan itu mencakup semua kenikmatan yang diberikan oleh Allah kepada ahli surga di dalam surga, berupa gedung-gedung, bidadari-bidadari yang bermata jeli, rida Allah kepada mereka, dan apa yang disimpan oleh Allah buat mereka berupa hal-hal yang menyejukkan hati dan pandangan mata. Dan yang paling utama di antara semua nikmat surgawi itu ialah memandang kepada Zat Allah Swt. Yang Mahamulia. Sesungguhnya nikmat ini jauh lebih besar daripada semua yang telah diberikan oleh Allah kepada mereka; mereka sebenarnya tidak berhak mendapatkannya karena amal perbuatan mereka, melainkan berkat kemurahan dan rahmat dari Allah semata.
Sehubungan dengan tafsir makna ayat ini yang diinterpretasikan dengan pengertian memandang Zat Allah Yang Mahamulia, telah diriwayatkan dari Abu Bakar As-Siddiq, Huzaifah ibnul Yaman, Abdullah ibnu Abbas, Sa'id ibnul Musayyab, Abdur Rahman ibnu Abu Laila, Abdur Rahman ibnu Basit, Mujahid, Ikrimah, Amir ibnu Sa'd, Ata, Ad-Dahhak, Al-Hasan, Qatadah, As-Saddi, Muhammad ibnu Ishaq, dan lain-lainnya dari kalangan ulama Salaf dan Khalaf.
Sehubungan dengan hal ini, banyak hadis yang diriwayatkan dari Nabi Saw yang menerangkannya, antara lain diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Disebutkan bahwa:
حَدَّثَنَا عَفَّانُ، أَخْبَرَنَا حَمَّادِ بْنِ سَلَمَةَ، عَنْ ثَابِتٍ البُناني، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنْ صُهَيْبٍ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَلَا هَذِهِ الْآيَةَ: {لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ} وَقَالَ: "إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ، وَأَهْلُ النَّارِ النَّارَ، نَادَى مُنَادٍ: يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ، إِنَّ لَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ مَوْعِدًا يُرِيدُ أَنْ يُنْجِزَكُمُوه. فَيَقُولُونَ: وَمَا هُوَ؟ أَلَمْ يُثقِّل مَوَازِينَنَا، وَيُبِيِّضْ وُجُوهَنَا، وَيُدْخِلْنَا الْجَنَّةَ، وَيُزَحْزِحْنَا مِنَ النَّارِ؟ ". قَالَ: "فَيَكْشِفُ لَهُمُ الْحِجَابَ، فَيَنْظُرُونَ إِلَيْهِ، فَوَاللَّهِ مَا أَعْطَاهُمُ اللَّهُ شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنَ النَّظَرِ إِلَيْهِ، وَلَا أَقَرَّ لِأَعْيُنِهِمْ"
telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Sabit Al-Bannani, dari Abdur Rahman ibnu Abu Laila, dari Suhaib r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. membaca ayat berikut, yaitu firman-Nya: Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. (Yunus: 26) Lalu beliau Saw. bersabda: Apabila ahli surga telah masuk surga dan ahli neraka telah masuk neraka, maka ada suara yang menyerukan, "Hai ahli surga, sesungguhnya Allah telah menjanjikan suatu janji kepada kalian, sekarang Dia hendak menunaikannya kepada kalian. Mereka berkata, "Apakah itu? Bukankah Dia telah memberatkan timbangan-timbangan amal kami, bukankah Allah telah membuat wajah kami menjadi putih dan memasukkan kami ke dalam surga serta menyelamatkan kami dari neraka?” Dilanjutkan bahwa lalu Allah membuka hijab-Nya bagi mereka, maka mereka dapat memandang kepada Allah. Demi Allah, Allah belum pernah memberikan suatu nikmat yang lebih mereka sukai daripada memandang Dzat-Nya, dan tidak (pula) lebih menyenangkan mata (hati) mereka (selain dari memandang kepada Dzat Allah).
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Muslim dan sejumlah orang dari kalangan para imam melalui hadis Hammad ibnu Salamah dengan sanad yang sama.
قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ: أَخْبَرَنَا يُونُسُ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ: أَخْبَرَنَا شَبِيبٌ، عَنْ أَبَانٍ عَنْ أَبِي تَمِيمَة الهُجَيْمي؛ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا مُوسَى الْأَشْعَرِيَّ يُحَدِّثُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مُنَادِيًا يُنَادِي: يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ -بصَوْت يُسْمعُ أوَّلهم وَآخِرَهُمْ -: إِنَّ اللَّهَ وَعْدَكُمُ الْحُسْنَى وَزِيَادَةً، الْحُسْنَى: الْجَنَّةُ. وَزِيَادَةٌ: النَّظَرُ إِلَى وَجْهِ الرَّحْمَنِ عَزَّ وَجَلَّ".
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Yunus, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, dan telah menceritakan kepadaku Syabib, dari Aban, dari Abu Tamimah Al-Hijaimi, bahwa ia pernah mendengar Abu Musa Al-Asy'ari menceritakan hadis berikut dari Rasulullah Saw.: Sesungguhnya Allah pada hari kiamat nanti memerintahkan juru penyeru untuk menyerukan, "Hai penduduk surga —dengan suara yang dapat didengar oleh mereka semua dari awal hingga akhirnya—, sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian pahala yang terbaik dan tambahannya. Pahala yang terbaik adalah surga, sedangkan tambahannya ialah memandang kepada Dzat Tuhan Yang Maha Pemurah.”
Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkannya pula melalui hadis Abu Bakar Al-Huzali, dari Abu Tamimah Al-Hujaimi, dengan sanad yang sama.
Ibnu Jarir mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnul Mukhtar, dari Ibnu Juraij, dari Ata, dari Ka'b ibnu Ujrah. dari Nabi Saw. sehubungan dengan firman-Nya: Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. (Yunus: 26) Nabi Saw. bersabda: (Tambahannya ialah) memandang kepada Zat Allah Swt.
Ibnu Jarir mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepada kami Ibnu Abdur Rahim, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Abu Salamah, bahwa ia pernah mendengar Zahir mengatakan dari orang yang mendengarnya dari Abul Aliyah, telah menceritakan kepada kami Ubay ibnu Ka'b, bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah Saw. mengenai firman Allah Swt. berikut: Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (Yunus: 26) Nabi Saw. bersabda: Pahala yang terbaik adalah surga, sedangkan tambahannya ialah memandang kepada Zat Allah Swt.
Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya pula melalui hadis Zuhair dengan sanad yang sama.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَلا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ}
Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam. (Yunus: 26)
Yakni kegelapan dan kehitaman di Padang Mahsyar, seperti yang dialami oleh orang-orang kafir lagi pendurhaka, maka wajah mereka hitam lagi kotor oleh debu yang hitam.
{وَلا ذِلَّةٌ}
dan tidak (pula) kehinaan. (Yunus: 26)
Maksudnya, kehinaan dan diremehkan. Dengan kata lain, keadaan mereka —baik lahir maupun batinnya— tidak terkena kehinaan, bahkan keadaan mereka adalah seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat yang lain melalui firman-Nya:
{فَوَقَاهُمُ اللَّهُ شَرَّ ذَلِكَ الْيَوْمِ وَلَقَّاهُمْ نَضْرَةً وَسُرُورًا}
Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. (Al-Insan: 11)
Yaitu kesegaran dalam wajah mereka dan kegembiraan dalam kalbu mereka. Semoga Allah menjadikan kita termasuk golongan mereka berkat kemurahan dan rahmat-Nya, amin.
continue reading Yunus, ayat 26

Daftar Ayat Al-Qur'an